وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Cerita Prof. Dr. Moh. Mahfud MD .
SAYA terperangah dan takjub ketika pada Selasa, 16 Januari 2018, kemarin seorang advokat di Nagoya (Jepang) menjawab pertanyaan saya sambil terheran-heran. Saat itu saya bersama Zainal Arifin Mochtar (Uceng) dari Fakultas Hukum UGM diundang makan siang oleh pimpinan ASEAN Nagoya Club (ANC) di sebuah restoran di Nagoya. ANC adalah sebuah komunitas pebisnis untuk kawasan ASEAN yang berkedudukan di Nagoya. Mungkin karena saya dan Uceng berprofesi sebagai dosen di bidang hukum, pihak tuan rumah membawa seorang advokat, Junya Haruna, dan seorang guru besar hukum konstitusi dari Nagoya University, Prof Shimada.
Dengan maksud mengobrol masalah yang ringan-ringan saja, saya bertanya kepada Junya Haruna, “Seberapa banyak kasus penyuapan terhadap hakim yang terjadi di Jepang?” Haruna terperanjat dan tampak heran atas pertanyaan itu. Dia mengatakan, sepanjang kariernya dia tidak pernah mendengar ada hakim dicurigai menerima suap di Jepang. “Terpikir pun tidak pernah.”
Di Jepang, kata Haruna, masyarakat percaya bahwa hakim tidak mau disuap. Di sana hakim sangat dihormati dan dimuliakan karena integritasnya. “Apakah Anda percaya pada semua putusan hakim yang juga mengalahkan Anda dalam menangani perkara?” tanya saya. Haruna menjawab, semua putusan hakim diterima dan dipercaya sebagai putusan yang dikeluarkan sesuai dengan kebenaran posisi hukum yang diyakini oleh hakim.
“Di sini tidak pernah ada kecurigaan hakim disuap. Seumpama pun kami kalah dan tidak sependapat dengan putusan hakim, paling jauh kami hanya mengira hakim kurang menguasai dalam satu kasus yang spesifik dan rumit atau kamilah yang kurang bisa meyakinkan hakim dalam berargumen dan mengajukan bukti di pengadilan. Tak pernah terpikir, hakim kok memutus karena disuap,” tambah Haruna.
Ketika Haruna mau bertanya balik tentang Indonesia, saya segera membelokkan pembicaraan. Saya bilang restoran tempat kita lunch sangat indah dikelilingi oleh kebun bunga yang memancing selera makan, termasuk bunga sakura dan pohon-pohon yang seperti dibonsai dengan begitu harmonis. Lalu saya mengajak berfoto.
Saya lihat Uceng segera berpatut-patut mengangkat kameranya yang canggih dan mengomando kami agar ambil posisi untuk foto bersama. Uceng membantu saya dengan gaya seperti pemotret profesional. Pembelokan pokok pembicaraan pun berhasil digiring oleh Uceng.
Sengaja saya belokkan pembicaraan tentang “penyuapan hakim” itu karena saya takut ditanya balik dan harus bercerita jujur tentang hukum, hakim, pengacara, dan penegakan hukum di Indonesia. Tak mungkin bisa keluar dari mulut saya cerita tentang betapa buruknya penegakan hukum di Indonesia. Apalagi saat itu saya baru berusaha meyakinkan pimpinan ANC bahwa aturan hukum di Indonesia sangat kondusif untuk berinvestasi.
Saya memang berbicara, aturan hukum (legal substance) di Indonesia sudah cukup bagus untuk investasi. Tetapi saya tidak berani berbicara penegakan hukum oleh aparat (legal structure) dan budaya hukum (legal culture).
Bisa malu kalau saya harus berbicara keadaan Indonesia tentang itu. Bayangkanlah, saya harus bercerita, hakim-hakim di Indonesia bukan hanya dicurigai tetapi benar-benar banyak yang digelandang ke penjara karena penyuapan.
Saya akan malu juga, misalnya, kalau harus bercerita bahwa di Indonesia banyak pengacara tersandung kasus karena menyuap atau berusaha menyuap hakim. Tak mungkin saya bercerita bahwa banyak pengacara di Indonesia yang tidak mengandalkan kompetensi dalam profesi hukum, tetapi hanya melatih dirinya untuk melobi aparat penegak hukum atau menggunakan posisi politik agar perkaranya dimenangkan dengan imbalan uang.
Belum lagi ada cerita-cerita bahwa calon pengacara yang magang (latihan mencari pengalaman) kepada pengacara senior justru tugas pertamanya adalah disuruh mengantar uang kepada hakim, jaksa, atau polisi dan yang bersangkutan harus memastikan penyerahan suap itu aman adanya.
Begitu juga takkan bisa keluar jawaban dari mulut saya kalau ditanya apakah di Indonesia ada jaksa atau polisi yang dihukum karena penyuapan dan rekayasa perkara? Akan malu saya sebagai anak bangsa jika menjawab itu dengan jujur tetapi akan berdosa saya sebagai muslim jika saya menjawab dengan berbohong. Kita memang mempunyai budaya sendiri sebagai bangsa, tetapi tidak salahkah kalau dalam soal berhukum kita meniru Jepang.
Awal 2014, selepas menjadi ketua MK, saya diundang menjadi tamu oleh Kementerian Luar Negeri Jepang di Tokyo. Saat saya tiba di sana, sedang gencar berita dan kampanye untuk pemilihan gubernur Tokyo.
Apa ada penggantian gubernur? Ya, tetapi bukan berdasar jadwal normal, melainkan karena Gubernur Inosi, pejabat yang definitif, mengundurkan diri.
Mengapa mengundurkan diri? Karena sang gubernur diberitakan meminjam uang tanpa jaminan ke sebuah rumah sakit besar dan oleh pers itu dicurigai untuk mendanai kampanye politiknya. Karena pinjaman itu tanpa jaminan, pers menduga Inosi nanti akan memberikan imbalan dalam bentuk, mungkin, korupsi politik
Jadi, sang gubernur mengundurkan diri karena malu saat dicurigai akan (baru dicurigai: akan) menggunakan jabatannya untuk melakukan korupsi politik. Eloknya lagi, sekitar seminggu setelah saya pulang dari Jepang awal 2014 itu seorang pegawai dari Kedutaan Besar Jepang di Jakarta datang kepada saya mengantarkan uang Rp120.000 (seratus dua puluh ribu rupiah). Untuk apa?
“Waktu check in untuk kembali ke Indonesia kemarin, di bandara, Bapak membayar airport tax sendiri. Bapak tamu pemerintah, jadi harus kami yang menanggung semua,” jawab pegawai dari Kedubes Jepang itu.
Wuih, saya sudah diundang ke Jepang dengan fasilitas mewah, soal uang seratus dua puluh ribu rupiah pun masih diantarkan kepada saya. “Duh, kok repot-repot ngantar uang Rp120.000 ke sini? Kalau naik taksi pulang-pergi dari kantor Anda ke sini sudah lebih dari Rp200.000,“ kata saya. Apa jawab petugas itu? “Itu peraturan di kantor kami. Kami harus mematuhi semua peraturan tanpa menambah atau mengurangi,” jawabnya.
Jepang adalah anggota Kelompok Negara G-7, salah satu dari tujuh negara termaju di dunia. Budaya hukumnya sangat indah, peraturan sesederhana apa pun ditaati. Inilah rasanya yang lebih pas menjadi budaya Pancasila.
“Berapa puluh tahun lagi kita bisa berhukum seperti itu, Prof?” kata Uceng saat kami keluar dari jamuan makan siang Selasa lalu itu. “Nanti diskusikan di Jakarta saja,” jawab saya.
by: Moh Mahfud MD
1. Ketua Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara (APHTN-HAN);
2. Ketua MK (2008-2013);
(poe)
Sahabat,
Karena masih dalam suasana Idul Fitri, kami, keluarga kecil @NegeriPelangi, mengucapkan :
"Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Ja’alanallaahu minal aidin wal faizin" "Semoga Allah menerima amal-amal kami dan kamu, puasa kami dan kamu. Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang yang menang."
Semoga segala kebaikan yang sudah kita latih selama Ramadhan, diantaraya lebih mendekatkan diri, lebih memahami Al-Quran, dapat kita lanjutkan di 11 bulan yang akan datang.
Sahabat,
Karena masih dalam suasana Idul Fitri, kami, keluarga kecil @NegeriPelangi, mengucapkan :
"Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Ja’alanallaahu minal aidin wal faizin"
"Semoga Allah menerima amal-amal kami dan kamu, puasa kami dan kamu. Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang yang menang."
Sahabat,
Karena masih dalam suasana Idul Fitri, kami, keluarga kecil @NegeriPelangi, mengucapkan :
"Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Ja’alanallaahu minal aidin wal faizin"
"Semoga Allah menerima amal-amal kami dan kamu, puasa kami dan kamu. Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang yang menang."
Tidak terasa, sudah 3 Idul Fitri [1][2][3] terlewati sejak Portal @NegeriPelangi menjadi salah satu "rumah", dari milyaran rumah di dunia maya.
Mari Instrospteksi diri, mulai dari Idul Fitri pertama [4], apakah pesan Rasulullah berikut sudah kita laksanakan, sudah menjadi kebiasaan ?
"Barangsiapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjama’ah dengan mendapatkan Takbiratul pertama (takbiratul ihramnya imam), maka ditulis untuknya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat kemunafikan." (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani di kitab Shahih Al Jami’ II/1089, Al-Silsilah al-Shahihah: IV/629 dan VI/314).
Kemudian, Idul Fitri kedua [5], untuk tantangan terkait sampah, relatif belum ada kemajuan yang berarti, bahkan untuk tingkat RT tempat kita tinggal sekalipun, tapi alhamdulillah, kita sudah mulai merintis komunitasnya, yang bernama "Belajar Bareng Nol Sampah", meskipun belum belum kita maksimalkan, karena untuk saat ini, kita masih fokus di tema #KedaulatanPangan. Informasi Online Presence komunitas Belajar Bareng Nol Sampah adalah :
Selanjutnya Idul Fitri ketiga [12][13], tantangan mengenai berjuang menyempurnakan shalat kita, sudah dituliskan diatas, salah satu yang harus ditekankan adalah, "shalat ritual" kita harus bisa ikut menyempurnakan "shalat sosial" kita juga. Tantangan mengenai sampah juga sudah dijelaskan sebelumnya, mudah-mudahan kedepan kita bisa perbaiki bersama ya terkait masalah sampah ini..., Aamiin. Semoga selain ligkungan kita menjadi bersih.., hati kita pun menjadi bersih dari "penyakit-panyakit hati"....
Kemudian, apakah nasihat ini sudah kita lakukan ?
