وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Bulan Nov tgl.10,2013 aku menginjakkan kembali kakiku ke Tanah tumpah darahku, setelah 50 tahun merantau di negeri orang. Bermaksud dengan se-izin-NYA, tentunya, untuk menetap di Tatar Sunda menunggu panggilan-NYA.
Bertepatan dengan waktu-waktu kampanye Pemilihan Umum. AKu merasa berterima kasih, se-olah-olah diberi kesempatan untuk mengenal kembali...ini negaramu !....ini bangsamu!.....ini calon pemimpin-mu !.....sungguh berbeda sekali dari waktu aku meninggalkan-mu, Ibu Pertiwi. Rasa gotong royong, rasa tolong menolong, bangsa yang ramah....kok menjadi.."gua-gua, elu-elu"...."mari gue tolong lu, cuman 20 ribu saja"......." saya mohon surat keterangan,.....wah bisa berhari-hari mungkin mingguan untuk ditanda tangani,...., tapi kalo "dibantu" besok siang selesai.....cukup selembar kertas warna biru."........menjelang pemilu, begitu rendahnya bangsaku sekarang ini, menjelekkan satu sama lainnya, mengkorek-korek ke-aiban orang lain, merasa benar sendiri, tak ada rasa sopan santun, fitnah berterbangan.....malah menjurus ke penganiyaan karena yang satu memilih yang tidak disukai massa......main hakim sendiri, dimana gerangan Ibu yang memegang timbangan ? Masih adakah hukum di bumi Ibu Pertiwi ini ? Peraturan dan tata tertib di kalangan masyarakat, kelihatannya sudah tiada ??
Terbukti soal sepele sudah tidak diperhatikan masyarakat, anak dibawah umur naik motor tanpa ada rasa "salah", orang dewasa membawa anak naik motor tanpa helm dua-duanya, Satu speda motor dengan penumpang 3-4 orang, dimanakah rasa keselamatan?.....peraturan lalu lintas sudah dianggap sepele, Begitu menganggap entengnya hukum lalulintas, sepeda motor berjalan melawan arah lalu lintas apakah di jalan satu arah atau tidak dianggap sebagai hal yang lumrah.
Aku bertanya kepada kawanku soal yang diatas,...dijawabnya lha itulah Indonesia sekarang ini, Mang.......ooh ternyata kata "merdeka" ini,karena sudah 68 tahun merdeka, mungkin sudah lupa, betul-betul disamakan dengan merdeka seperti "saenak perutnya sendiri".....ternyata sesuatu yang salah sekarang menjadi benar, sesuatu yang melanggar hukum dapat diatur dengan mulai dari 20 ribu........kalau kalangan bawah sudah begini kelakuan dan jalan pikirannya, apalagi para pemimpinnya...... merasa kaget Menag ko masuk bui....Bupati kok masuk bui, Gubernur ko masuk bui.........tapi petugas yang minta damai 20 ribu tenang-tenang saja menambah isi kantongnya setiap hari. Yang "dimintai" duitnya terpaksa beberapa hari makan nasi dengan sambel dan pucuk pohon singkong. Takut uang untuk bayar uang sekolah anaknya terpakai........hanya dalam kurun waktu..50 tahun saja sudah begini keadaanya.......bagaimana 100 tahun yang akan datang atau 200 tahun yang akan datang.....anak-anak di pedesaan ingin sekolah di setaraf SLA dengan uang sekolah 59 ribu sebulan saja, ortunya tidak sanggup membiayainya.......teringat diperantauan..anakku sekolah SD,SMP,SMA gratis...ditanggung oleh Pemkot dan Pemda !! Sudah itu makan siang gratis pula ! Perpustakaan di setiap RW dikelola oleh Pemkot..minjem buku, baca buku gratis !
Jadi ingat sewaktu di SD tahun 1950, masuk sekolah bawa cangkir dari kaleng, untuk menerima minum susu bubuk ! Kenangan indah, walaupun menulis dengan batutulis alias sabak dan gerip.
Ibu Pertiwi menangis.... wajarlah..............
Karena masih dalam suasana Hari Raya Idul Fitri, Kami, keluarga kecil @NegeriPelangi, ingin mengucapkan Taqabbalallahu minna waminkun, mohon maaf lahir dan batin. Mudah-mudahan ibadah puasa selama Ramadhan kemarin dapat membuat kita menjadi manusia yang lebih baik.
Ketika di kampung, tepatnya di Singaparna, Tasikmalaya, ketika jalan-jalan pagi menuju rumah seorang sahabat di Ciseda, sempat memfoto beberapa "pemandangan" yang insyaAllah bisa jadi bahan instrospeksi kita bersama.
Tumpukan sampah di pinggir jalan .., letaknya tidak terlalu jauh dari Masjid Agung Singaparna, tahun kemarin pun menumpuk begitu saja, tidak ada perubahan sampai saat ini. Ketika bertanya ke penduduk sekitar, memang di kampung ini, tidak ada petugas sampah dari RT setempat yang keliling mengumpulkan sampah dari rumah penduduk, masing-masing rumah mengurus sampahnya sendiri, entah di buang ke kali atau ditumpukkan di pinggir jalan seperti ini, menunggu diambil oleh truk dari dinas kebersihan, entah, jadwalnya berapa kali dalam seminggu.
Di Jalan Menuju Kudang, terlihat adanya saluran PDAM yang bocor, setelah dilihat lebih dekat ternyata yang bocor adalah saluran PDAM ke rumah warga yang menggunakan pipa PVC, pipa PVC nya retak, sepertinya terjatuh benda yang dibuang oleh warga sekitar ke sana, terlihat banyak sampah menumpuk di atasnya
Tidak jauh dari kudang, ada Pesantren Al-Muqowwamah, teringat ketika sekolah di SMAN 1 Singaparna, pernah sekali main ke Pesantren ini ketika SMA, karena kebetulan ada sahabat yang menjadi santri di pesantren ini. Ketika melihat atap masjid pesantren ini yang datar, di dalam hati saya berdoa, mudah-mudahan percobaan aquaponik (Integrated Aquacultur) dan hidroponik yang sekarang sedang giat dilaksanakan di rumah dan di MTs SJW Ciderum, Bogor, dalam beberapa bulan kedepan mendapatkan hasil yang memuaskan, sehingga atap masjid ini bisa lebih banyak membawa manfaat dengan mengubahnya menjadi “rooftop garden”, ada beberapa metode yang bisa digunakan, dan dijelaskan dalam buku "Eat Up : the inside scoop on rooftop agriculture", mudah-mudahan jamaah masjid ini dapat menerima ide-ide yang akan dipaparkan nanti.
Ketika sampai Ciseda, agak terkejut juga, ternyata sekarang di Pesantren Manarul Hikam sudah dibuka SMPIT, mudah-mudahan dengan dibukanya sekolah ini dapat memberikan manfaat yang banyak ke penduduk sekitar
Alhamdulillah, selain jalan-jalan keliling kampung bersilaturahmi bertemu keluarga dan sahabat, sempat menyemai 3 buah bunga, tidak banyak yang disemai, wadah biru Zimbia (waktu sprout 7 hari), wadah merah Maiden Pink (waktu sprout 14 hari), dan wadah hijau African Marigold (waktu sprout 14 hari). Usia semaian ini baru 7 hari.
Alhamdulillah …, salah satu oleh-oleh jalan pagi. Akhirnya salah satu tanaman air yang sudah sejak lama saya cari-cari, terakhir kali kesini, saya mencari-cari tanaman ini, ternyata pertama kali yang saya dapatkan salah, ketika diambil memang awalnya kecil, ternyata membesar, tanaman air yang saya dapatkan dulu hampir ada di setiap sawah yang saya lalui, namanya apu-apu/kayu apu/kayambang besar (Pistia stratiotes). Kali ini, Alhamdulillah, saya menemukan apa yang dicari, Kayambang Kecil (Azolla Caroliniana), menemukannya di tempat pembenihan ikan gurame di samping SMAN 1 Singaparna, sekolah saya dulu. Ketika melihatnya langsung saja saya silaturahmi ke penghuni rumah di samping pusat pembenihan itu, namanya Pak Nana. Awalnya saya Tanya, berapa harga azolla ini, Pak Nana menjawab “Ah sok nyandak we… (ah…, ambil saja)”, akhirnya saya mengambil kantong plastik hitam yang dibuang di samping kolam pembenihan (ya .., lagi-lagi sampah plastik yang dibuang sembarangan .. :( ), Pak Nana langsung ke belakang rumah, dan ternyata membawa serokan ikan. Setelah memasukkan azolla ke dalam plastik, saya ngobrol-ngobrol kecil dengan Pak Nana, apa ada kerjasama dengan SMAN 1 Singaparna ? misal terkait dengan budidaya ikan. Katanya tidak ada, tidak pernah ada kegiatan siswa yang pusat pembenihan ikan ini, karena di SMAN 1 Singarpana tidak ada jurusan perikanan; ternyata tidak berbeda sejak saya sekolah dulu disini (1999-2002), selama 3 tahun belajar, tidak ada guru yang berinisiatif mengajak siswa-siswinya memanfaatkan pusat pembenihan ikan ini sebagai salah satu media belajar. Kemudian, saya juga tanyakan, apa Pak Nana pernah mendengar aquaponik … ? jawaban nya tidak. Akhirnya saya ceritakan sekilas apa aquaponik itu. Tidak lama kemudian saya pamit melanjutkan jalan-jalan pagi. insyaAllah, lain kali saya pulang kampung, Pak Nana adalah salah satu sahabat baru yang wajib dikunjungi .., ingin berbagi lebih lanjut tentang perikanan terutama dengan metode aquaponik. Mudah-mudahan nanti bisa ditularkan ke sekolah-sekolah ada ke masyarakat sekitar ilmunya.
Dari jalan-jalan pagi menuju rumah seoarang sahabat pagi ini dan pekerjaan kecil kemarin ketika Ramadhan menyempurnakan AlisJK (Analisis Lembar Jawaban Komputer), banyak yang disempurnakan, termasuk fitur alokasi, mirip seperti alokasi pada program SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Ada baiknya, ketika penerimaan masuk siswa baru, terutama untuk tingkat SMA, setiap kelas 10 nya diberi tema, misalkan Kelas 10 A bertema IWRM (Integrated Water Resource Management), kelas 10 B bertema ISWM (Integrated Solid Waste Management), kelas 10 C bertema Integrated Aquaculture (Budidaya Ikan Terpadu), kelas 10 D bertema Integrated Farming (Pertanian Terpadu), dan masih banyak tema lainnya. Jadi ketika siswa mendaftar di sekolah, bisa jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK, di formulir pendaftarannya ada pilihan, ini kelas yang bertema apa ? jumlah pilihaannya disesuaikan dengan jumlah kelas 1/7/10 yang ada, sebisa mungkin jumlah tema sama dengan jumlah kelas per tingkatnya, jadi setiap kelas memiliki tema masing-masing. tentu saja, tema yang dipilih harus sesuai dengan perkembangan daya pikir peserta didik. Proses seleksi dan alokasi nya sama persis dengan proses seleksi SBMPTN. insyaAllah, untuk hal teknis (baca : sistem informasi) terkait proses seleksi dan alokasi ini, AlisJK sudah dapat digunakan, beberapa tema yang disebutkan diatas pun sudah kita rintis pelan-pelan, jika ada sahabat yang tertarik dengan ide ini, dan ingin berdiskusi bersama-sama, silahkan kirim email ke info@negeripelangi.org, insyaAllah nanti akan di undang ke milis khusus yang mendiskusikan hal ini.
Mudah-mudahan, 1 tahun kedepan, ada kemajuan berarti yang dicapai dari ide ini, sehingga, kemenangan yang kita dapatkan sesudah menempuh ibadah suci di bulan Ramadhan bukan hanya kemenangan pada aspek ruhiahnya saja, tapi juga pada aspek “sosial, ekonomi dan kultur” yang insyaAllah di ridhoi Allah SWT. Kalau di ridhoi oleh Allah SWT, tentu saja diridhoi oleh para Malaikat dan para Syuhada yang sudah lebih dulu ”mudik” ke kampung akhirat. Amiin …
Mohon do'anya, kita sedang dalam proses mendirikan koperasi serba usaha dan simpan pinjam :
Perikanan, Pertanian dan Sampah yang belum diberdayakan secara optimal.
Merajut Kebersamaan dengan Pendidikan Berbasis Kewirausahaan Sosial
Dengan kegiatan yang sudah kami rintis sejak 2013, memperkenalkan konsep & praktek nol sampah, hidroponik dan aquaponik, kami akan mencoba membawa nya ke level yang lebih tinggi, yaitu merajut semuanya dalam "Koperasi Serba Usaha dan Simpan Pinjam" yang bergerak di bidang (ditulis berdasarkan skala prioritas) :
1. Kedaulatan Pangan
2. Nol Sampah
3. Kedaulatan Energi
Draft AD/ART Koperasi yang akan didirikan, dapat dibaca disini : http://www.slideshare.net/negeripelangi/draft-adart-koperasi-pelangi-ciderum, masih perlu banyak penyempurnaan.
Do'akan semoga dilancarkan.
Sabtu, 20 Juli 2013. Alhamdulillah, setelah hampir dua bulan tidak ada waktu untuk bersilaturahmi ke teman-teman sekaligus adik-adik di MTs Sirojul Wildan, karena ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Berangkat bersama istri menggunakan commuter line, Pocin-Bogor, agak kaget juga, karena memang jarang pergi ke arah Bogor, tiket yang asalnya Rp. 9.000,- turun drastis menjadi Rp. 2.500,-. Sepertinya ini salah satu efek dari kenaikan BBM dari Rp. 4.500,- ke Rp. 6.500,0 kemarin. Sebagian subsidi untuk BBM dialihkan ke transportasi massal, hal yang sangat baik. Tapi, ini ada tapinya, dari 2 angkot di Bogor yang kita naiki, ongkosnya naik Rp. 2000,- :), tapi Alhamdulillah, kali ini tidak macet sama sekali, mungkin karena puasa, selain itu perbaikan jalan menuju Cikereteg sudah selesai 100%.
Sampai di MTs Sirojul Wildan sekitar jam 10.30. Agenda Kita kali ini adalah belajar membuat keranjang komposter takakura dan finalisasi Greenhouse sederhana yang akan digunakan sebagai tempat percobaan Hidroponik dan menyimpan keranjang komposter takakura.
Siswa MTs Sirojul Wildan terlihat sedang menyelesaikan tahap akhir pembuatan Greenhouse sederhana, pemasangan atap, Greenhouse ini digunakan untuk percobaan hidroponik dan pengelolaan sampah organik dgn metode keranjang komposter takakura.
Alhamdulillah, semua berjalan sesuai dengan rencana. Dalam sesi diskusi kita berbicara tentang jurus 4RC ( Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, Compost) untuk melawan sampah di sekolah dan tempat tinggal kita masing-masing. Selain itu, kita juga menyinggung pembentukan koperasi siswa, Bu Halida, Guru di MTs Sirojul Wildan mengatakan kalau Sekolah memang ada rencana untuk membentuk koperasi, cocok sekali :).
Zero waste atau nol sampah adalah tujuan akhir kami, jika desa kami, Ciderum, ingin menjadikan sampah sebagai 'kekuatan', kita harus memulainya dari yang paling kecil, yaitu mengolah sampah organik. C dari konsep 4RC (Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, Compost). Terlihat siswa-siswi sedang membuat keranjang komposter takakura sendiri .., alhamdulillah, di sini, sekam murah sekali, 1 karung hanya Rp. 5000.
Karena yang kita kerjakan bersama anak-anak bermacam-macam, belajar dan praktek aquaponik, hidroponik, manajemen sampah, baik organik dan non organik, akhirnya kita memutuskan saja, agar kegiatan yang kita lakukan ini masuk dalam ekskul kewirausahaan, ekskul baru di tahun ajaran yang baru saja dimulai, bertepatan dengan bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan ini.