Coba kita baca Tafsir Fi-Zhilalalil Qur'an, untuk langkah awal, baca dengan urutan berikut :
1. Alaq
2. Qalam
3. Muzammil
4. Mudathir
5. Fatehah
Tafsir versi ebooknya bisa didownload di : http://tafsirzilal.wordpress.com/
Kita baca, hayati, dan amalkan ....
Idealnya, kita bisa menulis apa saja aktualisasi atau implementasi yg bisa dilakukan di diri kita, keluarga, dan lingkungan sekitar, yg terinspirasi dari kandungan surah-surah ini .., setelah itu jangan lupa menulis KPI nya juga (key performance indicator).
Kita 'ramaikan' yang minimal 5 kali dalam 1 hari itu ..., insyaAllah, nanti ketika tahun depan, kita kumpul-kumpul silaturahmi idul fitri,dengan keluarga, sahabat-sahabat kita, akan lebin banyak bahan perbincangan menarik, bahan perbincangan yang insyaAllah, sesuai dengan semangat Q.S Al-Ashr...
Allah Ta’ala berfirman,
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Kalau belum, yuk, Kita laksanakan ..., kalau sudah, mari kita tingkatkan lagi kualitasnya....
Kapal-kapal penangkap ikan asing yang illegal itu, jangan ditenggelamkan. Itu mubazir namanya. Karena kapal-kapal itu dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat dalam hal ini para nelayan.
Sebaiknya:
1. Kapal-kapal itu ditarik atau digiring ke pelabuhan terdekat. Kembalikan anak buah kapal dengan baik-baik kenegara asalnya. Pemilik kapal dibawa ke Pengadilan. Menunggu keputusan Pengadilan bahwa kapal itu disita menjadi milik negara. Bentuk BUMD untuk mengurus pengoperasina kapal-kapal itu. apakah disewakan untuk jangka waktu tertentu ke Swasta. Awaki dengan anak buah Indonesia, ganti benderanya dengan Bendera Merah Putih, kembalikan melaut dan menangkap ikan.
2. Kalaupun akan ditenggelamkan, diatur sedemikian rupa agar ditenggealmkan dekat permukiman para nelayan. Dengan demikian kapal-kapal yang ditenggelamkan itu menjadi "rumah susun" ikan-akan. agar berkembang biak.
3. Kapal-kapal itu kalau kapalnya dari baja, dipereteli dan dipotong-potong, dilebur untuk dijadikan pacul, parang, pisau atau sekerup.
4. Uang hasil dari sewa kapal itu didimpan untuk dijadikan sebagai jaminan dihari tua para nelayan. atau sebagai pinjaman bagi para nelayan untuk membeli atau membangun perahu-perahu penangkap ikan. Bentuk Koperasi atau BPR.
5. Juga uang sewa itu sebagai ongkos penelitian dan pembangunan " Mini Cold Storage " disetiap permukiman nelayan untuk menyimpan ikan-ikan agar segar sebelum dipasarkan. Memakai tenaga Surya atau Pasang Surut untuk pengadaan listriknya.
Anggap saja pensitaan kapal-kapal itu adalah pemberian-NYA dan kita manfaatkan sebaik-baiknya demi kesejhateraan para nelayan. di seluruh Nusantara.
Presiden Kapal Tanker :
1. Siapkan dulu perangkat Hukumnya ,, jika itu kapal niaga ada Undang-undang International untuk menangkap kapal yaitu "Arrest the Ship Law" dan ini sudah diterapkan di negara-negara Ex. Koloni Inggris seperti Singapura, Hongkong dll, dan kebanyakan yang menyangkut WAN PRESTASI , Hutang tidak dibayar/dinyatakan default dll , ambil contoh Singapura misalnya,
jika seseorang datang kepengadilan Singapura dengan bukti-bukti yg cukup/lengkap , dalam tempo 3 jam saja kapal tersebut sudag bisa ditahan oleh pengadilan dengab memerintahkan "polisi air/water police" untuk naik dan menahan kapal tsb, nah sayangnya Negara/pemerintah kita BELUM MERATIFIKASI UU International tersebut...
2. Di dalam negeri penahanan kapal harus melalui Putusan Pengadilan yang sepanjang pengetahuan saya yang terbatas ini patokannya adalah KUHD (Kitab Undan-Undang Hukum Dagang) , yg bapak tahu sendiri dibuat dijaman BAHEULA (jaman dulu) , tidak pernah di refisi hanya tambal-tambal dengan PP atau KepMen dsb dsb sehingga tumpang tindih,
dan jika dilihat di KUHD tsb, angka-angka dendanya masih dalam patokan Rp.1 = 1 Gulden Belanda…
3. Masalahnya apakah Putusan pengadilan kita BISA secepat Singapura atau Hongkong ???
4. Mengenai PELANGGARAN Batas Negara/Wilayah, saya kira kita sudah punya peraturannya (Mengamati penangkapan beberapa PESAWAT Udara yg ditangkap karena terbang masuk kewilayah kita) namun apakah itu berlaku juga pada kapal penangkap ikan/Nelayan yg masuk kewilayah kita?? ( Jika Australia jelas, langsung ditangkap) jika tidak maka DPR harus membuat UU tsb, berikut sangsinya dan juga menyangkut ijin-ijin yg diperlukan jika ada nelayan asing yang ingin menangpak ikan di perairan kita??? Ataupun perairan kita TERTUTUP sama sekali bagi Nelayan asing???
5. Nah menyangkut kapal-kapal nelayan Asing yg ditangkap, tadi saya lihat ada beberapa saran bagus yg sudah dilontarkan, jikapun menambahkan, pendapat saya ada beberapa alternative :
a. Putusan Pengadilan yang menyatakan Kapal nelayan tersebut Ditangkap dan disita sesuai dgn pasal-pasal dari pelanggaran wilayah atau hukum Internasional.. ( Harus ada Landasan Hukum yg kuat atas penangkapan Kapal tersebut) yang kompeten terhadap penangkapan tersebut, karena kita harus ingat bahwa setiap Kapal itu Mempunyai KEBANGSAANNYA (Diburitan kapal selalu dikibarkan Bendera Kebangsaan kapal tersebut dan Hukum yang berlaku diatas kapal tersebut adalah hukum Negara kebangsaan kapal tersebut. Oleh sebab itu Awak kapalnya hrs diApakan??? Di Tahan dalam penjara??(Autralia dll), Dipulangkan ke negara asalnya ?
b. Atas biaya Siapa?? Maka itu perlu perangkat hukum yg jelas, jika sudah jelas dasar Hukumnya nah barulah kita Aman melakukan tindakan apapun terhadap kapal tsb. Karena jika ada yg menuntutnya maka kita bisa merujuk pada Putusan pengdilan yg meNANGKAP KPL TSB,, MENURUD SAYA :
c. Kapal tersebut DILELANG Terbuka kepada Umum, uangnya bisa bermacam-macam : -masuk ke kas Negara?? , Kesejahteraan Nelayan, Biaya Operational bagi patrol/penangkap dll dll, yang penting adalah Jangan di Tenggelamkan ataupun di Bakar ataupun dimusnahkan deh karena Itu Mubazir, dan EMOSI belaka ,, masalah ini harus SECEPATNYA dilaksanakan, karena semakin lama kapal itu merapung dilaut/Air Garam semakin Cepat Rusak,Keropos dll dll yg menyebabkan NILAI kapal tsb mendekati zero… (Bayangkan saja Besi / kayu yg direndam di Air Garam??)
6. Demikian sedikit sumbang saran dari saya…
Sahabat,
Karena masih dalam suasana Idul Fitri, kami, keluarga kecil @NegeriPelangi, mengucapkan :
"Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Ja’alanallaahu minal aidin wal faizin"
"Semoga Allah menerima amal-amal kami dan kamu, puasa kami dan kamu. Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang yang menang."
Tak terasa, pesta demokrasi yang diselenggarakan bersamaan dengan bulan ramadhan kemarin sudah selesai kita laksanakan dengan damai, alhamdulillah ...., meskipun, sering kita dengar, baca, saudara-saudara kita banyak yg begitu mudahnya mengejek sesama, menyebarkan aib saudaranya, dan hal-hal kurang baik lainnya, hanya demi membela calonnya. Begitu ramai pemilu yg dilaksanakan 5 tahun sekali ini. Tapi, pernahkah kita berpikir, kenapa Shalat yang kita lakukan minimal 5 kali dalam 1 hari tidak bisa kita buat "ramai" ? Ramai dengan saling nasehat-menasehati dalam kebaikan .. ?
Foto diatas diambil di Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Sudah 3 tahun kondisi ini belum berubah, sampah masih menumpuk di jalan, dikiri-kanan anak sungai .....
Jika shalat ritual kita benar-benar "bermutu", seharusnya masalah "sederhana" seperti sampah ini tentu tidak akan berlarut-larut ...
Mungkin resep ini bisa digunakan, untuk meningkatkan kualitas 'shalat ritual' dan 'shalat sosial' kita :
Coba kita baca Tafsir Fi-Zhilalalil Qur'an, untuk langkah awal, baca dengan urutan berikut :
1. Alaq
2. Qalam
3. Muzammil
4. Mudathir
5. Fatehah
Tafsir versi ebooknya bisa didownload di : http://tafsirzilal.wordpress.com/
Baca, hayati, amalkan ....
Idealnya, tuliskan apa saja aktualisasi atau implementasi yg bisa dilakukan di diri kita, keluarga, dan lingkungan sekitar, yg terinspirasi dari kandungan surah-surah ini .., setelah itu jangan lupa menulis KPI nya juga (key performance indicator).
Kita 'ramaikan' yang minimal 5 kali dalam 1 hari itu ..., insyaAllah, nanti ketika tahun depan, kita kumpul-kumpul silaturahmi idul fitri,dengan keluarga, sahabat-sahabat kita, akan lebin banyak bahan perbincangan menarik, bahan perbincangan yang insyaAllah, sesuai dengan semangat Q.S Al-Ashr... ?Karena masih dalam suasana Hari Raya Idul Fitri, Kami, keluarga kecil @NegeriPelangi, ingin mengucapkan Taqabbalallahu minna waminkun, mohon maaf lahir dan batin. Mudah-mudahan ibadah puasa selama Ramadhan kemarin dapat membuat kita menjadi manusia yang lebih baik.
Ketika di kampung, tepatnya di Singaparna, Tasikmalaya, ketika jalan-jalan pagi menuju rumah seorang sahabat di Ciseda, sempat memfoto beberapa "pemandangan" yang insyaAllah bisa jadi bahan instrospeksi kita bersama.