Rencana menyewa tanah untuk peternakan kambing juga dibicarakan, untuk saat ini, masih dalam wacana, karena sekolah dalam waktu dekat, ingin membuat 2 ruang kelas sederhana, agar sekolah tidak perlu dibagi menjadi dua waktu, pagi dan siang.
Dalam perjalanan pulang, ada satu kejadian yang mungkin akan sulit untuk dilupakan. Ketika turun dari angkot, kebetulan hujan sedang turun dengan derasnya, kita langsung dibantu oleh tukang ojek payung. Ketika jalan, saya bertanya pada adik kecil yang menjadi ojek payung saya itu,
Saya : "De, kelas berapa ?"
Tukang Ojek Payung: "Kelas 2"
Saya : "2 SMP ?"
Tukang Ojek Payung: "Ya"
Saya : "Gak diomelin ama orang tua ngojek payung ?"
Tukang Ojek Payung : "Gak"
Saya : "Bapak kerja apa ?"
Tukang Ojek Payung : "Bapak udah nggak ada"
Saya : "Ibu ?"
Tukang Ojek Payung : "Ibu lagi sakit paru-paru..."
Sungguh berat perjuangan hidup yang harus ditempuh oleh anak ini, sayangnya, saya tidak menanyakan alamat lengkap anak ini .. :(. Mudah-mudahan dilain waktu dapat bertemu kembali.
Ada yang mengatakan, kalau kita memerlukan 1 Desa, untuk mendidik seorang anak, dan ini benar adanya, karena pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama. Perjuangan anak ini seharusnya tidak harus seberat ini, jika seluruh warga ditempat tinggal anak ini kompak, mudah-mudahan, kita dapat mewujudkan RW Siaga yang benar-benar Siaga, bukan hanya slogan semata.
Mudah-mudahan, niat Kami untuk merintis pendidikan berbasis kewirausahaan sosial, akan berjalan dengan lancar, dan sekolah ini, bisa dikatakan sebagai POC (Proof of Concept), dari beberapa ide yang kami miliki untuk mewujudkan pendidikan di Nusantara ini menjadi lebih baik.
1. Sedekah, "Investasi" Sepeda (Bekas), http://negeripelangi.org/id/berita/2014/08/28/sedekah-investasi-sepeda-bekas
2. Belajar Bareng Aquaponik di Yayasan Misbahul Ulum Al-Quran (MTs Sirojul Wildan & MA Sirojul Athfal), https://www.youtube.com/watch?v=aDcvZn41lgw
3. Gerakan Kedaulatan Pangan di Sekolah, http://pendidikan.openthinklabs.com/search/label/gerakan%20kedaulatan%20pangan%20di%20sekolah
Dengan dibangunnya "Monorail" di Jakarta sedikit banyaknya akan ada dampaknya kepada kemacetan lalu lintas di Ibu Kota. Mengurangi kemacetan lalu lintas,berarti mengurangi kendaraan di jalanan. Dengan adanya "Monorail", kemungkinan besar para pengendara sepeda motor, terutama para pegawai kantoran, akan memilih Pengangkutan Umum ini. Kenyamanan dengan gerbong-gerbong ber A/C sangat menarik. Apalagi kalau disertai dengan harga karcis yang murah. Faktor cuaca juga membuat berpergian dengan Pengangkutan Umum akan lebih menarik pemakainya. Namun jumlah pengendar sepeda motor memakai jalanan di Ibu Kota tidak akan menurun dengan drastis, kalaupun Monorail sudah berjalan. Terutama bagi pengendara sepeda motor yang masih muda-muda. Perasaan mandiri serta mobilitas sepeda motor tidak bisa diganti dengan pengangkutan Umum. Ditambah dengan setiap tahunnya anak-anak muda yang sudah cukup umur untuk mendapatkan SIM akan bertambah juga jumlahnya. Dan sebagai "tanda" kedewasaannya itu merreka akan menunjukkannya dengan naik sepeda motor.
Pembangunan Monorail juga harus dibarengi dengan usaha lain untuk menampung anak-anak sekolah dari rumah ke sekeloh dan sebaliknya. Satu caranya ialah menyediakan angkutan khusus untuk anak-anak sekolah. Berupa Bis Khusus Anak Sekolah. Perusahaan Swasta yang bergerak dibidang ini, harus mendapatkan kelonggaran dalam pengoperasiannya. Apakah dalam bentuk BBM yang murah, atau memakai mesin-mesin Diesel/Electric atau mesin Hybrid. Juga perlu dibantu dalam hal pengkreditan pembelian Bis yang murah. Dengan demikian pengoperasian bis-bis anak sekolah ini dapat memberikan suatu keuntungan yang wajar bagi perusahaan. Sedikitnya dengan adanya pengngkutan bis anak sekolah ini tidak mengharuskan orang tua untuk membeli sepeda motor bagi anaknya untuk keperluan ke sekolah. Mungkin pengadaan Bis-bis sekolah ini diperluas dengan pengadaan Bis-bis untuk Mahasiswa.
Pengurangan lalu lintas di jalanan Ibu Kota tidak akan terjadi kalau tidak dibangun jalanan baru untuk menampung jumlah kendaraan-kendaraan terutama sepeda motor. Pembangunan jalanan baru adalah suatu hal yang mendekati ketidak mungkinan. Jadi bagaimana jalan keluarnya dari persoalan "macet" di jalanan ini?
Suatu pemikiran yang "gila", tetapi besar kemungkinannya bisa terjadi. Pembangunan "monorail" harus dibarengi dalam usaha memberikan jalan keluar bagi pengendara sepeda motor. Bagaimana seandainya "jalanan" monorail diatas dan dibawahnya dibangunan jalanan khusus untuk sepeda motor. Dengan membangun jalur-jalur jalanan sepeda motor dikiri dan kanannya tiang-tiang penyangga "Monorail". Tentu ditempat-tempat tertentu ada jalur untuk keluar/masuk dari/ke jalur layang khusus sepeda motor ini ke jalanan biasa. "Jalanan-layang-khusus-sepeda-motor" ini diusahakan jangan dikenakan biaya. Dengan demikian akan menarik para pengendara sepeda motor untuk memakai jalanan layang ini sebisa mungkin. Berat sepeda motor dengan pengendaranya tidak akan merupakan persoalan besar dalam pembangunan "jalan-layang-khusus -sepeda-motor-dibawah-jalanan-Monorail" dengan memakai penyangga Monorail juga sebagai penyanggah jalanan sepeda motor ini.
Dengan demikian pembiayaan suatu proyek yang begitu besar, seperti Monorail ini, tidak saja dalam usaha pengangkutan penumpang saja, tetapi juga merupakan usaha dalam mencari jalan keluar dari persoalan lain. Dalam hal ini memindahkan sepeda motor dari jalanan biasa kejalanan khusus sepeda motor. Moge tidak diperkenankan memakai jalanan-khusus-sepeda motor ini. Dalam waktu-waktu tertentu, dalam jarak tertentu, jalanan khusus ini dipakai untuk sepeda gowes saja, sebagai tempat berekreasi warga. Pemakaian jalanan layang ini khusus untuk sepeda gowes, diadakan pada hari-hari libur dimana kantor tutup atau dihari Minggu
Dengan demikian, seperti pepatah...sekali merekuh dayung dua tiga pulau terlampau.
Alhamdulillah, setelah posting tentang kesempatan untuk berbagi dengan cara menjadi orang tua asuh ke 3 milis, milis IGI, BizInov, dan Biotek, akhirnya anak-anak yang terancam putus sekolah sudah mendapatkan orang tua asuhnya.
Tempat tinggal anak-anak asuh ini, mayoritas berada di Desa Ciderum, berikut adalah sebaran lokasinya :
insyaAllah, kedepan kita akan coba mengembangkan sistem informasi untuk Program Orang Tua Asuh ini [3], agar sinergi antara orang tua asuh, anak asuh, dan fasilitator nya, dapat maksimal.
Assalamu'alaikum Wr.Wb,
Sahabat,
Di sekolah tempat kita biasa berbagi ilmu, sebuah MTs di Ciderum [1][2]. Pada kelulusan tahun ajaran ini, hampir 50% siswa/siswi kelas 9, tidak dapat melanjutkan ke jenjang SMA/SMK, karena keterbatasan ekonomi.
Pihak sekolah sudah berupaya mencari orang tua asuk untuk siswa/siswi yang kurang beruntung ini, dan alhamdulillah, sekarang tinggal 4 anak lagi yang belum mendapatkan orang tua asuh...
Detail biaya yang diperlukan :
1. Uang masuk Rp. 1.275.000 dapat dicicil 3x
2. SPP Rp.60.000/bulan.
Waktu sudah agak mendesak, awal juni sudah harus mendapatkan kepastian yang ingin menjadi orang tua asuh, kalau tidak, terancam putus sekolah ...
Kalau ada rekan-rekan yang tertarik untuk menjadi orang tua asuh, bisa menghubungi kami di email
Tidak harus 100%, kalau terlalu berat , agar terasa lebih ringan bisa menjadi orang tua asuh dengan cara gotong royong, 1 anak bisa 2, 3 atau bahkan lebih orang tua asuh ...
insyaAllah kita akan tetap membimbing anak-anak, karena kita juga sedang belajar mengembangkan hidroponik, aquaponik, program nol sampah dan mungkin rintisan pembelajar energi baru dan terbarukan kedepan di sekolah ini, dan anak-anak yg mendapat 'program orang tua asuh' ini akan tetap ikut belajar, insyaAllah, kita akan coba konsisten.
Belajar, hidroponik, aquaponik, program nol sampah, bersama anak asuh anda sendiri ? :), sepertinya, indah ya ...
Mungkin itu saja dulu. Mohon maaf sebelumnya, dan semoga berkenan.
Salam'alaina,
Pelangi Pekayon, Pasar Rebo
1. MTs Sirojul Wildan di NP Edupedia, http://negeripelangi.org/edupedia.php/en/school/mts-sirojul-wildan/caringin/7237/smp
2. Catatan di Lapangan Ketika Berbagi Ilmu di MTs Sirojul Wildan, http://negeripelangi.org/en/berita?tag=mts+sirojul+wildan
3. Program Orang Tua Asuh yang Mendukung Program Desa Membangun, https://github.com/OpenThink-Labs/Aqabah/issues/16
Dari pengalaman yang sudah-sudah, malapetaka yang menimpa Negara kita ini adalah malapetaka bencana alam berupa meletusnya Gunung Berapi, Tsunami, Banjir karena hujan, Tanah longsor, Kebakaran hutan. Ditahun 2004, terjadi Tsunami di Aceh. Kita belajar banyak dari musibah itu. Tahun 2010 terjadi musibah tsumani di Kepulauan Mentawai. Ternyata apa yang kita pelajari dari Tsunami Aceh itu tidak dapat diterapkan sepenuhnya dalam penanganan Tsunami di Mentawai.
Keadaan alam dipantai-pantai di beberapa Pulau di Kep. Mentawai ini sangat berbeda dengan keadaan pantai di Aceh. Ditambah dengan keadaan cuaca buruk berhari-hari tidak membantu sama sekali dalam kelancaran pengamanan penduduk setempat. Angin kencang yang meniup menyebabkan gelombang yang besar. Gelombang yang besar menghambat dalam usaha pertolongan dari laut. Angin yang meniup kencang, juga menyebabkan kesusahan dalam pengiriman bantuan melalui udara. Tidak ada jalan darat untuk mencapai lokasi pantai Barat dari pantai-pantai lainnya, menyebabkan usaha pertolongan mengalami kesulitan besar.
Dalam usaha "cetak biru" Penanganan Bencana Alam Tsunami, keadaan fisik dari permukiman penduduk di Pantai Barat Sumatra, Pantai Barat Pulau-pulau sepanjang Pantai Barat Sumatra, sepanjang pantai selatan Pulau Jawa harus dipelajari dan dicatat secara mendetail. Pembangunan jalan-jalan ke permukiman penduduk di pantai Barat Sumatra dan Pulau-pulau itu adalah merupakan satu-satunya jalan keluar untuk mencapai permukiman itu, apabila usaha dari laut dan dari udara tidak dapat dilaksanakan dengan semestinya. Jalan-jalan itu menghubungkan permukiman di pantai Barat dengan pantai-pantai lainnya dimana dianggap aman dari gangguan cuaca buruk sepanjang tahun. Dipantai yang aman ini dibangun pelabuhan darurat. Pelabuhan-pelabuhan ini merupakan pelabuhan bongkar kapal-kapal yang memuat barang-barang pertolongan bagi para korban bencana alam tsunami.
Di Pantai Barat Sumatra yang berdekatan dengan Pulau-pulau sepanjang Pantai Barat Sumatra, dipilih sebagai pelabuhan penumpukan barang-barang pertolongan. Yang mana barang-barang pertolongan ini datang dari pelabuhan-pelabuhan lainnya. Juga harus ada jalan darat yang menghubungkan pelabuhan penumpukan barang ini dengan kota-kota lainnya dipedalaman Pantai Barat Sumatra.
Tidak jauh dari permukiman penduduk di pantai Barat Pulau-pulau itu dan di pantai Barat Sumatra dibangun permukiman darurat ditempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu yang dianggap aman dari ombak besar.
Pemasangan monitor mengenai ketinggian permukaan laut merupakan usaha pengamanan pertama. Bila permukaan naik melampaui ketinggian tertentu,monitor mengirim aba-aba ke alat penerima didarat, Alat-alat didarat berupa tiang-tiang pengeras suara yang secara electronik dinyalakan oleh aba-aba yang diterima dari alat monitor dipermukaan laut. Sirene mendengung memberikan aba-aba agar penduduk siap-siap untuk mengungsi ke daratan yang lebih tinggi.
Setiap permukiman penduduk ditepi pantai, selain dipasang monitor di tengah laut dan tiang-tiang pengeras suara, juga diberikan sepasang kambing untuk dipelihara didalam kandang tidak jauh dari rumah. Kambing-kambing dipasang lonceng dilehernya. Naluri binatang, bila musibah akan datang, mereka akan gelisah dan berlari-lari mencari jalan keluar. Keributan ini diantara mengembik dan bunyi lonceng dapat memberikan tanda bahwa akan datang ombak besar. Kandang kambing dibuka, penduduk setempat mengikuti jejak kambing dalam mencari tanah yang aman yang tak akan dicapai oleh ombak besar. Bila kambing-kambing itu tidak kelihatan panik dan kembali memakan rerumputan, dapat dikatakan bahwa tempat itu aman akan ancaman ombak besar.
Pendidikan penduduk setempat disertai dengan pemasangan alat pengamanan akan memudahkan dalam pemberian pertolongan bila terjadi musibah bencana alam tsunami. Disetiap permukiman penduduk, kepala Desa diberikan alat komunikasi melalui satelit langsung ke Badan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan bencana alam. Alat komukkasi ini juga diperlengkapi dengan GPS. Sehingga keberadaan mereka selama menghindari musibah dapat diketahui dengan cepat dan tepat. Dengan demikian pengiriman barang-barang makanan dan obat-obatan dapat dilakukan dengan segera.
Dalam penanganan musibah Gunung Berapi, juga sebagai usaha pengamanan pertama adalah menempatkan alat-alat monitor sepanjang lereng gunung. Mulai dari puncak dekat kawah sampai ke daerah yang aman. Alat-alat pengamanan ini memancarkan aba-aba dalam waktu tertentu. alat-alat monitor ini dilengkapi dengan batterai, dimana batterai ini diisi dengan solar panel dan atau dikombinasikan dengan kincir tenaga angin. Bila abu atau awan tebal menutupi daerah ini, diharapkan hembusan angin masih dapat mengisi batre tsb.
Bila alat monitor ini berhenti memancarkan aba-aba, berarti monitor ini rusak karena awan panas atau karena lahar panas. Kecepatan turunnya awan panas dan lahar panas dapat ditentukan dengan memperhitungan "matinya" monitor yang satu dan yang berikutnya Tiang-tiang pengaman di desa-desa dinyalakan dari tempat-tempat pengintaian keadaan Gunung. Demikian juga alat-alat monitor lainnya di markas badan pengelola bencana alam gunung berapi. Dengan demikian tempat maupun fasilitas untuk pengungsi sudah disiapkan terlebih dahulu sebelum para pengungsi datang. Juga persediaan kendaraan bus untuk menampung pengungsi yang akan ditempatkan diberbagai lokasi dikota-kota tertentu.