Tumpukan sampah di pinggir jalan .., letaknya tidak terlalu jauh dari Masjid Agung Singaparna, tahun kemarin pun menumpuk begitu saja, tidak ada perubahan sampai saat ini. Ketika bertanya ke penduduk sekitar, memang di kampung ini, tidak ada petugas sampah dari RT setempat yang keliling mengumpulkan sampah dari rumah penduduk, masing-masing rumah mengurus sampahnya sendiri, entah di buang ke kali atau ditumpukkan di pinggir jalan seperti ini, menunggu diambil oleh truk dari dinas kebersihan, entah, jadwalnya berapa kali dalam seminggu.
Di Jalan Menuju Kudang, terlihat adanya saluran PDAM yang bocor, setelah dilihat lebih dekat ternyata yang bocor adalah saluran PDAM ke rumah warga yang menggunakan pipa PVC, pipa PVC nya retak, sepertinya terjatuh benda yang dibuang oleh warga sekitar ke sana, terlihat banyak sampah menumpuk di atasnya
Tidak jauh dari kudang, ada Pesantren Al-Muqowwamah, teringat ketika sekolah di SMAN 1 Singaparna, pernah sekali main ke Pesantren ini ketika SMA, karena kebetulan ada sahabat yang menjadi santri di pesantren ini. Ketika melihat atap masjid pesantren ini yang datar, di dalam hati saya berdoa, mudah-mudahan percobaan aquaponik (Integrated Aquacultur) dan hidroponik yang sekarang sedang giat dilaksanakan di rumah dan di MTs SJW Ciderum, Bogor, dalam beberapa bulan kedepan mendapatkan hasil yang memuaskan, sehingga atap masjid ini bisa lebih banyak membawa manfaat dengan mengubahnya menjadi “rooftop garden”, ada beberapa metode yang bisa digunakan, dan dijelaskan dalam buku "Eat Up : the inside scoop on rooftop agriculture", mudah-mudahan jamaah masjid ini dapat menerima ide-ide yang akan dipaparkan nanti.
Ketika sampai Ciseda, agak terkejut juga, ternyata sekarang di Pesantren Manarul Hikam sudah dibuka SMPIT, mudah-mudahan dengan dibukanya sekolah ini dapat memberikan manfaat yang banyak ke penduduk sekitar
Alhamdulillah, selain jalan-jalan keliling kampung bersilaturahmi bertemu keluarga dan sahabat, sempat menyemai 3 buah bunga, tidak banyak yang disemai, wadah biru Zimbia (waktu sprout 7 hari), wadah merah Maiden Pink (waktu sprout 14 hari), dan wadah hijau African Marigold (waktu sprout 14 hari). Usia semaian ini baru 7 hari.
Alhamdulillah …, salah satu oleh-oleh jalan pagi. Akhirnya salah satu tanaman air yang sudah sejak lama saya cari-cari, terakhir kali kesini, saya mencari-cari tanaman ini, ternyata pertama kali yang saya dapatkan salah, ketika diambil memang awalnya kecil, ternyata membesar, tanaman air yang saya dapatkan dulu hampir ada di setiap sawah yang saya lalui, namanya apu-apu/kayu apu/kayambang besar (Pistia stratiotes). Kali ini, Alhamdulillah, saya menemukan apa yang dicari, Kayambang Kecil (Azolla Caroliniana), menemukannya di tempat pembenihan ikan gurame di samping SMAN 1 Singaparna, sekolah saya dulu. Ketika melihatnya langsung saja saya silaturahmi ke penghuni rumah di samping pusat pembenihan itu, namanya Pak Nana. Awalnya saya Tanya, berapa harga azolla ini, Pak Nana menjawab “Ah sok nyandak we… (ah…, ambil saja)”, akhirnya saya mengambil kantong plastik hitam yang dibuang di samping kolam pembenihan (ya .., lagi-lagi sampah plastik yang dibuang sembarangan .. :( ), Pak Nana langsung ke belakang rumah, dan ternyata membawa serokan ikan. Setelah memasukkan azolla ke dalam plastik, saya ngobrol-ngobrol kecil dengan Pak Nana, apa ada kerjasama dengan SMAN 1 Singaparna ? misal terkait dengan budidaya ikan. Katanya tidak ada, tidak pernah ada kegiatan siswa yang pusat pembenihan ikan ini, karena di SMAN 1 Singarpana tidak ada jurusan perikanan; ternyata tidak berbeda sejak saya sekolah dulu disini (1999-2002), selama 3 tahun belajar, tidak ada guru yang berinisiatif mengajak siswa-siswinya memanfaatkan pusat pembenihan ikan ini sebagai salah satu media belajar. Kemudian, saya juga tanyakan, apa Pak Nana pernah mendengar aquaponik … ? jawaban nya tidak. Akhirnya saya ceritakan sekilas apa aquaponik itu. Tidak lama kemudian saya pamit melanjutkan jalan-jalan pagi. insyaAllah, lain kali saya pulang kampung, Pak Nana adalah salah satu sahabat baru yang wajib dikunjungi .., ingin berbagi lebih lanjut tentang perikanan terutama dengan metode aquaponik. Mudah-mudahan nanti bisa ditularkan ke sekolah-sekolah ada ke masyarakat sekitar ilmunya.
Dari jalan-jalan pagi menuju rumah seoarang sahabat pagi ini dan pekerjaan kecil kemarin ketika Ramadhan menyempurnakan AlisJK (Analisis Lembar Jawaban Komputer), banyak yang disempurnakan, termasuk fitur alokasi, mirip seperti alokasi pada program SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Ada baiknya, ketika penerimaan masuk siswa baru, terutama untuk tingkat SMA, setiap kelas 10 nya diberi tema, misalkan Kelas 10 A bertema IWRM (Integrated Water Resource Management), kelas 10 B bertema ISWM (Integrated Solid Waste Management), kelas 10 C bertema Integrated Aquaculture (Budidaya Ikan Terpadu), kelas 10 D bertema Integrated Farming (Pertanian Terpadu), dan masih banyak tema lainnya. Jadi ketika siswa mendaftar di sekolah, bisa jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK, di formulir pendaftarannya ada pilihan, ini kelas yang bertema apa ? jumlah pilihaannya disesuaikan dengan jumlah kelas 1/7/10 yang ada, sebisa mungkin jumlah tema sama dengan jumlah kelas per tingkatnya, jadi setiap kelas memiliki tema masing-masing. tentu saja, tema yang dipilih harus sesuai dengan perkembangan daya pikir peserta didik. Proses seleksi dan alokasi nya sama persis dengan proses seleksi SBMPTN. insyaAllah, untuk hal teknis (baca : sistem informasi) terkait proses seleksi dan alokasi ini, AlisJK sudah dapat digunakan, beberapa tema yang disebutkan diatas pun sudah kita rintis pelan-pelan, jika ada sahabat yang tertarik dengan ide ini, dan ingin berdiskusi bersama-sama, silahkan kirim email ke info@negeripelangi.org, insyaAllah nanti akan di undang ke milis khusus yang mendiskusikan hal ini.
Mudah-mudahan, 1 tahun kedepan, ada kemajuan berarti yang dicapai dari ide ini, sehingga, kemenangan yang kita dapatkan sesudah menempuh ibadah suci di bulan Ramadhan bukan hanya kemenangan pada aspek ruhiahnya saja, tapi juga pada aspek “sosial, ekonomi dan kultur” yang insyaAllah di ridhoi Allah SWT. Kalau di ridhoi oleh Allah SWT, tentu saja diridhoi oleh para Malaikat dan para Syuhada yang sudah lebih dulu ”mudik” ke kampung akhirat. Amiin …
Mohon do'anya, kita sedang dalam proses mendirikan koperasi serba usaha dan simpan pinjam :
Perikanan, Pertanian dan Sampah yang belum diberdayakan secara optimal.
Merajut Kebersamaan dengan Pendidikan Berbasis Kewirausahaan Sosial
Dengan kegiatan yang sudah kami rintis sejak 2013, memperkenalkan konsep & praktek nol sampah, hidroponik dan aquaponik, kami akan mencoba membawa nya ke level yang lebih tinggi, yaitu merajut semuanya dalam "Koperasi Serba Usaha dan Simpan Pinjam" yang bergerak di bidang (ditulis berdasarkan skala prioritas) :
1. Kedaulatan Pangan
2. Nol Sampah
3. Kedaulatan Energi
Draft AD/ART Koperasi yang akan didirikan, dapat dibaca disini : http://www.slideshare.net/negeripelangi/draft-adart-koperasi-pelangi-ciderum, masih perlu banyak penyempurnaan.
Do'akan semoga dilancarkan.
Sabtu, 20 Juli 2013. Alhamdulillah, setelah hampir dua bulan tidak ada waktu untuk bersilaturahmi ke teman-teman sekaligus adik-adik di MTs Sirojul Wildan, karena ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Berangkat bersama istri menggunakan commuter line, Pocin-Bogor, agak kaget juga, karena memang jarang pergi ke arah Bogor, tiket yang asalnya Rp. 9.000,- turun drastis menjadi Rp. 2.500,-. Sepertinya ini salah satu efek dari kenaikan BBM dari Rp. 4.500,- ke Rp. 6.500,0 kemarin. Sebagian subsidi untuk BBM dialihkan ke transportasi massal, hal yang sangat baik. Tapi, ini ada tapinya, dari 2 angkot di Bogor yang kita naiki, ongkosnya naik Rp. 2000,- :), tapi Alhamdulillah, kali ini tidak macet sama sekali, mungkin karena puasa, selain itu perbaikan jalan menuju Cikereteg sudah selesai 100%.
Sampai di MTs Sirojul Wildan sekitar jam 10.30. Agenda Kita kali ini adalah belajar membuat keranjang komposter takakura dan finalisasi Greenhouse sederhana yang akan digunakan sebagai tempat percobaan Hidroponik dan menyimpan keranjang komposter takakura.
Siswa MTs Sirojul Wildan terlihat sedang menyelesaikan tahap akhir pembuatan Greenhouse sederhana, pemasangan atap, Greenhouse ini digunakan untuk percobaan hidroponik dan pengelolaan sampah organik dgn metode keranjang komposter takakura.
Alhamdulillah, semua berjalan sesuai dengan rencana. Dalam sesi diskusi kita berbicara tentang jurus 4RC ( Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, Compost) untuk melawan sampah di sekolah dan tempat tinggal kita masing-masing. Selain itu, kita juga menyinggung pembentukan koperasi siswa, Bu Halida, Guru di MTs Sirojul Wildan mengatakan kalau Sekolah memang ada rencana untuk membentuk koperasi, cocok sekali :).
Zero waste atau nol sampah adalah tujuan akhir kami, jika desa kami, Ciderum, ingin menjadikan sampah sebagai 'kekuatan', kita harus memulainya dari yang paling kecil, yaitu mengolah sampah organik. C dari konsep 4RC (Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, Compost). Terlihat siswa-siswi sedang membuat keranjang komposter takakura sendiri .., alhamdulillah, di sini, sekam murah sekali, 1 karung hanya Rp. 5000.
Karena yang kita kerjakan bersama anak-anak bermacam-macam, belajar dan praktek aquaponik, hidroponik, manajemen sampah, baik organik dan non organik, akhirnya kita memutuskan saja, agar kegiatan yang kita lakukan ini masuk dalam ekskul kewirausahaan, ekskul baru di tahun ajaran yang baru saja dimulai, bertepatan dengan bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan ini.
Rencana menyewa tanah untuk peternakan kambing juga dibicarakan, untuk saat ini, masih dalam wacana, karena sekolah dalam waktu dekat, ingin membuat 2 ruang kelas sederhana, agar sekolah tidak perlu dibagi menjadi dua waktu, pagi dan siang.
Dalam perjalanan pulang, ada satu kejadian yang mungkin akan sulit untuk dilupakan. Ketika turun dari angkot, kebetulan hujan sedang turun dengan derasnya, kita langsung dibantu oleh tukang ojek payung. Ketika jalan, saya bertanya pada adik kecil yang menjadi ojek payung saya itu,
Saya : "De, kelas berapa ?"
Tukang Ojek Payung: "Kelas 2"
Saya : "2 SMP ?"
Tukang Ojek Payung: "Ya"
Saya : "Gak diomelin ama orang tua ngojek payung ?"
Tukang Ojek Payung : "Gak"
Saya : "Bapak kerja apa ?"
Tukang Ojek Payung : "Bapak udah nggak ada"
Saya : "Ibu ?"
Tukang Ojek Payung : "Ibu lagi sakit paru-paru..."
Sungguh berat perjuangan hidup yang harus ditempuh oleh anak ini, sayangnya, saya tidak menanyakan alamat lengkap anak ini .. :(. Mudah-mudahan dilain waktu dapat bertemu kembali.
Ada yang mengatakan, kalau kita memerlukan 1 Desa, untuk mendidik seorang anak, dan ini benar adanya, karena pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama. Perjuangan anak ini seharusnya tidak harus seberat ini, jika seluruh warga ditempat tinggal anak ini kompak, mudah-mudahan, kita dapat mewujudkan RW Siaga yang benar-benar Siaga, bukan hanya slogan semata.
Mudah-mudahan, niat Kami untuk merintis pendidikan berbasis kewirausahaan sosial, akan berjalan dengan lancar, dan sekolah ini, bisa dikatakan sebagai POC (Proof of Concept), dari beberapa ide yang kami miliki untuk mewujudkan pendidikan di Nusantara ini menjadi lebih baik.
1. Sedekah, "Investasi" Sepeda (Bekas), http://negeripelangi.org/id/berita/2014/08/28/sedekah-investasi-sepeda-bekas
2. Belajar Bareng Aquaponik di Yayasan Misbahul Ulum Al-Quran (MTs Sirojul Wildan & MA Sirojul Athfal), https://www.youtube.com/watch?v=aDcvZn41lgw
3. Gerakan Kedaulatan Pangan di Sekolah, http://pendidikan.openthinklabs.com/search/label/gerakan%20kedaulatan%20pangan%20di%20sekolah
Alhamdulillah, setelah posting tentang kesempatan untuk berbagi dengan cara menjadi orang tua asuh ke 3 milis, milis IGI, BizInov, dan Biotek, akhirnya anak-anak yang terancam putus sekolah sudah mendapatkan orang tua asuhnya.
Tempat tinggal anak-anak asuh ini, mayoritas berada di Desa Ciderum, berikut adalah sebaran lokasinya :
insyaAllah, kedepan kita akan coba mengembangkan sistem informasi untuk Program Orang Tua Asuh ini [3], agar sinergi antara orang tua asuh, anak asuh, dan fasilitator nya, dapat maksimal.
Assalamu'alaikum Wr.Wb,
Sahabat,
Di sekolah tempat kita biasa berbagi ilmu, sebuah MTs di Ciderum [1][2]. Pada kelulusan tahun ajaran ini, hampir 50% siswa/siswi kelas 9, tidak dapat melanjutkan ke jenjang SMA/SMK, karena keterbatasan ekonomi.
Pihak sekolah sudah berupaya mencari orang tua asuk untuk siswa/siswi yang kurang beruntung ini, dan alhamdulillah, sekarang tinggal 4 anak lagi yang belum mendapatkan orang tua asuh...
Detail biaya yang diperlukan :
1. Uang masuk Rp. 1.275.000 dapat dicicil 3x
2. SPP Rp.60.000/bulan.
Waktu sudah agak mendesak, awal juni sudah harus mendapatkan kepastian yang ingin menjadi orang tua asuh, kalau tidak, terancam putus sekolah ...
Kalau ada rekan-rekan yang tertarik untuk menjadi orang tua asuh, bisa menghubungi kami di email
Tidak harus 100%, kalau terlalu berat , agar terasa lebih ringan bisa menjadi orang tua asuh dengan cara gotong royong, 1 anak bisa 2, 3 atau bahkan lebih orang tua asuh ...
insyaAllah kita akan tetap membimbing anak-anak, karena kita juga sedang belajar mengembangkan hidroponik, aquaponik, program nol sampah dan mungkin rintisan pembelajar energi baru dan terbarukan kedepan di sekolah ini, dan anak-anak yg mendapat 'program orang tua asuh' ini akan tetap ikut belajar, insyaAllah, kita akan coba konsisten.
Belajar, hidroponik, aquaponik, program nol sampah, bersama anak asuh anda sendiri ? :), sepertinya, indah ya ...
Mungkin itu saja dulu. Mohon maaf sebelumnya, dan semoga berkenan.
Salam'alaina,
Pelangi Pekayon, Pasar Rebo
1. MTs Sirojul Wildan di NP Edupedia, http://negeripelangi.org/edupedia.php/en/school/mts-sirojul-wildan/caringin/7237/smp
2. Catatan di Lapangan Ketika Berbagi Ilmu di MTs Sirojul Wildan, http://negeripelangi.org/en/berita?tag=mts+sirojul+wildan
3. Program Orang Tua Asuh yang Mendukung Program Desa Membangun, https://github.com/OpenThink-Labs/Aqabah/issues/16
Sahabat,
Berikut adalah PRESIDENTIAL - INNOVATION LECTURE Pada Acara HARI KEBANGKITAN TEKNOLOGI NASIONAL 2012 yang disampaikan oleh Bpk. Bacharudin Jusuf Habibi di Bandung, 10 Agustus 2012.
Semoga tulisan ini bisa memecut nurani dan semangat kita .., untuk membuat lingkungan sekitar kita, bangsa kita .., menjadi lebih baik!
Ysh. Gubernur/Kepala Daerah Propinsi Jawa Barat,
Ysh. Para Pejabat Kementerian Riset Dan Teknologi,
Ysh. Muspida dan Pejabat tingkat Propinsi Jawa Barat,
Bapak‐bapak dan Ibu‐ibu para peneliti, penggiat dan pemerhati Iptek yang saya cintai,
Hadirin yang terhormat,
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua.
HAKTEKNAS DAN N‐250
Hari ini tanggal 10 Agustus 2012, 17 tahun lalu, tepatnya 10 Agustus 1995, dalam rangka peringatan 50 tahun kemerdekaan Indonesia, bangsa kita telah menggoreskan pena sejarahnya dengan terbang perdana pesawat terbang canggih N‐250. Pesawat turboprop tercanggih hasil disain dan rancang bangun putra‐putri bangsa sendiri mengudara di atas kota Bandung dalam cuaca yang amat cerah, seolah melambangkan cerahnya masa depan bangsa karena telah mampu menunjukkan kepada dunia kemampuannya dalam penguasaan sain dan teknologi secanggih apapun oleh generasi penerus bangsa.
Bandung memang mempunyai arti dan peran yang khusus bagi bangsa Indonesia. Bukan saja sebagai kota pendidikan, kota pariwisata atau kota perjuangan, namun Bandung juga kota yang menampung dan membina pusat‐pusat keunggulan Iptek, sebagai penggerak utama proses nilai tambah industri yang memanfaatkan teknologi tinggi (high tech).
Kita mengenang peristiwa terbang perdana pesawat N250 itu sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS), yang dalam pandangan saya merupakan salah satu dari lima “Tonggak Sejarah” bangsa Indonesia, yaitu:
Pertama : Berdirinya Budi Utomo, 20 Mei 1908 (Hari Kebangkitan Nasional – 20 Mei);
Kedua : Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 (Hari Sumpah Pemuda – 28 Oktober);
Ketiga : Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 (Hari Proklamasi Kemerdekaan ‐ 17 Agustus);
Keempat: Terbang perdananya pesawat paling canggih Turboprop N250 (Hari Kebangkitan Teknologi Nasional – 10 Agustus);
Kelima : Diperolehnya “Kebebasan”, dengan dimulainya kebangkitan demokrasi pada tanggal 21 Mei 1998.
Pada tahun 1985, sepuluh tahun sebelum terbang perdananya, telah dimulai riset dan pengembangan pesawat N250. Semua hasil penelitian dari pusat‐pusat keunggulan penelitian di Eropa dan Amerika Utara dalam bidang ilmu dirgantara, ilmu aerodinamik, ilmu aeroelastik, ilmu konstruksi ringan, ilmu rekayasa, ilmu propulsi, ilmu elektronik, ilmu avionik, ilmu produksi, ilmu pengendalian mutu (quality control) dsb, telah dikembangkan dan diterapkan di industri IPTN, di Puspitek, di BPPT dan di ITB.
Dengan terbangnya N250 pada kecepatan tinggi dalam daerah “subsonik” dan stabiltas terbang dikendalikan secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi “fly by wire”, adalah prestasi nyata bangsa Indonesia dalam teknologi dirgantara. Dalam sejarah dunia penerbangan sipil, pesawat N250 adalah pesawat turboprop yang pertama dikendalikan dengan teknologi fly by wire.
Dalam sejarah dunia dirgantara sipil, pesawat Jet AIRBUS A300 adalah yang pertama kali menggunakan teknologi fly by wire, namun AIRBUS 300 ini terbang dalam daerah “transsonic” dengan kecepatan tinggi, sebagaimana kemudian juga Boeing‐777.