Persiapan-persiapan ini dilokasi, dimana akan menampung pengungsi, terutama dalam mendirikan tenda-tenda untuk tidur. Penyediaan kamar rmandi, penyediaan dapur umum. Juga dilokasi lainnya disediakan tempat-tempat untuk penampungan bala bantuan berupa bahan makanan, pakaian dan keperluan sehari-hari (sabun, sikat gigi, dllnya) yang diterima dari masyarakat, swasta atu Pemerintah.
.Tidak ada suatu organisasi yang berdisplin kuat, jelas akan tanggung jawab serta "chain of command" yang jelas serta terperinci, selain TNI. Dan dalam menanggulangi bencana alam diperlukan suatu badan yang berdisiplin serta jelas akan susunan organisasinya dengan demikian dapat menghindari kesimpangsiuran, kekeliuran dalam pembahagian tugas. Harap diingat dalam keadaan musibah alam terjadi kepanikan dimasyarakat dimana suatu ketika akan menjalar kepada para petugas. Sering terjadi bahwa suasana kepanikan, suasa ketakutan serta tidak mampu berbuat sesuatu adalah gejala dari yang disebut "disoriented". Yang mana gejala ini banyak hubungannya dengan penghambatan pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan. Hanya ketekunan,dedikasi,serta disiplin yang kuat dalam melakukan perintah yang dapat melawan gejala tersebut.
Dalam musibah alam seperti gempa, tsunami dan letusan gunung berapi diperlukan penanggulangan dari darat laut dan udara. Dan koordinasi dari ketiga unsur penanggulangan ini hanya dapat dilaksanakan dengan baik oleh badan organisasi yang rapih dan berdisiplin kuat. Tentunya personel dan peralatan yang memadai dan canggih akan lebih sempuirna dalam penanggulangan musibah seperti ini. Peralatan seperti kapal pengangkut, Landing Crafts Transport, Amphibious Crafts, pesawat pengangkut, helikopter, pesawat ringan sebagai pelapor keadaan di lapangan dan alangkah idealnya pemotretan dari angkasa luar dengan satelit.
Dengan kata lain, penanggulangan bencana alam nasional sewajarnya dikoordinir oleh Panglima TNI.
Ya Allah, aku mau bertanya. Kenapa Allah memberikan kekayaan dan kekuasaan kepada orang Muslim di Indonesia? Aku tidak mengerti. Pada saat aku datang ke pesantren anak yatim dan ketemu anak yatim dan dhuafa yang tangan, lengan, kaki, pantat dan hampir seluruh tubuhnya penuh dengan luka dari parasit skabies (kudis), yang kulitnya terinfeksi, penuh dengan bisul dan nanah, yang aku pikirkan adalah orang Muslim yang kaya di sini. Kenapa mereka bisa membiarkan anak yatim menderita berbulan-bulan? Apa karena tidak tahu? Atau karena “tidak mau tahu”? Ada begitu banyak banyak Muslim yang kaya di sini, tapi hanya sedikit yang peduli. Kalau dikasih gunung emas, mereka akan kejar gunung emas yang kedua. Kenapa Allah memberikan kekayaan dan kekuasaan kepada orang Muslim di sini? Aku tidak mengerti.
Dalam ceramah, banyak ustadz membicarakan “orang kafir” yang tidak beriman kepada Allah. Tapi di semua negara maju, pengusaha, pemimpin, dan pejabat adalah “orang kafir” itu. Mereka tidak beriman, tapi negara mereka bersih, sejahtera, teratur dan tidak ada anak yatim dan dhuafa yang jatuh sakit berbulan-bulan, tanpa ada yang peduli. Tapi di sini, keahlian para pengurus negara dan pengusaha kaya tidak digunakan untuk memajukan seluruh masyarakatnya, tapi digunakan di “bidang korupsi” saja. Dana pendidikan dikorupsi, dana sosial dikorupsi, pajak negara dikorupsi, dana Haji dikorupsi, dan percetakan Al Qur’anpun dikorupsi. Apa yang tidak dijadikan “kesempatan korupsi” oleh orang Muslim di negara ini? Kok “orang kafir” tidak begitu? Kok “orang beriman” bisa? Kenapa Allah memberikan kekayaan dan kekuasaan kepada orang Muslim di sini? Aku tidak mengerti.
Ketika mencari klinik dokter untuk ambil obat, aku pakai GPS, koordinasi lewat HP, naik mobil, dapat obat, dan akhirnya bisa melakukan pengobatan. Di komputer, pakai program Excel untuk membuat daftar anak dan dosis obat, lalu diprint dan difotokopi. GPS, HP, mobil, obat, cara pengobatan, komputer, program Excel, printer, mesin fotokopi, listrik, dan semua barang lain yang digunakan untuk mempermudah proses pengobatan itu adalah ciptaan orang kafir. Lalu apa yang diciptakan oleh orang Muslim di negara ini yang menjadi bermanfaat untuk umat manusia di seluruh dunia? Sudah dikasih negara yang luas dan subur, laut dan hutan, bahan dan zat berharga di bawah tanah, dan seterusnya. Tapi yang terjadi adalah semua orang Muslim di semua lapisan melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme agar bisa lebih kaya dan lebih kuat lagi. Dan anak yatim dibiarkan menderita dan tinggal dalam kemiskinan seumur hidup. Keahlian yang paling menonjol dari umat Islam di sini adalah menjadi “ahli korupsi”. Kenapa Allah memberikan kekayaan dan kekuasaan kepada orang Muslim di sini? Aku tidak mengerti.
Orang Muslim yang miskin mengatakan “Saya tidak bisa bantu, uang saya pas-pasan”, sambil isap rokok. Orang “miskin” itu membakar lebih dari 120 triliun rupiah per tahun, dalam bentuk “rokok”. Tapi untuk anak yatim yang sakit dan lapar, orang miskin itu merasa tidak bisa bantu karena “tidak ada uang”. Lalu membakar 120 triliun rupiah. Jadi ternyata orang Muslim yang miskin dan kaya tidak jauh beda. Dikasih uang seberapapun, tidak pernah cukup untuk membuatnya bersyukur kepada Allah sampai merasa bisa membantu anak yatim dan dhuafa. Kecuali sedikit sekali orang Muslim yang selalu siap membantu dan sudah bergerak sendiri. Tetapi yang lain? Kenapa Allah memberikan kekayaan dan kekuasaan kepada orang Muslim di sini? Aku tidak mengerti.
Aku ingin ambil foto tangan anak yang terinfeksi ini, membuat poster sebesar 10m x 10m dan taruh dalam ruang sidang DPR. Jadi setiap kali “wakil rakyat” itu mau bahas rencana “studi banding”, mereka bisa lihat apa yang dialami oleh anak yatim di sini. Dan aku juga mau taruh foto ini di depan meja kerja setiap pejabat negara, dari Presiden sampai ke RT, agar mereka bisa melihat apa yang dialami anak kecil di dalam wilayah kekuasaan mereka. Kenapa Allah memberikan kekayaan dan kekuasaan kepada orang Muslim di sini? Aku tidak mengerti.
Setelah aku minta bantuan kepada lebih dari 10.000 orang Muslim (lewat email dan Facebook), akhirnya terkumpul lebih dari 20 juta rupiah dalam 3 hari. Alhamdulillah. Tapi bukan 10.000 orang Muslim yang menyumbang. Hanya 25 orang. Yang lain diam saja. Mungkin sambil isap rokok, mereka merasa tidak ada uang untuk membantu anak yatim. Atau mungkin mereka memikirkan mobil baru yang mau dibeli pada tahun ini. Kalau Rasulullah SAW bisa hidup sekarang, dan duduk dengan anak yatim yang sakit berbulan-bulan, apa yang akan dia pikirkan? Kalau melihat orang Muslim yang kaya yang sibuk menikmati uangnya, dan melihat orang Muslim yang miskin yang lebih peduli pada rokoknya, apa yang akan dirasakan di dalam hatinya Nabi Muhammad SAW? Apakah bangga (karena masih ada sedikit orang Muslim yang mau membantu)? Atau apakah dia akan merasa MALU karena harus mengakui orang seperti kita sebagai “pengikutnya”? Kenapa Allah memberikan kekayaan dan kekuasaan kepada orang Muslim di sini? Aku tidak mengerti.
Wassalam,
Gene Netto
Sebagai kota besar dan Ibu Kota Propinsi, dengan penduduk 4 juta lebih, dimana boleh dikatakan tidak ada pelebaran jalan atau sulit untuk melakukannya, ditambah dengan bermacam-macam kendaraan yang memakai jalanan umum, adalah wajar sekali untuk memikirkan jalan keluar dalam hal pengangkutan penumpang didalam kota Bandung.
PT Haji Kalla, menyarankan untuk membangun "Mono Rail" sebagai jalan keluar dalam usaha pengangkutan penumpang dalam kota dimana penumpang dengan jumlah besar dapat diangkut sekali jalan. Ini apa yang disebut sebagai "Mass Transit". Biaya pembangunan "Mono Rail" di Bandung ini diperkirakan sekitar Rp. 4 Trilyun.
Pembangunan "Mono Rail" itu sangatlah mahal. Monorail di Kualalumpur memakan ongkos USD 36 juta per kilometer. Ongkos pembangunan "Mono Rail" di Mumbai, India memakan ongkos USD 27,25 juta per kilometer. Kota Seattle di Negara Bagian Washington, USA pada bulan November 2005, penduduknya memberikan suaranya untuk tidak membangun "Mono Rail". Ongkos pembangunan "Mono Rail" di kota Seattle ini diperhitungkan akan memakan biaya USD 100 juta per mile. Setelah diperhitungkan kembali, biayanya turun menjadi USD 87 juta per mile.
Di kota Las Vegas, di negara bagian Nevada,USA, dibangun "Mono Rail" serta 7 stasiunnya memakan ongkos USD 650 juta. "Mono Rail" di Las Vegas ini hanya sebagai daya penarik turis dengan memberikan angkutan dari satu Casino ke Casino lainnya.
"Mono Rail" di Bandung dengan jarak 30 km itu diperkirakan akan memakan biaya USD 470 juta, atau USD 19 juta per kilometernya. Jarak ini adalah dari Utara ke Selatan dan mengelilingi kota Bandung. Diberitakan harga karcisnya adalah Rp.7000 sekali jalan.
Pertama-tama harus diingat dan dimengerti bahwa usaha pengangkutan penumpang dalam kota dimanapun didunia adalah usaha yang tidak mengejar keuntungan. Tersedianya pengangkutan penumpang dalam kota adalah sebagai imbalan balik dari Pemerintah dalam usaha kesejahteraan penduduknya. Dengan arti kata lain subsidi Pemeritah, apakah Pemda, Pemkot dan Pusat sangat diperlukan. Jadi biaya pembangunan "Mono Rail" di Bandung sejumlah Rp. 4 Trilyun harus ditambahkan biaya pengoperasiannya.
Dalam usaha Pemerintah untuk membangun suatu proyek dengan biaya yang sedemikian besarnya, harus dipikirkan akan "keuntungan" lainnya yang dapat dirasakan oleh penduduk setempat. Dengan demikian biaya yang besar itu mempunyai dampak positip akan kesejahteraan penduduk. Umpamanya, pembangunan "Mono Rail" di Bandung ini, harus dikaitkan dengan usaha-usaha lainnya. Apakah itu usaha penanggulangan banjir, atau usaha pembuangan air limbah dari rumah-rumah. Atau usaha-usaha lainnya seperti tersedia air dengan mudah untuk dipakai Pemadam Kebakaran, penyemprotan jalanan terutama di musim kemarau, dan penyiraman pohon-pohon atau taman bunga sepanjang jalan.
Mengingat biaya yang sangat besar dalam pembangunan "Mono Rail" ini apakah kiranya dapat dipikirkan cara lain yang lebih murah dalam pembangunan awal dan juga murah dalam pengoperasiannya. Kalau kita membaca "Mono Rail" memberikan kesan yang dimaksud adalah Sistim "Maglev", dimana induksi magnet memutarkan roda-roda gerbongnya. Bagaimana kalau apa yang disebut "Mono Rail" ini adalah berupa "Jalan Layang Bis Dua Jalur".
Dengan pemikiran dasar "Jalan Layang Bus Dua Jalur", berarti tidak perlu rel-rel besibaja, roda-rodanya bukan roda besibaja seperti kereta api, karena badannya berupa badan Bis, gerbong-gerbong penumpang itu dibuat dari bahan seperti Bis antar kota. Berati berat badan Bis ini lebih ringan daripada gerbong penumpang kereta api. Karena badan Bis yang ringan, alat penggeraknya dapat dipakai mesin-mesin diesel atau mesin diesel electric atau motor listrik yang tidak memerlukan tegangan listrik yang tinggi , sebagai alat penggeraknya. Tidak memerlukan "sub station" pada jarak-jarak tertentu untuk menurunkan listrik tegangan tinggi, juga tidak memerlukan peralatan untuk menukar arus AC menjadi arus DC. Mesin-mesin penggerak ini jauh lebih murah dari motor induksi sistim "Maglev". Memungkinkan motor listrik sebagai penggerak Bis ini dapat diproduksi di dalam negeri. Bila dipakai Bis-Bis sebagai "gerbong" penumpang yang ringan, dua atau tiga badan Bis bergandengan, mungkin dapat mengirit dalam pembangunan "Jalan Layang"-nya. Menghemat dalam pemakaian semen dan besi beton.
Ditengah-tengah jalur, dibangun "rel" dari besi beton, kegunaan rel ini hanya sebagai "pengarah" agar Bis berjalan dijalurnya. Roda dengan ban ( seperti ban Forklift) dipasang horisontal dikedua sisi "rel" ini. Ban-ban lainnya berjalan di permukaan jalur ini sebagai penyanggah badan Bis dan sebagai penggerak Bis. Mengingat berat badan Bis yang ringan, dan dioperasikan diatas tanah, memungkinkan akan pemakaian "Diesel Electric" dengan mesin diesel ukuran kecil. Atau mesin penggerak "Hybrid", juga memungkinkan memakai motor listrik dimana listrriknya diambil dari seperangkat batre. Atap Bis dipasang "Solar Panel" untuk mengisi batre, listrik dari batre memutarkan motor listrik sebagai alat penggeraknya. Bila sistim "Solar Panel" dipakai, mengingat jalanan yang menurun dan mendaki, ada keuntungan lain. Keuntungannya tenaga penggerak Bis ini dapat dirubah dari motor listrik menjadi generator listrik hanya dengan memijit tombol. Jalanan mendaki mesin penggeraknya sebagai "motor listrik", sewaktu berjalan menurun, motor listrik ini berubah menjadi generator listrik mengisi batre dan juga sebagai "rem".
Dengan pemikiran dasar bahwa proyek dengan biaya yang besar ini harus mempunyai keuntungan sampingan dimana keuntungan sampingan ini akan membuka pintu menuju ke sejahteraan penduduk. Umpanya,
1.menanggulangi banjir
2.menanggulangi penyaluran air limbah rumah,
3.usaha "Sewage Treatment Plant"
4.membangun sarana rekreasi penduduk
5.mungkin juga keuntungan sampingan ini dapat diusahakan sebagai salah satu pemasukan kas Pemkot.
6.melestarikan lingkungan
7.membuka usaha sebagai penghasilan tambahan bagi penduduk setempat.
Bagaimana kalau "Jalur Layang Bis Dua Arah" ini dibangun sepanjang Cikapundung, mulai dari Babakan Siliwangi sampai ke Pasirmalang atau lebih jauh lagi sampai batas Kota. Di tempat-tempat tertentu, jalan arus Cikapundung disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dinding-dinding beton di kedua sisinya.
1.Dinding besi beton dibangun dikedua sisi Cikapundung. Dinding beton ini sebagai landasan "Jalur Layang Bis Dua Arah".
2.Dalam jarak tertentu dibangun "Pintu-pintu Air" untuk mengatur arus Cikapundung di musim hujan. Jarak dari pintu air yang satu dan lainnya berupa "kolam" dipakai dalam menampung air hujan dan juga menampung air limbah rumah.
3.Dalam kolam ini ditanami "eceng gondok" dalam usaha awal membersihkan air Cikapundung. Di kolam -kolam ini dipelihara ikan mas dan lele.
4.Adanya "pintu air" ini dapat dimanfaatkan usaha Hydro-mini. Dalam jarak tertentu dibangun Taman Rekreasi, listrik dari Hydro-mini sebagai sumber listrik untuk penerangannya. Dengan adanya Ikan Mas dan Lele, dapat merupakan Taman Rekreasi untuk memancing ikan bagi penduduk setempat, terutama anak-anak. Pemkot dapat saja mengkontrakan usaha rekreasi ini kepada pihak swasta.
5.Dasar Cikapundung dalam waktu-waktu tertentu dikeruk. Usaha dalam pencegahan bajir dan lumpur yang dikumpulkan dikeringkan dan dibuat "pellets" untuk dijual sebagai pupuk organik.
6.Dengan dibangun dinding di kedua sisi Cikapundung, mengurangi pembuangan sampah penduduk yang bermukim sepanjang Cikapundung. Membuka jalan dalam usaha pembersihan Cikapundung dari polusi sampah.
7. Membuka jalan bagi penduduk yang bermukim dekat stasiun-stasiun untuk membuka penitipan motor atau mobil. Merupaka penghasilan tambahan.
Keuntungan "sampingan " mudah-mudahan dapat ditrapkan di berbagai Kota Besar di seluruh Nusantara, dimana kondisi kota-kota itu hampir sama dengan Kota Bandung dengan Cikapundung-nya.
Dengan membangun "Jalur Layang Bis Dua Arah" sepanjang Cikapundung, kemungkinan bahwa ketinggian jalur ini dapat diatur sedemikian rupa dengan suatu sudut tertentu sehingga perjalanan dalam jalur ini dari Utara ke Selatan merupakan jalanan yang menurun. Dengan demikian perjalanan Bis dalam jaluir Utara-Selatan sebanyak mungkin memakai tarikan bumi (gravity). Jalanan yang boleh dikatakan rata memberi keuntungan dalam pengoperasian Bis di jalur layang ini. Tidak perlu mesin penggerak yang besar, murah dalam pengoperasian sehari-hari. Mengirit dalam biaya pembangunan awal dengan seminim mungkin untuk "menggusur" rumah penduduk.
"Jalur Bis Dua Jalur Dalam Tanah" dibangun dibawah Jalan Asia-Afrika, Kiaracondong ke Andir. Pengangkutan selanjutnya ke arah Timur, jalanan Kereta Api yang ada dimanfaatkan sampai ke Cicalengka. Arah Barat ke Cimahi dengan Bis Listrik. Dibangun stasiun dibawah tanah dimana jalur Utara-Selatan dan jalur Timur-Barat berpotongan. Pindah dari Bis Utara-Selatan ke Bis Timur-Barat tidak dikenakan biaya tambahan. Terowongan dalam tanah ini dibangun sedemikian rupa, dua terowongan yang ditumpuk dua. Terowongn bagian atas dipakai untuk "Jalur Bis Dua Arah", terowongan dibawahnya dibagi dua. Yang satu sebagai penadah air hujan, dan yang lainnya sebagai penadah air limbah dari rumah. Sebahagian besar dari terowongan ini dipakai sebagai Penadah air hujan sebagai "reservoir" airnya dipakai untuk keperluan Pemadam Kebakaran dan penyemprotan jalanan dimusim kemarau serta menyirami pohon-pohon dan tanaman lain dipinggir jalan. Bila air hujan melebihi daya tampung, air hujan dibuang ke Cikapundung. Air limbah rumah langsung dibuang ke Cikapundung. Dengan kemajuan teknologi, dapat saja terowongan penampungan air hujan dan air limbah rumah dibuat dari re-enforced plastik, ferro cement atau bahan plastik lainnya. Dikemudian hari, air hujan yang ditampung dapat diolah untuk air minum. Kembali ke "pemikiran dasar" bahwa proyek dengan biaya besar harus ada dampaknya yang positip kepada penduduk. Selokan-selokan terbuka akan lenyap, mengingat ada jalan keluarnya dengan menyalurkan air selokan-selokan ini ke terowongan penampungan didalam tanah melalui sistim riool.
Mengingat terowongan ini untuk dipakai sebagai jalur Bis, dikarenakan berat Bis yang jauh lebih ringan dibandingkan dengan kereta api, pengiritan dalam pembangunan awal dapat dicapai dengan menghemat semen dan besi beton. Dengan sendirinya waktu yang diperlukan dalam membangun terwongan ini dapat dipersingkat.
Rute-rute lainnya menuju ke/dari stasiun-stasiun Jalur Utara-Selatan dan Jalur Timur-Barat dipakai Bis Mini dengan motor listrik.
Landasan berpikir dalam usaha Pengangkutan Penumpang dalam kota adalah sebagai berikut:
Pengangkutan Penumpang Dalam Kota, bukan saja mengangkut penumpang dalam jumlah besar dalam sekali angkut (Mass Transit), tetapi pengangkutan penumpang dimana alat pengangkutnya tiba dan berangkat dari satu stasiun tepat dengan jadwalnya dan frekuensi kedatangan disetiap stasiun itu lebih sering.
Jikalau kemampuan pengangkutan umum itu untuk mengangkut penumpang tidak banyak, namun kedatangan dan keberangkatan alat pengangkutan lebih sering, bagi penumpang tidak akan menjadi persoalan besar. Dengan arti kata lain, alat pengangkutan penumpang itu tidak perlu mampu mengangkut penumpang dalam jumlah besar dalam sekali jalan. Jalan lain untuk mengurangi kepadatan penumpang didalam gerbong, jam-jam buka kantor diatur sedemikian rupa sebahagian buka lebih cepat dan sebahagian lainnya buka kantornya lebih lambat.
Kita jangan mencoba untuk memperbandingkan Pengangkutan Penumpang Dalam Kota dengan di Kota-kota lain di dunia untuk diterapkan di dalam negeri. Pertama daya beli rakyat kita jauh dibawah daya beli masyarakt di kota lain di dunia. Berarti harga karcis harus murah. Di New York City, USA, dimana jaringan pengangkutan penumpangnya dalam kota adalah yang terbaik didunia, dilihat dari segi luas daya jangkauannya. Dengan mengoperasikan kombinasi Kereta Api Dalam Tanah, Kereta Api jalan layang dan Bis-bis kotanya, pemasukkan dari harga karcis hanya mencapai 47% dari ongkos-ongkos pengoperasiannya. Ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya, seperti Paris, London dan Mexico City.
Harga karcis di NYC adalah $ 2.25, minimum upah kerja adalah $7.15 perjamnya. Satu hari bekerja selama 8 jam setelah dipotong pajak penghasilan menghasilkan $ 48. Ongkos angkutan ke dan dari tempat bekerja adalah $ 4.50 per hari. Kotapraja rugi dalam pengoperasian pengangkutan penumpang dalam kota, namun memberikan kelonggaran untuk warganya mencari nafkah dengan memberikan harga karcis yang murah, sehingga jarak dari rumah ketempat bekerja tidak menjadi persoalan. Tetapi dengan lebih banyak warganya bekerja berarti lebih banyak pemasukkan Kotapraja dari pajak penghasilan, pajak penjualan.
Kebiasaan dan kebutuhan penduduk setempat berbeda-beda. Sebagai contoh untuk memenuhi kebutuhan penduduk dalam berdagang keliling, umpamanya, Bis-Bis pengangkutan penumpang dalam kota dapat saja dipasangkan gandengan gerbong terbuka atau gerbong-gerbongnya dimana kursi-kursinya dapat dilipat, dalam waktu-waktu tertentu. Gerbong ini diperuntukkan bagi para pedagang keliling membawa barang dagangannya beserta perlengkapan alat-alat jualannya. Mungkin ini adalah salah satu usaha mengurangi kepadatan kendaran speda motor di jalanan. Melihat akan adanya "perlakuan istimewa" ini akan merangsang para warga lainnya untuk ikut berusaha dengan berjualan keliling. Kembali ke pemikiran "proyek dengan biaya besar" harus ada dampak positip kepada penduduk setempat.
Semua Bis-bis apakah yang menjalani trayek diatas tanah, dibawah tanah dan dijalan diusahakan dari jenis yang sama. Terutama mesin-mesin penggeraknya serta suku cadangnya. Ini adalah perlu dalam usaha menekan ongkos pengoperasiannya sehari-hari dan menekan seminim mungkin jumlah Bis-bis yang tidak jalan karena perlu perbaikan.
Alat penggerak gerbong-gerbong berupa Bis ini adalah motor listrik. Listrik yang dipakai untuk memutarkan motor listrik ini diambil dari seperangkat batre yang disimpan didalam badan Bis. Setiap gerbong Bis dilengkapi dengan dua perangkat batre. Perangkat yang satu untuk memutarkan motor listrik, perangkat yang kedua diisi batrenya dengan listrik yang diambil dari generator di setiap stasiun melaui kawat yang dipasang diatas langit-langit terowongan. Dengan demikian setiap gerbong Bis selalu mempunyai sumber listrik dari batre yang diisi penuh.
MangSi nyc 11/21/12
Assalamu'alaikum wr.wb.,
Teman-teman, minggu kemarin ada banyak sekali berita tentang anak yang tawuran, yang membunuh anak dari sekolah lain dengan sikap kejam. Berita itu masuk semua media, saya dan pakar pendidikan yang lain membahasnya, polisi bicara, pemda bicara, psikolog bicara. Ini menjadi topik yang sangat besar dan dibahas secara luas. Lalu pada jumat kemarin, saya ikut shalat jumat seperti biasa. Dari melihat semua yang sedang terjadi dalam minggu itu (dua anak di Jakarta tewas dalam tawuran), saya kira mungkin khatib akan manfaatkan kesempatan itu untuk membahas akhlak seorang anak Muslim, peran orang tua dalam mendidik anaknya dan sebagainya. Ternyata saya salah. Temanya untuk khutbah minggu kemarin? Hikmah Ibadah Haji!
Ternyata, ibadah haji adalah salah satu dari rukun Islam yang wajib bagi mereka yg mampu. Rugilah kalau tidak haji katanya. Balasan haji yang mabrur adalah sorga. Dan begitu seterusnya. Lebih dari 50% jemaah begitu terpesona dan tertarik, mereka menundukkan kepala dan hampir tidur (atau tidur benaran). Anak-anak di lantai atas lebih senang ngobrol dan bercanda sama teman-temannya, daripada mendengarkan semua info yang sama lagi.
Khatib tidak membahas akhlak Nabi atau bagaimana caranya Nabi membina anak. Tidak membahas peran orang tua dan anggota masyarakat lain dalam membina generasi mendatang dengan akhlak yang baik. Seorang bapak perlu memberikan kasih sayang terhadap anak laki-laki. Kalau sering dipukul, dihardik, diremehkan, disalahkan dsb. maka anak bisa merasa stres dan trauma, masuk sekolah dalam keadaan tidak bahagia, dan cepat cari kesempatan ribut. Tapi siapa yang akan mengingatkan para bapak tentang tugas mereka sebagai pembina anggota ummat Islam untuk masa depan?
Mungkin sebagian dari anak yg ikut tawuran merasa putus asa karena merasa tidak ada yang sayangi mereka. Mereka siap perang di jalan karena benar-benar tidak peduli kalau hidup atau mati, dan tidak terlalu memikirkan masa depan. Buat apa hidup terus kalau tidak dapat kasih sayang yang benar dari orang tua? Di sekolah ditegur terus oleh guru karena tidak konsentrasi penuh, karena bicara di kelas, karena sepatunya salah, karena pakai gelang, atau karena rambutnya lebih panjang dari 4 senti. Di rumah juga dimarahi terus oleh bapak atau ibu. Anggota masyarakat di pinggir jalan bicara dengan kasar kepada anak sekolah, cepat marah dan mengusir karena kumpul di depan warung, dan seterusnya. Jadi dari mana mereka bisa merasakan kasih sayang dan dapat contoh yang baik?
Dengan ustadz di masjid atau di sekolah, mereka diajarkan fiqih shalat, fiqih puasa, fiqih haji, dan cara membaca Al Qur'an dalam bahasa Arab tanpa harus dipahami teksnya. Ilmu nomor dua, baca saja yang penting. Dari mana mereka akan belajar kasih sayang dan akhlak mulia yang dicontohkan oleh Rasulullah? Di sekitar mereka mungkin sedikit sekali orang dewasa yang mencontohkannya. Lebih sedikit lagi yang mau habiskan waktu duduk dengan mereka dan ajarkan mereka secara langsung, mendengarkan mereka dengan baik, mendengarkan semua keluh-kesah mereka, dan nasehati dengan lembut dan bijaksana. Jadi dari mana mereka bisa belajar?
Pada saat seorang ahli agama dapat kesempatan bicara kepada ribuan pria yang menjadi bapak, kakek, om, polisi, pejabat, tetangga dan bahkan guru sekolah, yang dibahas bukan cara membina anak muda agar menjadi orang Muslim yang mulia, tapi yang dibahas adalah hikmah ibadah haji sekali lagi, dan sepertinya membaca dari teks yang dibaca pada tahun kemarin juga! Mungkin yang hadir sudah mendengar info yang sama ratusan kali. Jadi karena itu, tidak banyak yang mau dengar. Dan mungkin pada sore itu, ada tawuran lagi. Dan semua orang dewasa gelengkan kepala dan bertanya, "Kok anak kita tidak berakhlak secara baik sekarang?" tanpa berfikir tentang peran semua orang dewasa dalam membina anak muda. Orang dewasa itu tidak bertanya, "Apa saya sudah menjadi contoh yang baik untuk anak bangsa, yang pantas ditiru, dan sesuai dengan contoh Rasulullah SAW?"
Dan pada hari jumat minggu ini, ada kesempatan lagi untuk membahas sesuatu yang benar-benar bermanfaat bagi ribuan orang yang hadir di masjid. Jadi temanya apa pada minggu ini dari khatib yang berbeda…? Hikmah Ibadah Haji! Sekali lagi!! (Padahal yang mau haji sudah berangkat!!!) Khatib tidak membahas orang yang berangkat haji dengan uang korupsi. Tidak membahas orang yang lebih sibuk belanja daripada ibadah di tanah suci. Tidak membahas orang yang kembali setelah haji dan kembali ke semua keburukan yang sama yang menjadi kebiasaannya sebelum berangkat.
Kalau khutbah Jumat bisa membahas masalah yang merupakan realitas di lapangan, yang menyentuh kehidupan ummat Islam sehari-hari, mungkin jumlah tawuran akan berkurang bukan bertambah, dan orang yang hadir dalam shalat jumat akan mau dengar daripada tidur.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Sahabat,
Berikut adalah PRESIDENTIAL - INNOVATION LECTURE Pada Acara HARI KEBANGKITAN TEKNOLOGI NASIONAL 2012 yang disampaikan oleh Bpk. Bacharudin Jusuf Habibi di Bandung, 10 Agustus 2012.
Semoga tulisan ini bisa memecut nurani dan semangat kita .., untuk membuat lingkungan sekitar kita, bangsa kita .., menjadi lebih baik!
Ysh. Gubernur/Kepala Daerah Propinsi Jawa Barat,
Ysh. Para Pejabat Kementerian Riset Dan Teknologi,
Ysh. Muspida dan Pejabat tingkat Propinsi Jawa Barat,
Bapak‐bapak dan Ibu‐ibu para peneliti, penggiat dan pemerhati Iptek yang saya cintai,
Hadirin yang terhormat,
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua.