Fakta sejarah mencatat bahwa urutan pesawat penumpang sipil yang menerapkan teknologi canggih untuk pengendalian dan pengawasan terbang dengan “fly by wire” adalah sebagai berikut:
A‐300 hasil rekayasa dan produksi Airbus Industri (Eropa) N‐250 hasil rekayasa dan produksi Industrie Pesawat Terbang Nusantara IPTN, sekarang bernama PT. Dirgantara Indonesia (Indonesia) BOEING 777 hasil rekayasa dan produksi BOEING (USA)
Fakta sejarah dunia dirgantara juga mencatat bahwa 9 bulan sebelum N250 melaksanakan terbang perdananya, pada hari Rabu tanggal 7 December 1994 di Montreal Canada, kepada tokoh yang dianggap paling berjasa dalam industri dirgantara sipil dunia diberikan medali emas “Edward Warner Award ‐ 50 Tahun ICAO”. Penghargaan tersebut diberikan dalam rangka memperingati 50 tahun berdirinya “International Civil Aviation Organisation atau ICAO”, yang didirikan pada hari Kamis tanggal 7 Desember 1944 di Chicago – USA oleh Edward Warner bersama beberapa tokoh industri dirgantara yang lain. ICAO didirikan dengan tujuan membina perkembangan Industri dirgantara sipil di dunia. Upacara penghargaan tersebut dihadiri oleh para Menteri Perhubungan Negara yang anggota Perserikatan Bangsa Bangsa.
Dalam upacara yang sangat meriah, khidmat dan mengesankan tersebut, Sekretaris Jenderal ICAO Philippe Rochat yang didampingi oleh Sekretaris Jenderal PBB Boutros Boutros‐Ghali, menyerahkan medali emas “Edward Warner Award 50 Tahun ICAO” kepada putra indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie.
Bukankah kedua Fakta Sejarah Dirgantara ini telah membuktikan bahwa kualitas SDM Indonesia sama dengan kualitas SDM di Amerika, Eropa, Jepang dan China?
Dengan peristiwa tersebut kita dapat membuktikan kepada generasi penerus Indonesia serta masyarakat dunia, bahwa bangsa Indonesia memiliki kemampuan dan kualitas yang sama dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) secanggih apapun yang sekaligus dilengkapi dengan kokohnya iman dan taqwa (Imtaq). Peningkatan jumlah dan kualitas manusia Indonesia yang terdidik tersebut juga melahirkan kesadaran akan peran dan tanggung jawab mereka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di kalangan generasi muda.
Para hadirin yang berbahagia Bukan hanya Pesawat Terbang N250 yang dipersembahkan oleh Generasi Penerus sebagai hadiah Ulang Tahun Kemerdekaan ke‐50 kepada Bangsa Indonesia 17 tahun yang lalu, tetapi mereka juga menyerahkan Kapal untuk 500 Penumpang dan Kereta Api Cepat, yang semuanya dirancang bangun oleh Generasi Penerus.
Hal yang sekarang patut kita tanyakan adalah: Hadiah HUT Kemerdekaan ke 67 apa yang dapat kita persembahkan pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, 17 Tahun setelah prestasi yang membanggakan itu?
Bagaimana keadaan Industri Strategis yang telah menghasilkan produk andalan yang membanggakan 17 Tahun yang lalu?
Bagaimanakah keadaan industri Dirgantara dan Industri penunjangnya sekarang?
Bagaimana perkembangan pusat keunggulan Ilmu Aerodinamik, Gadynamik, Getaran (LAGG), Ilmu Konstruksi Ringan (LUK), Elektronik (LEN) dsb. yang telah dimulai puluhan tahun yang lalu?
Bagaimana keadaan pendidikan SDM yang mampu menguasai teknologi secanggih apapun?
Masih banyak pertanyaan yang patut kita berikan dan jawab!
Pertanyaan tersebut di atas dapat dijawab dengan mengkaji fakta dan kecenderungan sebagai berikut:
Produk pesawat terbang, produk kapal laut dan produk kerata api ‐‐ yang pernah kita rancang‐bangun ‐‐ dalam “eufori reformasi” telah kita hentikan pembinaannya atau bahkan sedang dalam “proses penutupan”. Misalnya PT. DI yang dahulu memiliki sekitar 16.000 karyawan, sekarang tinggal kurang‐lebih 3.000 karyawan, yang dalam 3 sampai 4 tahun mendatang dipensiun karena tidak ada kaderisasi dalam segala tingkat.
Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang mengkoordinir 10 Perusahaan yang pada tahun 1998 memiliki kinerja turn‐over sekitar 10 Milliard US$ dengan 48.000 orang karyawan, kemudian dalam “eufori reformasi” dibubarkan! Pembinaan Industri Dirgantara, Industri Kapal, Industri Kereta Api, Industri Mesin, Industri Elektronik‐Komunikasi dan Industri Senjata, dsb. tidak lagi mendapat perhatian dan pembinaan!
KEPPRES No. 1 tahun 1980 tentang ketentuan penggunaan produk pesawat buatan dalam negeri dihapus dan PT DI tidak lagi didukung secara finansial maupun kebijakan industri pendukung lain.
PTDI berupaya untuk tetap bertahan hidup (survive) dengan berkonsentrasi kepada penjualan produk yang ada a.l. CN235 dan pesawat lisensi NC212 dan helikopter.
Di lain pihak, biaya pengembangan pesawat – termasuk pendidikan SDM terampil ‐‐ dianggap hutang kepada Pemerintah, yang mengakibatkan pembukuan PTDI buruk di mata perbankan sehingga menyulitkan industri untuk dapat beroperasi dan tidak memungkinkan industri berinvestasi.
PTDI melakukan diversifikasi usaha di berbagai bidang a.l., jasa aerostructure, engineering service dan maintenance‐ repair ‐overhaul dan tidak lagi menitikberatkan pada rancang bangun dan produksi.
Dengan terpuruknya program pengembangan dalam negeri, banyak design engineers yang memilih pergi ke luar negeri (a.l. Amerika, Eropa) untuk bekerja di industri pesawat terbang lain.
Sebagian besar dalam beberapa tahun pulang, setelah negara setempat mendahulukan pekerja lokal dibandingkan dengan pekerja asing (kasus: Embraer).
Dengan berjalannya waktu, tanpa program pengembangan PTDI tidak dapat melakukan pergantian/regenerasi karyawan engineering, yang pada gilirannya mengancam kapabilitas dan kompetensi PTDI sebagai produsen pesawat.
Apa yang dialami oleh PT. Dirgantara, dialami pula oleh semua perusahaan yang dahulu dikoordinir oleh Badan Pengelolah Industri Strategis, BPIS.
Segala investasi yang dilaksanakan pada perkembangan dan pendidikan SDM yang trampil tanpa kita sadari telah “dihancurkan” secara sistimatik dan statusnya kembali seperti kemampuan bangsa Indonesia 60 tahun yang lalu!
Prasarana dan sarana pengembangan SDM di Industri, di PUSPITEK, di Perguruan Tinggi (ITB, ITS, UI, UGM, dsb.) serta di pusat‐pusat keunggulan yang dikoordinasikan oleh Menteri Riset dan Teknologi dialihkan ke bidang lain atau dihentikan, sehingga teknologi untuk meningkatkan “nilai tambah” suatu produk secanggih apapun yang dibutuhkan oleh pasar domestik dikurangi dan bahkan dihentikan pembinaannya dan diserahkan kepada karya SDM bangsa lain dengan membuka pintu selebar‐lebarnya untuk impor!
Pasar Domestik yang begitu besar di bidang transportasi, komunikasi, kesehatan dsb. “diserahkan” kepada produk dimpor yang mengandung jutaan “jam kerja” untuk penelitian, pengembangan dan produksi produk yang kita butuhkan.
Produk yang dibutuhkan itu harus kita biayai dengan pendapatan hasil ekspor sumber daya alam terbaharukan dan tidak terbaharukan, energi, agro industri, pariwisata, dsb. Ternyata potensi ekspor kita ini tidak dapat menyediakan jam kerja yang dibutuhkan sehingga SDM di desa harus ke kota untuk mencari lapangan kerja atau ke luar negeri sebagai TKI dan TKW. Akibatnya, proses pembudayaan dalam rumah tangga terganggu dsb. dsb.
Proses pembudayaan (“Opvoeding, Erszeihung, Upbringing”) harus disempurnakan dengan proses pendidikan dan sebaliknya, karena hanya dengan demikian sajalah produktivitas SDM dapat terus ditingkatkan melalui pendidikan dan pembudayaan sesuai kebutuhan pasar.
Pertumbuhan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi seharusnya dipelihara setinggi mungkin untuk dapat meningkatan “pendapatan bruto masyarakat” atau peningkatan “kekayaan national” atau “national wealth”. Namun pemerataan pemberian kesempatan berkembang, pemerataan pendidikan‐pembudaaan dan pemerataan pendapatanlah yang pada akhirnya menentukan kualitas kehidupan, kualitas kesejahteraan dan kualitas ketentraman yang menjadi sasaran tiap masyarakat.
Bukankah jam kerja yang terselubung pada tiap produk yang kita beli itu pada akhirnya menentukan tersedianya lapangan kerja atau mekanisme proses pemerataan dalam arti yang luas itu?
Kita harus pandai memproduksi barang apa saja yang dibutuhkan di pasar nasional dan memberi insentip kepada siapa saja, yang memproduksi di dalam negeri, menyediakan jam kerja dan akhirnya lapangan kerja.
Potensi pasar nasional domestik kita sangat besar. Misalnya, pertumbuhan penumpang pesawat terbang sejak 10 tahun meningkat sangat tinggi, sekitar 10% ‐ 20% rata2 tiap tahun. Produksi pesawat terbang turboprop N250 untuk 70 penumpang ‐‐ yang sesuai rencana pada tahun 2000 sudah mendapat sertifikasi FAA ‐‐ dan Pesawat Jet N2130 untuk 130 penumpang – yang sesuai rencana akan mendapat sertfikasi FAA pada tahun 2004 – adalah jawaban kita untuk memenuhi kebutuhan pasar. Kedua produk yang dirancang bangun oleh putra‐putri generasi penerus ini yang mengandung jutaan jam kerja, bahkan harus dihentikan.
MENGAPA? ? ?
Demikian pula dengan produksi kapal Caraka Jaya, Palwobuwono dan kapal Container yang harus dihentikan. Produksi kerata api harus pula dihentikan.
Walaupun pasar domestik nasional begitu besar, namun sepeda motor, telpon genggam dsb. ‐‐ yang semuanya mengandung jam kerja yang sangat dibutuhkan ‐‐ nyatanya barang‐barang tersebut tidak diproduksi di dalam negeri. MENGAPA? MENGAPA?
MENGAPA?
Memang kesejahteraan meningkat, golongan menengah meningkat dan pertumbuhan meningkat pula, namun proses pemerataan belum berjalan sesuai kebutuhan dan kemampuan kita.