HAKTEKNAS DAN N‐250
Hari ini tanggal 10 Agustus 2012, 17 tahun lalu, tepatnya 10 Agustus 1995, dalam rangka peringatan 50 tahun kemerdekaan Indonesia, bangsa kita telah menggoreskan pena sejarahnya dengan terbang perdana pesawat terbang canggih N‐250. Pesawat turboprop tercanggih hasil disain dan rancang bangun putra‐putri bangsa sendiri mengudara di atas kota Bandung dalam cuaca yang amat cerah, seolah melambangkan cerahnya masa depan bangsa karena telah mampu menunjukkan kepada dunia kemampuannya dalam penguasaan sain dan teknologi secanggih apapun oleh generasi penerus bangsa.
Bandung memang mempunyai arti dan peran yang khusus bagi bangsa Indonesia. Bukan saja sebagai kota pendidikan, kota pariwisata atau kota perjuangan, namun Bandung juga kota yang menampung dan membina pusat‐pusat keunggulan Iptek, sebagai penggerak utama proses nilai tambah industri yang memanfaatkan teknologi tinggi (high tech).
Kita mengenang peristiwa terbang perdana pesawat N250 itu sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS), yang dalam pandangan saya merupakan salah satu dari lima “Tonggak Sejarah” bangsa Indonesia, yaitu:
Pertama : Berdirinya Budi Utomo, 20 Mei 1908 (Hari Kebangkitan Nasional – 20 Mei);
Kedua : Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 (Hari Sumpah Pemuda – 28 Oktober);
Ketiga : Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 (Hari Proklamasi Kemerdekaan ‐ 17 Agustus);
Keempat: Terbang perdananya pesawat paling canggih Turboprop N250 (Hari Kebangkitan Teknologi Nasional – 10 Agustus);
Kelima : Diperolehnya “Kebebasan”, dengan dimulainya kebangkitan demokrasi pada tanggal 21 Mei 1998.
Pada tahun 1985, sepuluh tahun sebelum terbang perdananya, telah dimulai riset dan pengembangan pesawat N250. Semua hasil penelitian dari pusat‐pusat keunggulan penelitian di Eropa dan Amerika Utara dalam bidang ilmu dirgantara, ilmu aerodinamik, ilmu aeroelastik, ilmu konstruksi ringan, ilmu rekayasa, ilmu propulsi, ilmu elektronik, ilmu avionik, ilmu produksi, ilmu pengendalian mutu (quality control) dsb, telah dikembangkan dan diterapkan di industri IPTN, di Puspitek, di BPPT dan di ITB.
Dengan terbangnya N250 pada kecepatan tinggi dalam daerah “subsonik” dan stabiltas terbang dikendalikan secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi “fly by wire”, adalah prestasi nyata bangsa Indonesia dalam teknologi dirgantara. Dalam sejarah dunia penerbangan sipil, pesawat N250 adalah pesawat turboprop yang pertama dikendalikan dengan teknologi fly by wire.
Dalam sejarah dunia dirgantara sipil, pesawat Jet AIRBUS A300 adalah yang pertama kali menggunakan teknologi fly by wire, namun AIRBUS 300 ini terbang dalam daerah “transsonic” dengan kecepatan tinggi, sebagaimana kemudian juga Boeing‐777.
Fakta sejarah mencatat bahwa urutan pesawat penumpang sipil yang menerapkan teknologi canggih untuk pengendalian dan pengawasan terbang dengan “fly by wire” adalah sebagai berikut:
A‐300 hasil rekayasa dan produksi Airbus Industri (Eropa) N‐250 hasil rekayasa dan produksi Industrie Pesawat Terbang Nusantara IPTN, sekarang bernama PT. Dirgantara Indonesia (Indonesia) BOEING 777 hasil rekayasa dan produksi BOEING (USA)
Fakta sejarah dunia dirgantara juga mencatat bahwa 9 bulan sebelum N250 melaksanakan terbang perdananya, pada hari Rabu tanggal 7 December 1994 di Montreal Canada, kepada tokoh yang dianggap paling berjasa dalam industri dirgantara sipil dunia diberikan medali emas “Edward Warner Award ‐ 50 Tahun ICAO”. Penghargaan tersebut diberikan dalam rangka memperingati 50 tahun berdirinya “International Civil Aviation Organisation atau ICAO”, yang didirikan pada hari Kamis tanggal 7 Desember 1944 di Chicago – USA oleh Edward Warner bersama beberapa tokoh industri dirgantara yang lain. ICAO didirikan dengan tujuan membina perkembangan Industri dirgantara sipil di dunia. Upacara penghargaan tersebut dihadiri oleh para Menteri Perhubungan Negara yang anggota Perserikatan Bangsa Bangsa.
Dalam upacara yang sangat meriah, khidmat dan mengesankan tersebut, Sekretaris Jenderal ICAO Philippe Rochat yang didampingi oleh Sekretaris Jenderal PBB Boutros Boutros‐Ghali, menyerahkan medali emas “Edward Warner Award 50 Tahun ICAO” kepada putra indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie.
Bukankah kedua Fakta Sejarah Dirgantara ini telah membuktikan bahwa kualitas SDM Indonesia sama dengan kualitas SDM di Amerika, Eropa, Jepang dan China?
Dengan peristiwa tersebut kita dapat membuktikan kepada generasi penerus Indonesia serta masyarakat dunia, bahwa bangsa Indonesia memiliki kemampuan dan kualitas yang sama dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) secanggih apapun yang sekaligus dilengkapi dengan kokohnya iman dan taqwa (Imtaq). Peningkatan jumlah dan kualitas manusia Indonesia yang terdidik tersebut juga melahirkan kesadaran akan peran dan tanggung jawab mereka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di kalangan generasi muda.
Para hadirin yang berbahagia Bukan hanya Pesawat Terbang N250 yang dipersembahkan oleh Generasi Penerus sebagai hadiah Ulang Tahun Kemerdekaan ke‐50 kepada Bangsa Indonesia 17 tahun yang lalu, tetapi mereka juga menyerahkan Kapal untuk 500 Penumpang dan Kereta Api Cepat, yang semuanya dirancang bangun oleh Generasi Penerus.
Hal yang sekarang patut kita tanyakan adalah: Hadiah HUT Kemerdekaan ke 67 apa yang dapat kita persembahkan pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, 17 Tahun setelah prestasi yang membanggakan itu?
Bagaimana keadaan Industri Strategis yang telah menghasilkan produk andalan yang membanggakan 17 Tahun yang lalu?
Bagaimanakah keadaan industri Dirgantara dan Industri penunjangnya sekarang?
Bagaimana perkembangan pusat keunggulan Ilmu Aerodinamik, Gadynamik, Getaran (LAGG), Ilmu Konstruksi Ringan (LUK), Elektronik (LEN) dsb. yang telah dimulai puluhan tahun yang lalu?
Bagaimana keadaan pendidikan SDM yang mampu menguasai teknologi secanggih apapun?
Masih banyak pertanyaan yang patut kita berikan dan jawab!
Pertanyaan tersebut di atas dapat dijawab dengan mengkaji fakta dan kecenderungan sebagai berikut:
Produk pesawat terbang, produk kapal laut dan produk kerata api ‐‐ yang pernah kita rancang‐bangun ‐‐ dalam “eufori reformasi” telah kita hentikan pembinaannya atau bahkan sedang dalam “proses penutupan”. Misalnya PT. DI yang dahulu memiliki sekitar 16.000 karyawan, sekarang tinggal kurang‐lebih 3.000 karyawan, yang dalam 3 sampai 4 tahun mendatang dipensiun karena tidak ada kaderisasi dalam segala tingkat.
Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang mengkoordinir 10 Perusahaan yang pada tahun 1998 memiliki kinerja turn‐over sekitar 10 Milliard US$ dengan 48.000 orang karyawan, kemudian dalam “eufori reformasi” dibubarkan! Pembinaan Industri Dirgantara, Industri Kapal, Industri Kereta Api, Industri Mesin, Industri Elektronik‐Komunikasi dan Industri Senjata, dsb. tidak lagi mendapat perhatian dan pembinaan!
KEPPRES No. 1 tahun 1980 tentang ketentuan penggunaan produk pesawat buatan dalam negeri dihapus dan PT DI tidak lagi didukung secara finansial maupun kebijakan industri pendukung lain.
PTDI berupaya untuk tetap bertahan hidup (survive) dengan berkonsentrasi kepada penjualan produk yang ada a.l. CN235 dan pesawat lisensi NC212 dan helikopter.
Di lain pihak, biaya pengembangan pesawat – termasuk pendidikan SDM terampil ‐‐ dianggap hutang kepada Pemerintah, yang mengakibatkan pembukuan PTDI buruk di mata perbankan sehingga menyulitkan industri untuk dapat beroperasi dan tidak memungkinkan industri berinvestasi.
PTDI melakukan diversifikasi usaha di berbagai bidang a.l., jasa aerostructure, engineering service dan maintenance‐ repair ‐overhaul dan tidak lagi menitikberatkan pada rancang bangun dan produksi.
Dengan terpuruknya program pengembangan dalam negeri, banyak design engineers yang memilih pergi ke luar negeri (a.l. Amerika, Eropa) untuk bekerja di industri pesawat terbang lain.
Sebagian besar dalam beberapa tahun pulang, setelah negara setempat mendahulukan pekerja lokal dibandingkan dengan pekerja asing (kasus: Embraer).
Dengan berjalannya waktu, tanpa program pengembangan PTDI tidak dapat melakukan pergantian/regenerasi karyawan engineering, yang pada gilirannya mengancam kapabilitas dan kompetensi PTDI sebagai produsen pesawat.
Apa yang dialami oleh PT. Dirgantara, dialami pula oleh semua perusahaan yang dahulu dikoordinir oleh Badan Pengelolah Industri Strategis, BPIS.
Segala investasi yang dilaksanakan pada perkembangan dan pendidikan SDM yang trampil tanpa kita sadari telah “dihancurkan” secara sistimatik dan statusnya kembali seperti kemampuan bangsa Indonesia 60 tahun yang lalu!
Prasarana dan sarana pengembangan SDM di Industri, di PUSPITEK, di Perguruan Tinggi (ITB, ITS, UI, UGM, dsb.) serta di pusat‐pusat keunggulan yang dikoordinasikan oleh Menteri Riset dan Teknologi dialihkan ke bidang lain atau dihentikan, sehingga teknologi untuk meningkatkan “nilai tambah” suatu produk secanggih apapun yang dibutuhkan oleh pasar domestik dikurangi dan bahkan dihentikan pembinaannya dan diserahkan kepada karya SDM bangsa lain dengan membuka pintu selebar‐lebarnya untuk impor!
Pasar Domestik yang begitu besar di bidang transportasi, komunikasi, kesehatan dsb. “diserahkan” kepada produk dimpor yang mengandung jutaan “jam kerja” untuk penelitian, pengembangan dan produksi produk yang kita butuhkan.
Produk yang dibutuhkan itu harus kita biayai dengan pendapatan hasil ekspor sumber daya alam terbaharukan dan tidak terbaharukan, energi, agro industri, pariwisata, dsb. Ternyata potensi ekspor kita ini tidak dapat menyediakan jam kerja yang dibutuhkan sehingga SDM di desa harus ke kota untuk mencari lapangan kerja atau ke luar negeri sebagai TKI dan TKW. Akibatnya, proses pembudayaan dalam rumah tangga terganggu dsb. dsb.
Proses pembudayaan (“Opvoeding, Erszeihung, Upbringing”) harus disempurnakan dengan proses pendidikan dan sebaliknya, karena hanya dengan demikian sajalah produktivitas SDM dapat terus ditingkatkan melalui pendidikan dan pembudayaan sesuai kebutuhan pasar.
Pertumbuhan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi seharusnya dipelihara setinggi mungkin untuk dapat meningkatan “pendapatan bruto masyarakat” atau peningkatan “kekayaan national” atau “national wealth”. Namun pemerataan pemberian kesempatan berkembang, pemerataan pendidikan‐pembudaaan dan pemerataan pendapatanlah yang pada akhirnya menentukan kualitas kehidupan, kualitas kesejahteraan dan kualitas ketentraman yang menjadi sasaran tiap masyarakat.
Bukankah jam kerja yang terselubung pada tiap produk yang kita beli itu pada akhirnya menentukan tersedianya lapangan kerja atau mekanisme proses pemerataan dalam arti yang luas itu?
Kita harus pandai memproduksi barang apa saja yang dibutuhkan di pasar nasional dan memberi insentip kepada siapa saja, yang memproduksi di dalam negeri, menyediakan jam kerja dan akhirnya lapangan kerja.
Potensi pasar nasional domestik kita sangat besar. Misalnya, pertumbuhan penumpang pesawat terbang sejak 10 tahun meningkat sangat tinggi, sekitar 10% ‐ 20% rata2 tiap tahun. Produksi pesawat terbang turboprop N250 untuk 70 penumpang ‐‐ yang sesuai rencana pada tahun 2000 sudah mendapat sertifikasi FAA ‐‐ dan Pesawat Jet N2130 untuk 130 penumpang – yang sesuai rencana akan mendapat sertfikasi FAA pada tahun 2004 – adalah jawaban kita untuk memenuhi kebutuhan pasar. Kedua produk yang dirancang bangun oleh putra‐putri generasi penerus ini yang mengandung jutaan jam kerja, bahkan harus dihentikan.
MENGAPA? ? ?
Demikian pula dengan produksi kapal Caraka Jaya, Palwobuwono dan kapal Container yang harus dihentikan. Produksi kerata api harus pula dihentikan.
Walaupun pasar domestik nasional begitu besar, namun sepeda motor, telpon genggam dsb. ‐‐ yang semuanya mengandung jam kerja yang sangat dibutuhkan ‐‐ nyatanya barang‐barang tersebut tidak diproduksi di dalam negeri. MENGAPA? MENGAPA?
MENGAPA?
Memang kesejahteraan meningkat, golongan menengah meningkat dan pertumbuhan meningkat pula, namun proses pemerataan belum berjalan sesuai kebutuhan dan kemampuan kita.
Ini hanya mungkin jikalau jam kerja yang terkandung dalam semua produk yang dibutuhkan itu secara nyata diberikan kepada masyarakat madani Indonesia. Oleh karena itu pada kesempatan untuk berbicara di hadapan para peserta Sidang Paripurna MPR tanggal 1 Juni Tahun 2011, saya garis bawahi pentingnya kita menjadikan NERACA JAM KERJA sebagai Indikator Makro Ekonomi disamping NERACA PERDAGANGAN dan NERACA PEMBAYARAN.
Para hadirin yang berbahagia
Pada peringaran HAKTEKNAS tahun 2012 saat ini, saya ingin menggaris bawahi apa yang sudah dikemukakan banyak kalangan yakni perlunya kita melakukan reaktualisasi peran Iptek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam rangka meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional, serta untuk menghadapi berbagai permasalahan bangsa masa kini dan masa datang. Problema kebangsaan yang kita hadapi semakin kompleks, baik dalam skala nasional, regional maupun global, dan hal tersebut akan mensyaratkan solusi yang tepat, terencana dan terarah.
Kita tahu bahwa fenomena globalisasi mempunyai berbagai bentuk. Salah satu manifestasi globalisasi dalam bidang ekonomi, misalnya, adalah pengalihan kekayaan alam suatu Negara ke Negara lain, yang setelah diolah dengan nilai tambah yang tinggi, kemudian menjual produk‐produk ke Negara asal, sedemikian rupa sehingga rakyat harus "membeli jam kerja" bangsa lain. Ini adalah penjajahan dalam bentuk baru, neo‐colonialism, atau dalam pengertian sejarah kita, suatu "VOC (Verenigte Oostindische Companie) dengan baju baru". (Hal tersebut telah saya sampaikan pada Pidato Peringatan Kelahiran Pancasila di hadapan Sidang Pleno MPR RI tanggal 1 Juni 2011 yang lalu).
Dalam forum yang terhormat ini, saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya para tokoh dan cendekiawan di kampus-kampus serta di lembaga‐lembaga kajian dan penelitian lain untuk secara serius merumuskan implementasi peran iptek dalam berbagai aspek kehidupan bangsa dalam konteks masa kini dan masa depan.
Terkait dengan hal tersebut, saya sangat menghargai upaya Pemerintah dalam membentuk Komite Inovasi Nasional (yang dikenal dengan KIN) dan Komite Ekonomi Nasional (yang dikenal dengan KEN) dengan tugas sebagai advisory council untuk mendorong inovasi di segala bidang dan mempercepat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Saya mengetahui bahwa KIN maupun KEN telah merumuskan berbagai strategi dan kebijakan dan agenda aksi, khususnya yang menyangkut perbaikan ekosistem inovasi dan pengembangan wahana transformasi industri. Apa yang ingin saya ingatkan ialah, jangan sampai berbagai konsep yang dirumuskan oleh KIN maupun KEN tersebut hanya berhenti di tingkat masukan kepada Presiden saja, ataupun di tingkat rencana pembangunan saja, namun perlu direalisasikan dalam kegiatan pembangunan nyata. Jangan kita merasa puas dengan wacana maupun berencana, namun ketahuilah bahwa rakyat menunggu aksi nyata dari kita semua, baik para penggiat teknologi, penggiat ekonomi, pemerintah maupun lembaga legislatif.
Saya juga menyarankan agar Pemerintah maupun Legislatif perlu lebih proaktip peduli dan bersungguh‐sungguh dalam pemanfaatan produk dalam negeri dan “perebutan jam kerja”. Kerjasama Pemerintah Daerah dan Pusat bersama dengan wakil rakyat di lembaga Legeslatif Daerah dan Pusat perlu ditingkatkan konvergensinya ke arah lebih pro rakyat, lebih pro pertumbuhan dan lebih pro pemerataan.
Pada kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan pesan dan himbauan, hendaknya kita pandai‐pandai belajar dari sejarah. Janganlah kita berpendapat bahwa tiap pergantian kepemimpinan harus dengan serta‐merta disertai pergantian kebijakan, khususnya yang terkait dengan program penguasaan dan pernerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kita mengetahui bahwa dalam penguasaan, pengembangan dan penerapan teknologi diperlukan keberlanjutan (continuity). Jangan sampai pengalaman pahit yang menimpa industri dirgantara dan industri strategis pada umumnya ‐‐ sebagaimana saya sampaikan di atas ‐‐ terulang lagi di masa depan!
Jangan sampai karena eufori reformasi atau karena pertimbangan politis sesaat kita tega “menghabisi” karya nyata anak bangsa yang dengan penuh ketekunan dan semangat patriotisme tinggi yang didedikasikan bagi kejayaan masa depan Indonesia.
Para hadirin yang berbahagia
Kita dapat bersyukur bahwa bangsa Indonesia adalah suatu bangsa yang multi etnik dan sangat peka terhadap keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa, Allah subhana wata’alla. Oleh karena itu PANCASILA adalah falsafah hidup nyata bangsa ini yang dari masa ke masa selalu disesuaikan dengan kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dan peradaban yang dikembangkan dan diterapkan oleh kita bersama. Dapat kita catat, bahwa saat ini bangsa kita sudah keluar dari “eufori kebebasan” dan mulai kembali ke “kehidupan nyata” antara bangsa bangsa dalam era globalisasi. Persaingan menjadi lebih ketat dan berat.
Peran SDM lebih menentukan dan informasi sangat cepat mengalir. Kita menyadari bahwa tidak semua informasi menguntungkan peningkatan produktivitas dan daya saing SDM Indonesia. Budaya masyarakat lain dapat memasuki ruang hidup keluarga. Kita harus meningkatkan “Ketahanan Budaya” sendiri untuk mengamankan kualitas iman dan taqwa (Imtak) yang melengkapi pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang diberikan dalam sistem pendidikan dan pembudayaan kita, yang menentukan perilaku, produktivitas dan daya saing Generasi Penerus.
Kita sudah Merdeka 67 Tahun, sudah Melek Teknologi 17 Tahun, sudah Bebas 14 Tahun. Kita sadar akan keunggulan masyarakat madani yang pluralistik, sadar akan kekuatan lembaga penegak hukum (Yudikatif) dan informasi yang mengacu pada nilai‐nilai PANCASILA dan UUD‐45 yang terus disesuaikan dengan perkembangan pembangunan nasional, regional dan global.
Saya akhiri sambutan ini dengan ucapan:
REBUT KEMBALI JAM KERJA!
WUJUDKAN KEMBALI KARYA NYATA YANG PERNAH KITA MILIKI UNTUK PEMBANGUNAN PERADABAN INDONESIA!
BANGKITLAH, SADARLAH ATAS KEMAMPUANMU!
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Bandung, 10 Agustus 2012Sahabat ...
Karena dalam satu aktifitas saya ada yg kurang lebih bersinggungan dengan AMPL (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan), cerita tentang Kartini dari Waingapu yang ditulis oleh Pak Sugiono begitu menyentuh ..
Kita masih harus terus berjuang .., dan tetap berjuang, untuk menjadikan lingkungan di sekitar kita, lebih 'ramah' untuk anak cucu kita kelak ...
Kalau dulu kita kenal "Ibu Kita Kartini" pejuang emansipasi kaum wanita, maka di Waingapu juga ada "Kartini" lain yang berjuang dan mengabdi penuh bagi kemanusiaan disana, melalui pelayanan dan penyediaan air bersih yang baik dan sehat bagi warga Waingapu dan sekitarnya di Kabupaten Sumba Timur. Namanya Ibu Agustina RN Hawu, yang lahir tanggal 19 Maret, Sarjana Ekonomi/Akuntansi, seorang ibu rumah tangga dengan 3 orang putera/puteri, yang sejak tahun 1995 telah mengabdi disana, dan setelah melalui berbagai tahapan seleksi (termasuk "fit and proper test") maka pada tanggal 24 Februari 2011 telah dilantik menjadi Direktur PDAM "Matawai Amahu" yang artinya "mata air yang berlimpah" di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Beberapa prestasi cukup baik telah dicapai selama lebih dari setahun menjabat Direktur, melalui efisiensi, peningkatan produktivitas dan kinerja, dengan hasil kenaikan jumlah pelanggan dari 7705 ditahun 2010 menjadi 8112 per 30 Juni 2012, angka kehilangan air turun dari lebih dari 61% (audit BPKP tahun 2009) menjadi 41%, pendapatan naik dari Rp. 3,259 milyar ditahun 2010 dan ditahun 2012 ini per 1 Juni 2011 sudah mencapai Rp. 4,012 milyar dan dapat diperkirakan bahwa target sebesar Rp. 5 milyar akan mudah dapat dilewati, serta ingat.....dengan tarif dasar air minum yang masih hanya Rp. 600,-- per meter kubik (???) dan yang berlaku sejak tahun 2008.
Dan untuk mencapai prestasi diatas ibu Agustina yang manis ini, tidak hanya duduk manis dikursi dibelakang meja saja, tetapi betul2 ikut serta terjun berbasah-basah, berkotor-kotor dan berkeringat-kepanasan dilapangan, umpamanya hal2 berikut ini:
(i). Desa Arneke dengan rumah sekitar 47 Kepala Keluarga, sudah puluhan tahun tidak mendapatkan air minum perpipaan, untuk itu ibu kita memerlukan bahan pipa berbagai ukuran sekitar 70 batang, sedangkan uang kas tidak ada....tapi berbekal semangat tinggi, maju terus-pantang mundur, pinjam kanan-hutang kiri, dan keluar uang dari kantong sendiri maka setelah bekerja keras 3 hari dan 3 malam, termasuk kehujanan "baju basah-kering dibadan", maka akhirnya air mengalir jernih keluar dari pipa dan disambut dengan kegembiraan yang berlimpah dari masyarakat setempat, kopi dan makanan keluar dengan tidak putus2 dari para warga yang bergembira, sampai-sampai Pak Lius, kepala bagian Teknik digendong beramai-ramai ole para warga Desa Arneke !!!,
(ii). Betul2 luar biasa - pada bulan April 2011 di desa Kampung Barat dengan dua bagian diperbukitan atas ada 45 KK dan dibawah sekitar 40 KK, jaringan pipa distribusi sudah terpasang dari bagian bawah hingga kebagian atas. Tapi karena ada "sambungan liar" oleh warga kampung bawah, maka air tidak dapat mengalir ke kampung atas. Untuk itu, atas desakan warga kampung atas, maka PDAM akan melakukan pembongkaran sambungan liar tersebut, tetapi saat pembongkaran, dihalangi secara paksa oleh seorang tokoh masyarakat kampung bawah yang kebetulan seorang Purnawirawan ABRI. Dengan berteriak keras melarang pembongkaran, sambil menghunus parang/golok yang teracung keatas, maka para teknisi perpipaan dari PDAM serabutan berlarian menghindar dan melaporkan kejadian itu kepada Ibu Direktris. Kontan sang ibu kita, loncat dari kantor, dan segera ke lari Tempat Kejadian Perkara, sesampai di TKP si Tokoh tersebut masih berteriak-teriak dengan golok yang masih terhunus....lalu ibu kita walaupun dilarang oleh warga dan karyawannya..... berlari menuju tempat sang Tokoh bergolok, kemudian dihadapi langsung sambil secara sopan dia sapa baik-baik si Tokoh bergolok tersebut, diajak bicara secara halus diberikan pengertian secara jelas, dan golok dengan lemas turun dan sang Tokoh rela ikut diajak ke Balai Desa...dan pembongkaran dilanjutkan, dan akhirnya setelah kerja keras selama beberapa jam kemudian air mengalir ke Kampung Atas diiringi sorak sorai dan linangan air mata kegembiraan dari para ibu-ibu, akhirnya air berhasil mengalir mulus dari pipa PDAM, di Kampung Atas dengan baik, lancar dan aman.
(iii). hubungan dengan masyarakat, terutama para pelanggan dijalin dengan baik. Sang Ibu kita langsung atau diwakilkan oleh para Staffnya rajin mengikuti acara pertemuan atau arisan kelompok pelanggan, bahkan wawancara atau "talk show" secara rutin di dua Studio Radio Swasta setempat. Keluhan pelanggan ditangani dengan cepat dan sungguh-sungguh, bahkan laporan keluhan warga yang sampai kepadanya via HP langsung di sampaikan kembali kepada para staffnya untuk dilayani sebagaimana mestinya. Dan laporan keluhan pelanggan menurun dari 47% tinggal menjadi 17% kata Ibu Wanda dari Forum Pelanggan. Hasilnya ?? .... sungguh luar biasa.... PDAM "Matawai Amahu" Kabupaten Sumba Timur tanggal 25 Juli 2012 telah mendapat hadiah dan Piagam Penghargaan "PEKA AWARD" sebagai apresiasi bagi upaya dan usaha peningkatan kualitas Layanan Publik di Kabupaten Sumba Timur.oleh para pelanggan dan masyarakat Sumba Timur melalui Lembaga Pusat Sumber Daya Warga yang mewakili beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat yang potensial disana.
Ayo Ibu Agustina dan rekan2 di PDAM "Matawai Amahu" - MAJU TERUS PANTANG MUNDUR- terus tingkatkan pelayanan air minum dan pengabdian bagi perbaikan kesehatan dan peningkatan taraf hidup masyarakat di Sumba Timur. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberi kekuatan dan bimbingan bagi Ibu dan rekan2 di Waingapu. Amin Selamat bertugas dan sampai jumpa...
Salam sejahtera,
Sugiono Sugiri.
Pengamat Air Minum..
Apa yang salah dari bangsaku..? sebelum era reformasi kita sudah mampu membuat pesawat terbang (N 250) sekarang setelah 13 tahun dijaman reformasi sudah mampu membuat mobil meskipun hasil kanibal ..."Semoga pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke 17 kita mampu memperkenalkan (launching) "sesuatu" yang membuat maju bangsaku", hormatku pada pak Habibie yang telah berbuat sesuatu dan memiliki ide dan meletakkan dasar IPTEK buat bangsaku
Kita kurang menyadari bahwa hal ini membuat bangsa lain "terperangah dan takut" akan gejala bangkitnya suatu bangsa di Republik Nusa Damai... tapi "politik" yang telah dikumandangkan telah membuat itu sirna semuanya...sebuah peluang yang tidak akan kembali buat bangsaku, memang kita harus belajar banyak sebagai bangsa agar berpikiran maju
- Budiarto Idries
Sahabat ...
Bulan penuh rahmat, bulan penuh kemuliaan, telah tiba.
Keluarga kecil 'Negeri Pelangi' ingin mengucapkan,
Mohon Maaf lahir batin .., Selamat Menunaikan Ibadah Puasa.
Semoga kita semua dapat memanfaatkan momentum Ramadhan ini untuk memaksimalkan amal-amal kita .., baik amal mahdhoh maupun ghairu mahdhoh.
Professor Stephen Salter,engineer di University of Edinburg, UK dan Prof John Latham, atmospheric phycisist di University of Manchester & NCAR, Colorado, USA., telah mengadakan penyelidikan dalam usaha menanggulangi “Global Warming”.
Indonesia sebagai negara nomor empat didunia dalam jumlah penduduk, dapat ikut aktif dalam usaha menanggulangi pemanasan dunia ini. Pemerintah, apabila ikut aktif dalam partisipasi pengurangan kenaikan suhu di planet ini adalah pantas sekali dalam usaha menaikkan kesejahteraan rakyatnya. Mungkin bencana alam akan berkurang, seperti gempa dan angin ribut. Tidak lagi mengalami musim kemarau yang kepanjangan. Mengingat panjangnya pantai-pantai diseluruh Nusantara, usaha untuk mencegah kenaikan suhu air laut besar dampaknya kepada tanaman pesisir seperti tanaman bakau. Tanaman bakau yang sehat sebagai habitat ikan-ikan kecil yang merupakan pemula dalam lingkaran "chain of food" dilautan. Hutan-hutan tropis dapat lebih mendapat air hujan, menyuburkan hutan-hutan dan tentunya binatang-binatang dan serangga penghuni hutan tropis akan berkembang biak dengan baik.
Marilah kita baca lebih lanjut mengenai penyelidikan Prof. Salter dan Prof. Latham dan apa kiranya kontribusi Indonesia dalam usaha pencegahan pemanasan bumi yang berkelanjutan ini.
Prof. Stephen Salter dan Prof. John Latham mendapat kesimpulan bahwa untuk mengurangi suhu udara karena "Green House effect" ini, perlu diusahakan agar sinar matahari yang menyinari bumi untuk dikurangi, dengan demikian dapat menghasilkan usaha dalam mencegah kenaikan suhu udara dikarenakan oleh CO2. Seperti diketahui bahwa CO2 ini dihasilkan dari pembakaran minyak bumi (fossil fuel), dari mesin-mesin kendaraan, nesin kapal laut terutama.
Pengurangan sinar matahari itu ialah dengan memantulkan sinar matahari kembali ke angkasa. Pemantulan sinar matahari ini dapat dilakukan dengan membuat awan buatan dari jenis "marine startocumuli" dengan ketinggian sekitar 400 feet diatas muka bumi. Pembuatan awan buatan ini ialah dengan menyemprotkan "embun-embun air laut" dengan ukuran seper-sepuluhribu sentimeter ke angkasa. Jumlah yang diperlukan adalah 50 cuft per detik. Kalau saja 1/4 dari permukaan laut didunia ini berawan awan buatan ini, sudah cukup untuk menahan kenaikan suhu udara.
Untuk percobaan ini, Prof Salter itu telah membangun kapal Trimaran dan dipasang dikapal itu dua “menara rotor”. Menara dimana didalamnya dipasang rotor-rotor yang diputarkan dengan listrik. Kapal Trimaran ini, berlayar dengan kecepatan 6 knots dengan putaran rotor-rotornya sekitar 300 RPM. Membuktikan bahwa tenaga penggerak angin bekerja seperti yang diharapkan. Tenaga penggerak angin dengan memakai menara rotor-rotor ini bukan barang baru. Pada tahun 1922 Anton Flettner, seorang ahli pesawat udara Jerman, membangun kapal dilengkapi dengan tiga menara rotor ini dan berlayar dari Eropa ke Amerika. Namun usaha ini tidak diteruskan karena kecepatannya yang terbatas. Kapal-kapal dengan tenaga penggerak mesin uap dan berikutnya dengan mesin diesel mempunyai kecepatan yang menguntungkan perusahaan pelayaran dalam penyeberangan Pelayaran Samudra.