Ini hanya mungkin jikalau jam kerja yang terkandung dalam semua produk yang dibutuhkan itu secara nyata diberikan kepada masyarakat madani Indonesia. Oleh karena itu pada kesempatan untuk berbicara di hadapan para peserta Sidang Paripurna MPR tanggal 1 Juni Tahun 2011, saya garis bawahi pentingnya kita menjadikan NERACA JAM KERJA sebagai Indikator Makro Ekonomi disamping NERACA PERDAGANGAN dan NERACA PEMBAYARAN.
Para hadirin yang berbahagia
Pada peringaran HAKTEKNAS tahun 2012 saat ini, saya ingin menggaris bawahi apa yang sudah dikemukakan banyak kalangan yakni perlunya kita melakukan reaktualisasi peran Iptek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam rangka meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional, serta untuk menghadapi berbagai permasalahan bangsa masa kini dan masa datang. Problema kebangsaan yang kita hadapi semakin kompleks, baik dalam skala nasional, regional maupun global, dan hal tersebut akan mensyaratkan solusi yang tepat, terencana dan terarah.
Kita tahu bahwa fenomena globalisasi mempunyai berbagai bentuk. Salah satu manifestasi globalisasi dalam bidang ekonomi, misalnya, adalah pengalihan kekayaan alam suatu Negara ke Negara lain, yang setelah diolah dengan nilai tambah yang tinggi, kemudian menjual produk‐produk ke Negara asal, sedemikian rupa sehingga rakyat harus "membeli jam kerja" bangsa lain. Ini adalah penjajahan dalam bentuk baru, neo‐colonialism, atau dalam pengertian sejarah kita, suatu "VOC (Verenigte Oostindische Companie) dengan baju baru". (Hal tersebut telah saya sampaikan pada Pidato Peringatan Kelahiran Pancasila di hadapan Sidang Pleno MPR RI tanggal 1 Juni 2011 yang lalu).
Dalam forum yang terhormat ini, saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya para tokoh dan cendekiawan di kampus-kampus serta di lembaga‐lembaga kajian dan penelitian lain untuk secara serius merumuskan implementasi peran iptek dalam berbagai aspek kehidupan bangsa dalam konteks masa kini dan masa depan.
Terkait dengan hal tersebut, saya sangat menghargai upaya Pemerintah dalam membentuk Komite Inovasi Nasional (yang dikenal dengan KIN) dan Komite Ekonomi Nasional (yang dikenal dengan KEN) dengan tugas sebagai advisory council untuk mendorong inovasi di segala bidang dan mempercepat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Saya mengetahui bahwa KIN maupun KEN telah merumuskan berbagai strategi dan kebijakan dan agenda aksi, khususnya yang menyangkut perbaikan ekosistem inovasi dan pengembangan wahana transformasi industri. Apa yang ingin saya ingatkan ialah, jangan sampai berbagai konsep yang dirumuskan oleh KIN maupun KEN tersebut hanya berhenti di tingkat masukan kepada Presiden saja, ataupun di tingkat rencana pembangunan saja, namun perlu direalisasikan dalam kegiatan pembangunan nyata. Jangan kita merasa puas dengan wacana maupun berencana, namun ketahuilah bahwa rakyat menunggu aksi nyata dari kita semua, baik para penggiat teknologi, penggiat ekonomi, pemerintah maupun lembaga legislatif.
Saya juga menyarankan agar Pemerintah maupun Legislatif perlu lebih proaktip peduli dan bersungguh‐sungguh dalam pemanfaatan produk dalam negeri dan “perebutan jam kerja”. Kerjasama Pemerintah Daerah dan Pusat bersama dengan wakil rakyat di lembaga Legeslatif Daerah dan Pusat perlu ditingkatkan konvergensinya ke arah lebih pro rakyat, lebih pro pertumbuhan dan lebih pro pemerataan.
Pada kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan pesan dan himbauan, hendaknya kita pandai‐pandai belajar dari sejarah. Janganlah kita berpendapat bahwa tiap pergantian kepemimpinan harus dengan serta‐merta disertai pergantian kebijakan, khususnya yang terkait dengan program penguasaan dan pernerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kita mengetahui bahwa dalam penguasaan, pengembangan dan penerapan teknologi diperlukan keberlanjutan (continuity). Jangan sampai pengalaman pahit yang menimpa industri dirgantara dan industri strategis pada umumnya ‐‐ sebagaimana saya sampaikan di atas ‐‐ terulang lagi di masa depan!
Jangan sampai karena eufori reformasi atau karena pertimbangan politis sesaat kita tega “menghabisi” karya nyata anak bangsa yang dengan penuh ketekunan dan semangat patriotisme tinggi yang didedikasikan bagi kejayaan masa depan Indonesia.
Para hadirin yang berbahagia
Kita dapat bersyukur bahwa bangsa Indonesia adalah suatu bangsa yang multi etnik dan sangat peka terhadap keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa, Allah subhana wata’alla. Oleh karena itu PANCASILA adalah falsafah hidup nyata bangsa ini yang dari masa ke masa selalu disesuaikan dengan kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dan peradaban yang dikembangkan dan diterapkan oleh kita bersama. Dapat kita catat, bahwa saat ini bangsa kita sudah keluar dari “eufori kebebasan” dan mulai kembali ke “kehidupan nyata” antara bangsa bangsa dalam era globalisasi. Persaingan menjadi lebih ketat dan berat.
Peran SDM lebih menentukan dan informasi sangat cepat mengalir. Kita menyadari bahwa tidak semua informasi menguntungkan peningkatan produktivitas dan daya saing SDM Indonesia. Budaya masyarakat lain dapat memasuki ruang hidup keluarga. Kita harus meningkatkan “Ketahanan Budaya” sendiri untuk mengamankan kualitas iman dan taqwa (Imtak) yang melengkapi pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang diberikan dalam sistem pendidikan dan pembudayaan kita, yang menentukan perilaku, produktivitas dan daya saing Generasi Penerus.
Kita sudah Merdeka 67 Tahun, sudah Melek Teknologi 17 Tahun, sudah Bebas 14 Tahun. Kita sadar akan keunggulan masyarakat madani yang pluralistik, sadar akan kekuatan lembaga penegak hukum (Yudikatif) dan informasi yang mengacu pada nilai‐nilai PANCASILA dan UUD‐45 yang terus disesuaikan dengan perkembangan pembangunan nasional, regional dan global.
Saya akhiri sambutan ini dengan ucapan:
REBUT KEMBALI JAM KERJA!
WUJUDKAN KEMBALI KARYA NYATA YANG PERNAH KITA MILIKI UNTUK PEMBANGUNAN PERADABAN INDONESIA!
BANGKITLAH, SADARLAH ATAS KEMAMPUANMU!
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Bandung, 10 Agustus 2012Sahabat ...
Karena dalam satu aktifitas saya ada yg kurang lebih bersinggungan dengan AMPL (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan), cerita tentang Kartini dari Waingapu yang ditulis oleh Pak Sugiono begitu menyentuh ..
Kita masih harus terus berjuang .., dan tetap berjuang, untuk menjadikan lingkungan di sekitar kita, lebih 'ramah' untuk anak cucu kita kelak ...
Kalau dulu kita kenal "Ibu Kita Kartini" pejuang emansipasi kaum wanita, maka di Waingapu juga ada "Kartini" lain yang berjuang dan mengabdi penuh bagi kemanusiaan disana, melalui pelayanan dan penyediaan air bersih yang baik dan sehat bagi warga Waingapu dan sekitarnya di Kabupaten Sumba Timur. Namanya Ibu Agustina RN Hawu, yang lahir tanggal 19 Maret, Sarjana Ekonomi/Akuntansi, seorang ibu rumah tangga dengan 3 orang putera/puteri, yang sejak tahun 1995 telah mengabdi disana, dan setelah melalui berbagai tahapan seleksi (termasuk "fit and proper test") maka pada tanggal 24 Februari 2011 telah dilantik menjadi Direktur PDAM "Matawai Amahu" yang artinya "mata air yang berlimpah" di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Beberapa prestasi cukup baik telah dicapai selama lebih dari setahun menjabat Direktur, melalui efisiensi, peningkatan produktivitas dan kinerja, dengan hasil kenaikan jumlah pelanggan dari 7705 ditahun 2010 menjadi 8112 per 30 Juni 2012, angka kehilangan air turun dari lebih dari 61% (audit BPKP tahun 2009) menjadi 41%, pendapatan naik dari Rp. 3,259 milyar ditahun 2010 dan ditahun 2012 ini per 1 Juni 2011 sudah mencapai Rp. 4,012 milyar dan dapat diperkirakan bahwa target sebesar Rp. 5 milyar akan mudah dapat dilewati, serta ingat.....dengan tarif dasar air minum yang masih hanya Rp. 600,-- per meter kubik (???) dan yang berlaku sejak tahun 2008.
Dan untuk mencapai prestasi diatas ibu Agustina yang manis ini, tidak hanya duduk manis dikursi dibelakang meja saja, tetapi betul2 ikut serta terjun berbasah-basah, berkotor-kotor dan berkeringat-kepanasan dilapangan, umpamanya hal2 berikut ini:
(i). Desa Arneke dengan rumah sekitar 47 Kepala Keluarga, sudah puluhan tahun tidak mendapatkan air minum perpipaan, untuk itu ibu kita memerlukan bahan pipa berbagai ukuran sekitar 70 batang, sedangkan uang kas tidak ada....tapi berbekal semangat tinggi, maju terus-pantang mundur, pinjam kanan-hutang kiri, dan keluar uang dari kantong sendiri maka setelah bekerja keras 3 hari dan 3 malam, termasuk kehujanan "baju basah-kering dibadan", maka akhirnya air mengalir jernih keluar dari pipa dan disambut dengan kegembiraan yang berlimpah dari masyarakat setempat, kopi dan makanan keluar dengan tidak putus2 dari para warga yang bergembira, sampai-sampai Pak Lius, kepala bagian Teknik digendong beramai-ramai ole para warga Desa Arneke !!!,
(ii). Betul2 luar biasa - pada bulan April 2011 di desa Kampung Barat dengan dua bagian diperbukitan atas ada 45 KK dan dibawah sekitar 40 KK, jaringan pipa distribusi sudah terpasang dari bagian bawah hingga kebagian atas. Tapi karena ada "sambungan liar" oleh warga kampung bawah, maka air tidak dapat mengalir ke kampung atas. Untuk itu, atas desakan warga kampung atas, maka PDAM akan melakukan pembongkaran sambungan liar tersebut, tetapi saat pembongkaran, dihalangi secara paksa oleh seorang tokoh masyarakat kampung bawah yang kebetulan seorang Purnawirawan ABRI. Dengan berteriak keras melarang pembongkaran, sambil menghunus parang/golok yang teracung keatas, maka para teknisi perpipaan dari PDAM serabutan berlarian menghindar dan melaporkan kejadian itu kepada Ibu Direktris. Kontan sang ibu kita, loncat dari kantor, dan segera ke lari Tempat Kejadian Perkara, sesampai di TKP si Tokoh tersebut masih berteriak-teriak dengan golok yang masih terhunus....lalu ibu kita walaupun dilarang oleh warga dan karyawannya..... berlari menuju tempat sang Tokoh bergolok, kemudian dihadapi langsung sambil secara sopan dia sapa baik-baik si Tokoh bergolok tersebut, diajak bicara secara halus diberikan pengertian secara jelas, dan golok dengan lemas turun dan sang Tokoh rela ikut diajak ke Balai Desa...dan pembongkaran dilanjutkan, dan akhirnya setelah kerja keras selama beberapa jam kemudian air mengalir ke Kampung Atas diiringi sorak sorai dan linangan air mata kegembiraan dari para ibu-ibu, akhirnya air berhasil mengalir mulus dari pipa PDAM, di Kampung Atas dengan baik, lancar dan aman.