Cara bekerja “menara rotor” ini sebagai pengganti "layar" ialah sebagai berikut: Haluan kapal mengarah ke Timur. Angin bertiup dari Selatan. Didepan menara, angin yang bertiup searah dengan putaran rotor (counter clockwise), mengakibatkan tekanan udara yang rendah. Dibelakang menara, arah angin bertentangan dengan putaran rotor, kecepatan angin diperlambat mengakibatkan tekanan udara yang lebih besar dari pada tekanan udara yang didepan menara. Perbedaan tekanan ini mendorong kapal maju.
Dalam usaha menanggulangi "Global Warming" ini, kedua professor itu memperhitungkan apabila dibangun kapal dengan tiga menara rotor, serta dari tengah-tengah menara itu disemprotkan "embun-embun air laut" ke angkasa. Diperkirakan dengan jumlah 1500 kapal tanpa anak buah ini (dikemudikan dengan radio) berlayar mundar mandir di Samudara-samudra dan lautan-lautan diseluruh dunia. memadai untuk menurunkan temperatur akibat dari “Green House Effects” ini. Kapal-kapal itu dikontrol dengan satelit, bila terjadi hal-hal yany tidak diharapkan ( dengan penyemprotan “embun-embun air laut ” ke angkasa), dapat dengan segera penyemprotan dihentikan dan dalam beberapa hari akan kembali ke keadaan normal.
Tenaga listrik untuk keperluan penyemprotan ini, dihasilkan dari turbine yang dipasang dibawah permukaan laut diburitan. Turbin berputar karena arus laut akibat dari kapal itu bergerak maju.
Apa hubungannya kapal menara rotor ini yang menyemprotkan embun-embun air laut ke angkasa dengan Indonesia ?
Melihat jumlah kapal menara rotor itu yang diperlukan untuk usaha ini (1500 kapal), apakah kiranya kita dapat menawarkan beberapa ratus pulau-pulau terpencil untuk dibangun menara penyemprot embun-embun air laut itu ke angkasa ?
Pulau sepanjang pantai Barat Sumatra, Pulau Sabang di Utara, Pulau Natuna di Laut Cina Selatan, Kepulauan Seribu di Teluk Jakarta, Pulau Karimun Jawa di laut Jawa, terus ketimur, Maluku Utara , Maluku Selatan, Nusa Tenggara, bila dibangun menara-menara ini yang terbentang sejauh 3000 mil, pasti akan besar dampaknya kepada usaha penyemprotan embun-embun air laut ke angkasa. Akan lebih murah ongkos pembangunannya, dan akan mempunyai dampak positif akan peningkatan kesejahteraan penduduk sekitar menara-menara itu.
Memberikan gagasan akan pemasangan menara penyemprotan untuk dipasang di kapal-kapal berbendera Merah Putih dan Kapal Layar Pinisi. Ongkos-ongkos pemasangan dan ongkos pemeliharaan ditanggung oleh Badan internasional. Membuka pintu untuk usaha baru disetiap Pelabuhan diseluruh Nusantara. Usaha pabrik alat-alat penyemprotan itu, usaha pemasangannya dan pemeliharaanya. Untuk pemasangan di Kapal Layar Pinisi, generator listrik yang dipasang dianjurkan memakai generator listrik yang lebih besar. Dengan demikian ada tenaga listrik untuk keperluan di Kapal Layar Pinisi itu. Seperti penerangan lampu-lampu navigasi, Radio dan GPS dengan Satelit, untuk keperluan lemari es bagi ABK atau mungkin untuk tenaga kamar pendingin dalam pengangkutan ikan, daging dan sayuran. Atau sebagai tenaga penggerak kapal sewaktu masuk/keluar pelabuhan dan waktu bersandar di dermaga.
Merancang dan menciptakan tiang layar yang befungsi ganda, sebagai tiang layar juga sebagai cerobong penyemprotan embun air laut ke udara. Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, mungkin saja dapat diciptakan tiang layar yang ringan , kuat dan lebih tinggi lagi. Dengan demikian penyemprotan embun air laut ke udara akan lebih efisien juga sebagai tiang layar yang dapat digantungkan layar yang lebih besar sehingga lebih efisien bila ditiup angin yang mana akan menghasilkan Kapal Layar Pinisi yang cepat.
Jumlah menara-menara penyemprotan embun air laut ke angkasa ini di pulau-pulau diseluruh Nusantara serta di Kapal-kapal Nusantara dan Kapal Layar Pinisi mungkin dapat melebihi 1500 kapal menara yang diperlkirakan oleh kedua Profesor itu yang dianggap cukup untuk menahan kenaikan suhu udara di permukaan Planet Bumi ini.
Global Warming sudah merupakan persoalan dunia. Walaupun asal-usulnya adalah tidak lain dari ulah Negara-negara Industri dengan pemakaian fossil fuel di pabrik-pabrik maupun di kendaraan-kendaraan. Biarlah mereka yang membangun menara-menara itu, kita menyediakan pulaunya. Tentunya diusahakan jangan pulau-pulau yang tak perpenduduk sama sekali. Diusahakan pulau yang berpenduduk, dimana penduduk setempat dapat memetik keuntungan dengan adanya menara-menara itu. Mulai dari pembangunannya, pemeliharaannya serta pengadaan tenaga listriknya apakah tenaga angin atau tenaga listrik dari pasang surut atau arus laut. Dimana dananya semua ini datangnya dari dana Internasional, karena ini adalah demi untuk kepentingan Internasional. Keberadaan menara-menara dipulau-pulau, akan berakibat menaikan taraf kehidupan penduduk setempat. Pembangunan menara-menara itu, tidak merupakan beban besar bagi Pemerinatah R.I. dalam perongkosannya. Cukup menyediakan tanah dan air laut, serta tenaga pekerja.
Kemudian dipulau-pulau tersebut karena didanai oleh dana internasional, kita dapat meminta PBB untuk ikut mengulurkan tangan membantu dalan segi pendidikan, kesehatan, mengundang WHO, Unesco, UNDP dll. Pendidikan melaui TV Satelit, terutama pengetahuan kejuruan. Pertanian, teknik mesin-mesin diesel ( mesin kapal dan mesin generator PLN), perikanan dan pertanian. Mungkin membuka "research facilities" mengenai penyelidikan kelautan tropis pendidikan para ahli pemeliharaan menara-menara penyemprotan embun-embun air laut ke angkasa.
Kerja sama Internasional dalam usaha menanggulangi pemanasan planet bumi ini, mungkin dapat disodorkan gagasan pembangunan menara di pulau-pulau serta pemasangan alat penyemprotan embun air laut di kapal-kapal berbendera merah putih dan terutama di Kapal Layar Pinisi, sebagai sumbangan Bangsa dan Negara Indonesia.
Disini dapat kita lihat bahwa Negara Kepulauan itu, tidak saja dibidang Pelayaran, Kepelabuhanan dan Perikanan Laut, ternyata jauh lebih luas lagi. Dalam hal ini ikut serta secara aktif dalam menanggulangi persoalan Planet Bumi. Sangat tepat bahwa Deklarasi Djuanda itu yang meyatakan bahwa NKRI adalah negara kepulauan.
MangSi 043012++
Sewaktu hujan deras, saluran pembuangan air hujan terkadang tidak dapat menampung curah air hujan, ini akibatnya, air keluar dari lubang pembuangan air hujan di jalanan. Namun dengan membuka 460 pintu air dan membuang air dalam saluran pembuangan limbah langsung ke sungai dan laut, banjir yang besar dapat diatasi
Di NYC kota dengan penduduk 8 juta, ada dua cara dalam pembuangan air limbahnya. Yang satu adalah pembuangan air hujan. Saluran pembuangan air hujan, di beberapa daerah di NYC, airnya langsung dibuang ke Sungai Hudson atau Sungai "East River" dan ke laut. Di beberapa tempat lainnya, pembuangan air hujan disalurkan bersamaan dengan air limbah rumah dan air limbah industri dalam satu saluran. Kemudian disalurkan ke tempat-tempat pengolahan air limbah, sebelum dibuang ke sungai dan laut. Ada 93 tempat-tempat pompa air, memompa air dari saluran-saluran pembuangan air limbah ke tempat pengolahan. Ada 139.000 tempat got-got penampungan air hujan sepanjang jalan-jalan didalam kota. Di got-got ini, air yang mengalir dari jalanan ditampung dalam wadah terbuat dari besi beton. Air yang masuk dalam penampungan ini termasuk segala sampah-sampah dan kotoran lainnya, masuk kedalam wadah yang besarnya kira-kira 2 x 2 x 5 meter dan dialirkan selanjutnya ke saluran pembuangan air hujan melalui bibir wadah ini. Lumpur serta sampah yang berat-berat mengendap didasar wadah ini. Lumpur serta sampah yang mengendap ini dalam waktu tertentu dikeruk dan diangkut dengan truk untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Seharinya dalam keadaan normal, kira-kira 1.4 milyar gallon ( 1 gallon k.l. 4 liter) air limbah rumah dan insustri, setelah diolah, dibuang ke sungai-sungai dan laut. Ada 494 pintu air sepanjang saluran pembuangan air limbah ini, yang mana dapat dibuka dalam keadaan darurat untuk membuang air limbah bila hujan lebat dalam usaha mencegah banjir.
Air hujan yang langsung dibuang ke sungai atau ke laut, di beberapa tempat seperti di daerah perumahan, dimana rumah-rumahnya tidak bertingkat. Didaerah ini setiap rumah mempunyai halaman yang cukup luas dimana air hujan diserap oleh tanah-tanah sekitarnya. Kelebihan air disalurkan ke tempat pembuangan air hujan, usaha untuk menhindari banjir dengan got-got yang bertutup baja yang penuh dengan lubang-lubang untuk air hujan masuk ke saluran pembuangan. Tutup baja itu juga merupakan saringan sampah-sampah lainnya yang cukup besar.
Ditempat-tempat dimana rumah-rumahnya bertingkat dua atau lebih, pembuangan air hujan ini disatukan dengan pembuangan air limbah rumah. Kemudian disalurkan ke tempat "Pengolahan Air Limbah". Ada 14 tempat Pengolahan Air Limbah di NYC. Pembangunan Pengolahan Air Limbah dimulai kira-kira 20 tahun yang lalu. Ongkos yang dikeluarkan oleh Kotapraja dalam pembangunan Pengolahan Air Limbah ini berjumlah 2.5 Milyar USD. Tempat-tempat Pengolahan Air Limbah ini berada ditepi Sungai-sungai dan dipesisir laut.
Pesisir laut di NYC dimana di beberpa tempat berupa rawa-rawa. Rawa-rawa ini dilindungi oleh undang-undang yang menyatakan daerah rawa ini tidak boleh dibangun bangunan apapun. Jadi dibiarkan begitu saja. Harap dicatat bahwa daerah rawa-rawa ini merupakan tempat yang terendah di NYC dan merupakan "muara" sungai didalam tanah. Dengan dibiarkan begitu saja, air sungai-sungai didalam tanah tetap mengalir. Airnya naik di rawa-rawa ini dan menguap karena disinari matahari. Dengan mengalirnya sungai-sungai didalam tanah ini, merupakan tempat penyaluran air hujan yang meresap kedalam tanah. Dengan demikian mengurangi kemungkinan untuk banjir.
Jika turun hujan yang deras, 460 pintu air dibuka bila air melewati kapasitasnya daya tampung di saluran pembuangan air hujan dan air limbah rumah dan industri. Air limbah langsung dibuang ke sunga-sungai dan laut tanpa dibersihkan di tempat-tempat pengolahan. Ini dilaksanakan untuk mencegah air masuk ke terowongan kereta api didalam tanah. Pada tahun 1903 terjadi terjadi kebanjiran dan air masuk di terowongan kereta api didalam tanah. Selama 3 bulan seluruh jaringan kereta api didalam tanah dihentikan operasinya. Cara baru dengan membuka pintu-pintu air bila hujan deras berhasil mencegah air masuk ke jaringan kereta api dibawah tanah. Namun konsekwensinya, sungai-sungai dan laut tercemar untuk beberapa hari. Penduduk diberi tahu untuk menghindari tepi sungai dan laut selama beberapa hari sampai pencemaran dapat diatasi.
Kira-kira 20 tahun yang lalu, tidak terdapat ikan-ikan di Sungai Hudson maupun di Sungai "East River", disebabkan oleh air limbah yang dibuang ke sungai-sungai ini tidak dibersihkan. Dengan biaya 2.5 Milyard USD, dimulai 20 tahun yang lalu, usaha membersihkan air limbah kota NYC menunjukkan keberhasilannya. Ikan-ikan kembali berdatangan di Sungai-sungai itu. Penduduk setempat sekarang banyak ber-rekreasi dipinggiran sungai-sungai itu, dimana Kotapraja membangun Taman-taman, banyak penduduk duduk santai sambil memegang pancingan. Ikan yang ditangkap sudah dianggap cukup bersih untuk dimakan. Lain halnya 20 tahun yang lalu, dimana Kotapraja mengumumkan bahwa ikan-ikan yang ditangkap dari sungai-sungai sekitar NYC tidak boleh dimakan karena kemungkinan akan keracunan. Ikan-ikan itu mengandung bahan-bahan kimia yang membahayakan badan manusia kalau dimakan.
Juga "membersihkan" air limbah ini ternayata dapat menghasilkan penghasilan tambahan bagi Kotapraja. Setelah diolah, lumpur-lumpurnya dikeringkan menjadi pupuk untuk tanaman. Pupuk hasil pengolahan air limbah NYC, sebagian diangkut dengan truk dan tongkang-tongkang ke Florida untuk dipakai di perkebunan jeruk sitrus. Dan sebagian dari pupuk itu, di angkut dengan truk juga dengan tongkang-tongkang melalui Sungai Hudson jauh ke utara, Di utara NYC banyak perkebunan buah Apel dan memanfaatkan pupuk yang diolah dari air limbah ini. Disamping pupuk, juga bahan-bahan lainnya yang didaur ulang seperti plastik dan metal.
Air limbah hujan yang disatukan dengan air limbah rumah-rumah dan air limbah industri, memang dirancang demikian. Dengan mencampurkan air hujan bersama limbah rumah dan industri, membuat air limbah dari rumah dan industri menjadi encer. dengan demikian memudahkan dalam mengalirnya didalam saluran pembuangan, juga mengurangi kemungkinan air limbah itu untuk mengendap didasar saluran pembuangan.
Air limbah yang encer ini memudahkan dalam usaha-usaha pengolahannya. Terutama cairan-cairan bahan kimia dengan usaha ini boleh dikatakan cairan kimia itu begitu encernya sehingga tidak membahayakan lagi. Usaha-usaha mengencerkan larutan kimia ini dilanjutkan di tempat-tempat pengolahan.
Air yang dibuang ke sungai-sungai dan laut dapat dikatakan airnya bersih dari kontaminasi bahan kimia. Hanya ada satu tempat didunia dimana pembuangan air limbah yang telah dibersihkan itu dikelola lebih lanjut dan dijadikan air minum, yaitu di Singapore.
Saluran-saluran pembuangan air limbah hujan dan pembuangan air limbah rumah dan industri, dibangun dibawah tanah dimana diatasnya adalah jalanan untuk kendaraan-kendaraan. Pembangunan saluran pembuangan air limbah ini dibagian kota tertentu ada yang sudah berumur lebih dari 125 tahun. Besarnya saluran pembuangan air limbah ini, cukup besar. Seorang dewasa dapat berjalan dengan badan tegak, dan masih ada ruangan cukup diatasnya untuk menggantungkan pipa-pipa. Di Manhattan, atap saluran pembuangan air limbah ini penuh dengn pipa-pipa baja dan plastik. Didalam pipa-pipa itu disalurkan uap panas dari pembuangan PLTU. Kemudian uap panas ini disalurkan ke gedung-gedung untuk memanaskan gedung di musim dingin. Pipa-pipa lainnya dipakai untuk kabel-kabel listrik untuk tiang-tiang penerangan jalan, kabel telepon dan kabel saluran listrik ke gedung-gedung. Diluar Manhattan, masih dipakai tiang-tiang kayu untuk kabel aliran listrik, telepon dan internet.