(iii). hubungan dengan masyarakat, terutama para pelanggan dijalin dengan baik. Sang Ibu kita langsung atau diwakilkan oleh para Staffnya rajin mengikuti acara pertemuan atau arisan kelompok pelanggan, bahkan wawancara atau "talk show" secara rutin di dua Studio Radio Swasta setempat. Keluhan pelanggan ditangani dengan cepat dan sungguh-sungguh, bahkan laporan keluhan warga yang sampai kepadanya via HP langsung di sampaikan kembali kepada para staffnya untuk dilayani sebagaimana mestinya. Dan laporan keluhan pelanggan menurun dari 47% tinggal menjadi 17% kata Ibu Wanda dari Forum Pelanggan. Hasilnya ?? .... sungguh luar biasa.... PDAM "Matawai Amahu" Kabupaten Sumba Timur tanggal 25 Juli 2012 telah mendapat hadiah dan Piagam Penghargaan "PEKA AWARD" sebagai apresiasi bagi upaya dan usaha peningkatan kualitas Layanan Publik di Kabupaten Sumba Timur.oleh para pelanggan dan masyarakat Sumba Timur melalui Lembaga Pusat Sumber Daya Warga yang mewakili beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat yang potensial disana.
Ayo Ibu Agustina dan rekan2 di PDAM "Matawai Amahu" - MAJU TERUS PANTANG MUNDUR- terus tingkatkan pelayanan air minum dan pengabdian bagi perbaikan kesehatan dan peningkatan taraf hidup masyarakat di Sumba Timur. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberi kekuatan dan bimbingan bagi Ibu dan rekan2 di Waingapu. Amin Selamat bertugas dan sampai jumpa...
Salam sejahtera,
Sugiono Sugiri.
Pengamat Air Minum..
Apa yang salah dari bangsaku..? sebelum era reformasi kita sudah mampu membuat pesawat terbang (N 250) sekarang setelah 13 tahun dijaman reformasi sudah mampu membuat mobil meskipun hasil kanibal ..."Semoga pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke 17 kita mampu memperkenalkan (launching) "sesuatu" yang membuat maju bangsaku", hormatku pada pak Habibie yang telah berbuat sesuatu dan memiliki ide dan meletakkan dasar IPTEK buat bangsaku
Kita kurang menyadari bahwa hal ini membuat bangsa lain "terperangah dan takut" akan gejala bangkitnya suatu bangsa di Republik Nusa Damai... tapi "politik" yang telah dikumandangkan telah membuat itu sirna semuanya...sebuah peluang yang tidak akan kembali buat bangsaku, memang kita harus belajar banyak sebagai bangsa agar berpikiran maju
- Budiarto Idries
Sahabat ...
Bulan penuh rahmat, bulan penuh kemuliaan, telah tiba.
Keluarga kecil 'Negeri Pelangi' ingin mengucapkan,
Mohon Maaf lahir batin .., Selamat Menunaikan Ibadah Puasa.
Semoga kita semua dapat memanfaatkan momentum Ramadhan ini untuk memaksimalkan amal-amal kita .., baik amal mahdhoh maupun ghairu mahdhoh.
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari al-'alaq [1].
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Q.S Al-'Alaq (96:1-5)
Tafakkaru fi khalqillah, wa la tafakkaru fi dzatillah, fainnakum la taqdurunna qudratahu
Artinya, renungkanlah ciptaan Allah, jangan pikirkan dzat-Nya, karena sesungguhnya kamu tak akan mampu mengukur kekuasaan-Nya.
HR. Abu Na’im dan Tirmidzi
(lihat di kitab Bulughul Marom atau kitab Mukhtar Ahadits, hlm. 62).
Proyek Al-'Alaq (العلق) merupakan salah satu upaya dari banyak upaya yang telah sahabat-sahabat lain lakukan di seluruh dunia untuk membumikan Al-Qur'an, seperti misalnya Komunitas Dar-us-Salaam di Maryland, Amerika Serikat, kemudian Projek Iqra' di Ampang, Selangor, Malaysia.
Proyek Al-'Alaq NP adalah sebagai berikut :
1. Demi meningkatkan minat baca masyarakat disekitar basecamp NP, maka NP insyaAllah akan mengembangkan perpustakaan komunitas dengan layanan perpustakaan keliling.
2. Perpustakaan keliling insyaAllah, akan menggunakan sarana sepeda listrik
3. Membentuk Tim Drama, yang akan mengangkat tema-tema yang insyaAllah bertujuan untuk lebih membumikan Al-Qur'an
4. Membaca lingkungan sekitar, fokus di RW (Rukun Warga) tempat kita tinggal, sehingga minimal pertanyaaan-pertanyaan yang terkait "RT/RW Siaga" dapat Kita jawab dan minimal dapat merumuskan apa saja yang dapat Kita lakukan untuk mewujudkan lingkungan sekitar sehingga menjadi lebih baik, dan mengarah menjadi lingkugan yang insyAllah diridhai oleh Allah SWT.
5. Sistem pengajaran di Majlis Ta'lim An-Nisa akan diselaraskan, untuk mendukung poin-poin diatas. InsyaAllah ..,
6. Merintis implementasi ide Rumah Pelangi [4], Kampung Al-Qur'an, Kampung Keselamatan
Kami akan berusaha sekuat mungkin untuk merealisasikan hal ini. Jika ada yang ingin mendukung Proyek Al-'Alaq, silahkan sahabat melihat layanan dan produk yang NP tawarkan, jika sahabat menggunakan layanan dan produk dari NP, maka secara tidak langsung, sahabat telah mendukung proyek Al-'Alaq. Do'akan Kami...
[1] Kutipan Terkait Q.S Al-'Alaq, http://alquran.negeripelangi.org/home/kajian-tafsir-al-qur-an/001-al--alaq/tautan-eksternal/kutipan
[2] Minat Baca Indonesia Masih Rendah, http://edukasi.kompas.com/read/2012/02/29/21400769/Minat.Baca.Indonesia.Masih.Rendah
[3] Kalkulator, Sedekah Sampah untuk Proyek Al-'Alaq 1-5, http://openthinklabs.com/sedekah_sampah_untuk_proyek_al_alaq_1_5.html
[4] Rumah Pelangi, http://developer.negeripelangi.com/home/riset-desain/user-stories/glosari/rumah-pelangi
[5] Hadits Tentang Tetangga, http://www.dakwatuna.com/2008/09/929/hadits-tentang-tetangga/
[6] Revitalisasi Lingkungan di Tingkat Rukun Warga (RW), http://pkm.openthinklabs.com/home/topik/rt-rw-siaga/revitalisasi-lingkungan-di-tingkat-rukun-warga-rw
[7] FlyKly Smart Wheel, http://www.flykly.com/
[8] Copenhagen Wheel, Superpedestrian, https://www.superpedestrian.com/
[9] Tafsir Fi Zilal Al-Quran (Di Bawah Naungan Al-Qur'an), Q.S Al-Alaq Karya Sayyid Qutb
[10] Bismillahi Tawakkalna 'Alallah : Merajut Kebersamaan dengan Pendidikan Berbasis Kewirausahaan Sosial, http://negeripelangi.org/id/blog/2013/07/22/bismillahi-tawakkalna-alallah-merajut-kebersamaan-dengan-pendidikan-berbasis-kewirausahaan-sosial
Akhir-akhir ini di berita kita sering mendengar banjir rob makin sering menyerang warga pesisir. Selain karena gravitasi bulan, ada hal lain tentu saja yang menyebabkan hal ini. Kita tentu tidak bisa menghilangkan efek gravitasi bulan kan ? :). Tapi kita bisa berusaha mencegah naiknya muka air laut.
Salah satu yang menyebabkan muka air laut naik , sangat berhubungan dg kondisi krisis Air (kelebihan air dan kekurangaan air di setiap musim ) :
1. Berpindah nya air tanah ke laut, sebelumnya air berada di beberapa lapisan aquifer ( baik di aquifer bebas ; unconfined aquifer dan di beberapa aquifer tertekan ; confined aquifer ).
2. Data pendukung poin 1, secara umum : pada tahun 60 an untuk mempompa air kita cukup memakai pompa air dangkal ( daya hisap lebih kecil dari 7 m ) , sekarang untuk mempompa air kita membutuhkan pompa yg lebih dalam seperti jet pump… malah submersible pump utk beberapa daerah yg muka air tanahnya makin dalam. Artinya muka air tanah semakin tahun semakin dalam. Kemana pindahnya air tersebut ? Bukankah kemungkinan besar akan ke laut, karena laut tempat yg paling rendah untuk berdiamnya air. Apakah kondisi ini hanya terjadi di Jakarta atau di Indonesia saja ? jawabannya hampir di semua Negara belahan dunia kondisinya sama. Kelangkaan air di musim kemarau sudah menjadi ketakutan di hamper semua Negara.
3. Mengapa kondisi diatas bisa terjadi ? Telah terjadi defisit dalam water balance ; air yg diambil atau di pompa lebih banyak dibandingkan air yg masuk kedalam lapisan aquifer tersebut.
4. Mengapa air yg masuk kedalam lapisan aquifer menjadi lebih sedikit setiap tahun ? Peresapan air hujan secara natural makin sedikit akibat telah terjadi perubahan fungsi lahan di daerah tangkapan air ( catchment area ). Akibatnya air permukaan menjadi lebih banyak yg mengalir ke sungai , akan terjadi banjir jika daya tampung sungai sudah maximum ( debit air max berubah drastik disbanding kan debit minimum / debit kemarau ). Kondisi in terjadi bukan hanya di Jakarta dan di beberapa daerah DAS sungai di Indonesia, hal ini juga terjadi di megara-negara lain.
5. Apakah Allah SWT memberikan cukup air ( kebutuhan mutlak ke dua setelah kebutuhan udara ) untuk masyarakat Jakarta ( 9,73 juta jiwa ) ? Dengan data luas Jakarta 661 km2, curah hujan rata-rata; 2500 mm atau 2,5 meter/m2/tahun, kebutuhan air 200 liter/hari/jiwa atau 73 M3/jiwa /tahun…. Sebenarnya air hujan tersebut sangat cukup utk 22 juta jiwa. Belum kalau dihitung dari air yang dikirim dari bagian hulu.
6. Mengapa sekarang Jakarta sekarang mengalami krisis air ? Terjadi banjir jika curah hujan melebihi 40 mm / 2 jam, sertaPAM kekurangan air baku selama musim kemarau, sehingga memerlukan supply air dari DAS Citarum ( Jatiluhur ) ? Perlu perubahan padigma yang mendasar : ubah konsep Horizontal drainage menjadi Vertical drainage . Canangkan Program Konservasi Total ( PKT ) ; jangan buang air hujan secepatnya kelaut, simpan air hujan kedalam lapisan aquifer yg memang sudah berkurang banyak. Selamatkan air untuk keperluan anak cucu kita di kemudian hari.
Salah satu cara untuk melakukan konservasi air, adalah dengan membuat sumur resapan. Mungkin sobat NP dapat membaca tulisan oleh BPPT [2] tentang bagaimana membuat sumur resapan di lingkungan kita.
1. Jual-beli karbon itu bohong, kata pakar, Fatchy Muhammad, https://groups.google.com/forum/?hl=en#!topic/bizinov2010/UVzoPKlEYFo
2. Teknologi Konservasi Air Tanah Dengan Sumur Resapan, BPPT, http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Sumur/sumur.html
Pada bulan Desember penulis merencanakan untuk melakukan percobaan untuk membuat komposter takakura untuk digunakan di rumah, dengan harapan, jika berhasil dapat menularkan ilmu dan caranya kepada para tetangga.
Cara nya bagaimana sudah jelas, bisa membaca presentasi dari Pak Sobirin yang berjudul "Cara Pengolahan Sampah Domestik, Membangun Lingkungan Sehat Berbasis Kreativitas Keluarga".
Penulis dan Istri sudah membeli keranjang, seharga Rp. 85.000,-. Gambar keranjangnya seperti berikut :
Selain keranjang yang dibeli adalah tapai, untuk membuat MOL (Mikro Organisme Lokal).
Selanjutnya, yang diperlukan adalah sekam, sesudah mencari-cari di tukang tanaman hias, yang didapatkan hanya sekam bakar .., dan berhari-hari sejak itu, belum sempat jalan-jalan lagi untuk mencari sekam .. :(.
Ya, akhirnya rencana awal ini gagal karena hanya masalah sepele, tidak ada sekam.
Tapi sebenarnya ada satu lagi yang menjadi penyebab kegagalan, apa tebak ? komunikasi. Ya, komunikasi antar anggota keluarga. Karena menyampaikan ide ini kepada sesama keluarga setengah-setangah, tidak dilakukan pertemuan keluarga, presentasi dan mendiskusikan jika progam nol sampah di rumah ini efek sistemasi positif yang akan terjadi seperti apa ...
Karena penyebab itu lah, 'ruh semangat nol sampah', masih kurang terasa di rumah penulis ...
Tetapi setidaknya penulis masih bisa melakukan satu hal kecil terkait program nol sampah ini, yaitu mulai menanam benih-benih cabai dengan memanfaatkan kaleng-kaleng dan botol-botol bekas.
Karena penulis masih miskin tentang penanaman cabai ini, hanya mengikuti how-to sederhana yang dapat dibaca di http://pkm.openthinklabs.com/home/topik/lingkungan-environment/apotek-hidup/referensi/kliping-tanaman-apotek-hidup/cabai/kliping-artikel/bertanam-cabe-di-polybag, hanya bisa berharap semoga 15 hari lagi ada kabar gembira tentang uji coba kecil ini .. :).
Album tentang Program Nol Sampah Negeri Pelangi, dapat dilihat di album Mewujudkan Visi Nol Sampah menjadi Kenyataan!
Ok, mungkin cukup dari penulis ..
Sekarang, bagaimana program nol sampah di rumah Sobat ? Tuliskan pengalamannya dan kirim ke info@negeripelangi.com atau tulis saja langsung di bagian komentar pada artikel ini.
Mari, Kita belajar lebih 'menyayangi' sampah .., mulai dari sekarang!
Assalamu'alaikum Wr.Wb,
Apa kabar sobat ...? bagaimana kabar hatimu hari ini ..? Apa amal yang telah sobat lakukan hari ini ..?
Seringkali kita, silau dengan kekayaan dunia.
Kekayaan dalam hal ini, harta, rupiah, dollar, memang harus diakui, mau tidak mau kekayaan dalam bentuk ini menjadi salah satu hal yg kita kejar, karena tanpa uang, kita 'tidak' bisa memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan ..., karena harta dalam bentuk ini adalah alat tukar yang diakui oleh kita bersama.
Tapi saya bermimpi, boleh kan bermimpi ?, suatu saat nanti, alat tukar itu bukanlah uang .., melainkan tolong menolong agar masing-masing kita tetap memegang erat 'Tali Agama Allah' dengan kuat ..., alat tukar yang pasti tidak akan rugi ...
Kebutuhan utama kita apa sih yang utama ?
1. Sandang, Pangan, Papan
2. Beraktualisasi diri, menyelami segala rahasia di alam ini, karena Allah menciptakan sesuatu, pasti ada alasannya, tidak ada yang sia-sia ...
Yang lainnya ... ? itu kebutuhan sekunder .., menurut hemat saya ...
Sedangkan kita diciptakan, tugas kita tidak lain hanya untuk beribadah, baik vertikal maupun horizontal ...
Jadi, ada alat tukar yang lebih ideal, dari Dinar dan Dirham, salah satu cara untuk merealisasikannya adalah belajar dari sejarah, tetapi terlalu dini untuk menceritkannya secara detail, intinya adalah :
Pedesaan = Madinah, Perkotaan = Makkah.
Tapi bagaimana caranya agar hal ini dapat teralisir... ? Ya tentu saja dicoba .., lakukan eksperimen dengan skala mini..., mulai dari diri sendiri dan keluarga.
Mudah-mudahan tidak ada yg melarang saya untuk bermimpi seperti ini ...
Salam'alaina,
Pelangi Pekayon
Tanyakan pada diri Kita masing-masing, apakah "Darimana, Bagaimana, dan untuk Apa" Rizki yang Kita Peroleh, yang tidak lain adalah titipan dari-Nya, sudah sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Al-Qur'an dan Hadits ?
Orang tua sering memberi nasihat, bahwa rezeki itu bukanlah sebuah matematika sederhana, karena kalkulator yang kita memiliki acap kali salah, hanya kalkulator Yang Maha Kaya yang selalu benar, tidak selalu salah .., DIA memberikan rezeki kepada siapa saja yang DIA kehendaki.
Ketika belum menikah, tentu berapapun uang yang ada dikantong Kita tidak jadi masalah, tetapi ketika sesudah menikah, sepertinya prinsip tersebut harus dibuang jauh-jauh dulu ....
Perkiraan pengeluaran, ya.., mungkin ini adalah versi budgeting sederhana di tingkat keluarga, dengan perkiraan ini, kita bisa memperkirakan dengan kasar, minimal.., berapa rupiah yang harus kita bawa pulang tiap bulannya, agar tidak terjadi minus dalam neraca keuangan keluarga ...
Contoh Perkiraan Biaya Pengeluaran yang sederhana adalah sebagai berikut :
No | Nama Pengeluaran | Biaya |
---|---|---|
1 | Belanja Bulanan (Sabun, Susu, dll) | 200.000,- |
2 | Memberi Orang Tua | 400.000,- |
3 | Memberi Mertua | 200.000,- |
4 | Membayar Koneksi Internet | 175.000,- |
5 | Ongkos | 600.000,- |
6 | Menabung | 500.000,- |
7 | Biaya Kontrakan | 500.000,- |
8 | Listrik | 100.000,- |
9 | Dapur | 500.000,- |
10 | Tambahan Biaya Pendidikan untuk Adik | 200.000,- |
Total | 3.375.000,- |
Bagaimana menurut Anda tentang Perkiraan Biaya Pengeluaran diatas ? apakah normal .. ?
Ok, sekarang coba Kita tengok bagaimana kondisi UMR (Upah Minimum Regional) di Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Upah_minimum_regional
Setelah melihat UMR, mungkin Anda akan sedikit kaget ... :), bagaimana ini ?
Ok, mungkin tulisan tentang manajemen Keuangan Keluarga Seri 1 yang super sederhana satu sampai disini dulu, sekarang saya tunggu komentar Sobat, bagaimana jika :
Ditunggu komentar.... , dan diskusinya ...
Awwb,
Sobat NP ysh,
Baru bincang-bincang tadi dengan seorang sahabat .., dan agak tergelitik dan termenung juga, apa arti ke-ikhlasan itu dalam perjuangan (baca: dalam berwirausaha ala NP), saya pribadi belum siap menjabarkan-nya, karena masih dalam pencarian makna ikhlas itu jika diterapkan seperti apa ..?
Terkait dengan perbincangan yg masih menyangkut ikhlas, akhirnya diputuskan untuk menambah 1 dari nilai-nilai NP, yg tidak lain adalah kata-kata yg sering kita dengar sejak kecil, yg ditambahkan adalah komponen zuhud, karena role model yg dijadikan NP salah satunya adalah cucu nya Khalifah Umar bin Khattab, Umar bin Abdul Aziz
Nilai-Nilai NP
Selain itu terdapat perubahan pada visi dan misi, sudah beberapa bulan yg lalu, tapi belum pernah saya posting ke milis ini saya pikir.
Misi poin 4 yang pada awal nya merupakan bagian dari Visi, kita jadikan Misi, karena saya pikir lebih baik seperti itu .. :), karena Visi poin 4 lebih mencakup banyak hal, dan Misi poin 4 ini merupakan salah satu implementasi visi poin 4.
Visi pun ditambahkan, no 1, membumikan Al-Qur'an, karena ini adalah pegangan utama NP.
Garuda di tangan ku, Al-Qur'an di dadaku ...
Sekian ..
Selamat menikmati kesyahduan di malam-malam terakhir di bulan yg penuh kemuliaan ini ...
Sumber : Milis Komunitas NP