Di Jakarta, sebetulnya "Saluran Pembuangan Air Limbah" sudah tersedia secara alami. Ciliwung dan kali-kali lainnya serta banjir kanal. Kemungkinan untuk membangun "Pengolahan Air Limbah" terapung dapat saja dibangun di Banjir Kanal, umpamanya. Sekaligus sebagai penyulingan air pembuangan pengolahan menjadi air minum. Kalau Singapore dapat menjadikan kenyataan, kenapa tidak di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Dengan akan dibangun Mass Rapid Transit Jakarta , usaha penyaluran air limbah dari rumah-rumah juga usaha pencegahan banjir dapat dilaksanakan sekaligus. Lihat tulisan "Mass Rapid Transit Jakarta ala Mangsi".
Mungkin dapat dimulai umpamanya, Banjir Kanal itu dibagi-bagi dengan membangun "dam-dam". Di Dam-dam ini dikembang-biakkan ikan lele serta di- "tanami" eceng gondok atau tanaman mengapung lainnya, mungkin genjer atau kangkung dalam usaha membersihkan airnya. Dan di muara Kali Ancol dibangun "Tempat pengolahan air limbah". Pengerukan kali-kali ini dan Banjir Kanal dilakukan secara teratur. Lumpur dari hasil pengerukan ini dapat diolah menjadi pupuk. Membangun pabrik pupuk terapung sepanjang Banjir Kanal. Atau lumpur yang dikeruk, dibuang diatas tanggul. Mungkin tanggul dapat dibuatkan teras-teras seperrti sawah di Bali. Teras-teras ini ditanami sayur mayur. Lahannya dikelola oleh RT/RW setempat. Dapat juga teras di tanggul ini dibangun Taman Bunga atau Taman dengan pohon-pohon rendah. Disamping sebagai tempat bermain anak-anak juga suatu usaha dalam menjernihkan udara dari polusi asap dari knalpot mobil dan motor.
Kalau dana sejumlah Rp. 140 Trilyun dapat terkumpul untuk pembangunan Jembatan Selat Sunda, tentunya dana yang lebih kecil untuk men-danai proyek-proyek seperti diatas pasti dapat terkumpul.
MangSi 042012.
Konsep Gerbang Pelabuhan dan Bandar Udara Internasional di Masa Depan
NKRI berdasarkan Deklarasi Djuanda adalah Negara Kepulauan. Dimana laut-laut diantara pulau-pulau di Indonesia merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai kelanjutan dari deklarasi itu, Pemerintah harus bertanggung jawab akan kelancaran perhubungan antar pulau dimana ada permukiman penduduk. Sama halnya dengan pembangunan jalan-jalan di pulau-pulau di seluruh Nusantara. Dimana jalan-jalan ini menghubungkan satu desa dengan desa lainnya atau satu kota dan kota lainnya. Atau menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya antar kota yang dikenal dengan Jalan Provinsi.
Adalah tanggung jawab Pemerintah untuk membina usaha-usaha pelayaran lokal dan pelayaran Nusantara sebagai "konsekuensi" dari Deklarasi Djuanda. Pelayaran lokal ibaratnya jalan antar desa, dan Pelayaran Nusantara ibaratnya jalan Propinsi. Ini perlu diwujudkan untuk memperlihatkan kepada dunia luar bahwa Deklasi Djuanda ini memang diperlukan dan memang merupakan infrastrukture yang nyata dan diperlukan dalam suatu Negara Kepulauan seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia. Juga sebagai tindak lanjut Pemerintah dalam usaha memberikan kesejahteraan kepada warganegaranya diseluruh Nusantara di pulau yang besar sampai ke pulau-pulau yang kecil-kecil. Juga sebagai bukti yang nyata dari Pemerintah dalam usaha melindungi keselamatan warganegaranya dari gangguan dari luar.
Pelayaran Nusantara dapat dibagi sebagai berikut:
1. Pelayaran lokal.
Pelayaran ini adalah pelayaran antar pulau dengan memakai perahu kayu layar atau perahu kayu bermesin. Jalur-jalur pelayarannya terbatas antara pulau yang satu dengan pulau lainnya.
2. Pelayaran dekat antar Propinsi.
Jalur-jalur pelayaran yang dilayari oleh kapal-kapal dengan bobot antara 500 ton sampai 1000 ton. Juga kapal layar Pinisi.
3. Pelayaran Nusantara
Melayari jalur-jalur panjang dengan kapal-kapal berbobot diatas 1000 ton.
4. Pelayaran Nusantara Jalur Pemerataan Ekonomi Nasional.
Kapal berkecepatan diatas 30 knots dari jenis Ro-Ro (Roll On- Roll Off), kombinasi kapal penumpang dan petikemas atau truk. Akomodasi penumpang diatas 1000 penumpang, dapat mengangkut sepeda motor, mobil dan truk. Kapal Ferry Ro-Ro ini menghubungkan Belawan/Bangka-Belitung/Tg.Priok/Tg.Perak/Makassar/ /Ambon/Jayapura dan Ambon/Banda/Merauke. Dengan jadwal yang tetap dan teratur. Mengingat harga kapal serta ongkos pengoperasian yang tinggi uluran pemerintah berupa subsidi BBM s angat diperlukan. Mengingat harga kapal serta ongkos pengoperasian yang tinggi uluran pemerintah berupa subsidi terutama dalam subsidi pembelian/pembangunan kapal baru dan dalam pembelian BBM sangat diperlukan.
5. Kapal Ferry Penyeberangan.
Penyeberangan dari satu pulau ke pulau lainnya seperti di Provinsi Riau, Selat Sunda, Selat Bali, Selat Lombok dan seterusnya. Kapal Ferry jenis Ro-Ro dengan kecepatan 20 knots sebagai kapal feeders dari pelabuhan utama yang disinggahi Kapal Ferry Jalur Pemerataan Ekonomi Nasional (Sabang -- Merauke/Jayapura) ke pelabuhan-pelabuhan lainnya
Sebagai catatan, dalam usaha-usaha dunia perlayaran disetiap negara didunia ini tidak lepas dari uluran tangan Pemerintahnya. Apakah negara itu adalah negara industri atau negara berkembang. Uluran tangan itu apakah berupa subsidi dalam pembangunan kapal baru, pembangunan pelabuhan atau subsidi dalam pengeoperasian kapal-kapal berbendera negara itu.
Perhubungan antar pulau ini dapat berupa usaha pelayaran rakyat dengan perahu layar atau perahu bermotor. Pengoperasian perahu layar dapat diserahkan kepada swasta setempat mengingat ongkos pengoperasian yang rendah. Namun subsidi Pemerintah diperlukan dalam usaha pengongkosan dari pembangunan perahu kayu. Penelitian dalam pembangunan perahu ini diperlukan untuk mencari bahan selain dari kayu yang murah. Apakah itu dari bahan ferrocement atau fiberglass atau bahan plastik lainnya. Atau kombinasi kayu dengan bahan-bahan kimia ini. Penelitian ini perlu untuk usaha pelestarian hutan. Jangan sampai karena menggalakkan pelayaran rakyat dengan perahu layar, persediaan kayu khusus dalam pembangunan kapal layar Pinisi yaitu kayu ulin jangan sampai habis.
Penelitian dalam design kapal kayu terutama dalam konstruksi ruangan palkah untuk disesuaikan dengan cara-baru dalam pengapalan barang muatan. Pengapalan baru secara unit (unitised cargo), muatan tidak lagi dimuat di dalam palkah satu persatu atau karton per karton atau karung per karung. Harus dipikirkan cara bongkar muat dengan memakai derek darat disetiap dermaga di seluruh pelabuhan pelayaran rakyat. Pemikiran untuk design kapal layar berdasarkan ciri-ciri khas kapal layar Pinisi dengan ukuran-ukuran yang lebih besar dengan bobot mati tertentu yang dianggap paling efisien untuk dipakai dalam pelayuaran lokal, antar Propinsi atau pelayaran Lautan Nusantara.
Desain dari tiang layar serta bahan untuk layar yang lebih enteng sehingga mudah untuk menggulung layar. Pemakaian motor listrik untuk menggulung dan mengembangkan layar dengan cepat. Bahan layar yang kuat dan tahan lama dan diusahakan dengan harga yang murah. Penelitian dalam pemakaian bahan pengawet kayu berupa cat kapal yang dapat memperpanjang umur kayu setelah dibuat sebagai perahu. Juga cat yang khusus dalam mencegah badan kapal dibawah permukaan air laut tetap bersih dan mulus bebas dari tempelan-tempelan karang. Ini perlu untuk mendapatkan kecepatan maksimum dalam pelayaran.
Penelitian dalam pemakaian mesin sebagai tenaga penggerak sewaktu masuk dan keluar pelabuhan serta dalam usaha merapat dan merenggang dari dermaga. Juga penelitian mesin apa yang paling cocok sebagai tenaga pengggerak ini. Apakah mesin diesel ukuran kecil atau mesin bensin dipakai langsung sebagai tenaga penggerak. Atau mesin diesel kecil atau mesin bensin ini dipakai untuk mengisi batre dan batre memutarkan motor listrik yang dipasang langsung ke baling-baling. Apakah cara pengisian batre yang paling murah ini dipakai solar panel, tenaga angin atau tenaga arus laut.
Kemudian harus dipikirkan pemakaian tenaga listrik ini apakah hanya dipakai sebagai tenaga penggerak kapal layar di pelabuhan atau dipakai juga sewaktu dalam pelayaran di laut lepas. Umpamanya sebagai tenaga untuk dipakai dalam menjalankan peralatan navigasi dan keselamatan kapal layar.
Pemakaian navigasi dalam menentukan posisi kapal layar memakai satelit. Sebagai peralatan elektronic dalam menentukan arah angin sehingga layar yang dikembangkan dapat memakai tenaga angin yang menghembus semaksimal mungkin. Sebagai peralatan electronic dalam pengiriman tanda-tanda darurat--S.O.S.-atau sebagai pemancar darurat (beacon) agar memudahkan dalam pencarian S.A.R.--secara otomatis. Sebagai peralatan elektronik dalam meramalkan cuaca. Sebagai peralatan elektronik dalam perhubungan radio atau pengiriman/penerimaan data memakai computer melalui satelit.
Pemikiran pengadaan tenaga listrik untuk dipergunakan sebagai alat penggerak mesin pendingin. Mesin pendingin untuk bahan makanan abk, juga mesin pendingin untuk mendinginkan peti-kemas ukuran kecil. Atau mesin pendingin khusus untuk mendinginkan palkah. Dengan kata lain, Kapal Layar Pinisi khusus dalam pengangkutan ikan, daging dan sayur mayur yang didinginkan.
Dengan kata lain penelitian bagaimana caranya untuk menaikan tingkatan kapal layar apakah kapal kayu atau kapal dari bahan plastik dengan kemajuan High-Tech. Juga penelitian mengenai lunas kapal layar ini, mungkin menjajagi lunas berganda (catamaran) untuk menaikkan kecepatan dikombinasikan dengan pemekaran palkah untuk muatan. Ini adalah tanggung jawab Pemerintah terutama dalam bidang penelitian. Hasil dari penelitian ini nanti ditawarkankan kepada para peminat usaha pelayaran rakyat dalam membangun kapal-kapalnya tanpa tambahan ongkos. Tentunya pengadaan alat-alatnya wajar menjadi tanggungan si pengusaha.
Kapal Kayu Bermotor dalam pelayaran antar pulau harus dirintis oleh Pemda. Mengingat ongkos yang tinggi dalam pembangunannya dan juga dalam pengoperasiannya. Kapal ukuran kecil milik Pemda ini khusus dalam pengangkutan penumpang, pos dan keuangan serta keperluan Pemda lainnya.
Dijajagi kapal-kapal ukuran kecil bermotor listrik. Tenaga Surya dipakai untuk pengisian batre. Batre memutarkan motor listrik yang dipasang langsung ke baling-baling. Diperlukan kapal dengan kecepatan minimum 15 knots dan dapat berupa Puskemas Terapung, Kantor Pos Terapung dan Bank Terapung.
Penelitian mengenai cara-cara pengapalan baru untuk muatan yang diangkut oleh Kapal Kayu Bermesin, Kapal Layar Pinisi apakah itu unitised (umpamanya karung-karung beras diikat menjadi satu disesuaikan dengan ukuran atau beratnya). Atau menciptakan peti kemas standard pelayaran nusantara, yang dapat diangkut oleh Kapal Ferry feeders, Kapal Layar Pinisi dan Kapal Kayu Bermesin dan tentunya dapat dimuat diatas truk.
Dalam jalur pelayaran tertentu di Maluku, dicoba pemakaian Kapal Ferry jenis Ro-Ro dimana kapal jenis ini di-"kandaskan" ke pesisir. Kendaraan mobil dan truk keluar masuk dari haluan kapal.(seperti kapal LST dari Perang Dunia ke-II).
Satu hal lainnya yang menjadi tanggung jawab Pemerintah sebagai dampak yang nyata dari Deklarasi Djuanda itu ialah membangun dermaga-dermaga di seluruh pulau-pulau di Nusantara yang ada pemukiman penduduknya. Sama saja dengan pembangunan gang, jalan kota dan jalan propinsi di pulau-pulau besar-besar di Nusantara. Dalam hal ini dermaga untuk merapat kapal layar,kapal kayu bermotor sampai kapal besar Pelayaran Nusantara. Alangkah baiknya juga peralatan bongkar muat berupa derek-derek, persediaan air minum dan bbm juga menjadi keperluan yang nyata dalam melancarkan usaha perhubungan antar pulau.
Pembangunan dermaga disetiap pulau di Nusantara dimana ada pemukiman penduduk adalah sangat penting dan erat sekali hubuingannya dengan pertahanan Nasional dan juga dalam usaha menaikkan taraf kehidupan penduduk setempat.
Disetiap pulau dimana ada pemukiman penduduk harus dibangun dermaga, besar kecilnya tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan adanya dermaga disetiap pulau berarti setiap pulau dapat disinggahi kapal-kapal patroli TNI-AL. Malah ditentukan bahwa dalam waktu tertentu akan ada kapal patroli TNI-AL yang akan singgah dan merapat di demaga pulau itu. Ini adalah suatu usaha Pemerintah yang dapat dianggap sebagai subsidi kepada daerah atau pulau tersebut secara tidak langsung.
Penduduk setempat dapat menyediakan keperluan kapal-kapal patroli TNI-AL itu berupa sayuran-sayuran, tanaman bumbu dapur dan buah-buahan. Ini akan menggelitik penduduk untuk berusaha menanam dan menjual hasil tanamannya. Malah dianjurkan dan diajarkan penduduk setempat untuk menanam pohon jarak pagar. Juga diajarkan bagaimana untuk mengolah biji jarak menjadi minyak jarak. Minyak jarak ini dapat dipakai sebagai campuran minyak diesel kapal-kapal patroli TNI-AL.
Dengan demikian kapal-kapal patroli TNI-AL dapat berfungsi sepenuhnya walaupun jauh dari pelabuhan besar. Setiap kapal patroli perlu untuk merapat dan memperbaiki atau pemeliharaan alat-alat kapal dalam waktu-waktu tertentu. Diperlukan membangun bengkel-bengkel, dimana penduduk setempat diberi kesempatan untuk belajar. Para personel TNI-AL dapat membawa keluarga ke pulau-pulau ini. Usaha ekonomi akan berkembang. Para personel TNI-AL dan keluarganya akan membelanjakan gaji -gaji yang diterimanya. Perekonomian di pulau itu akan maju demikian pula perekonomian antar pulau yang mana akan menaikkan perekonomian propinsi.
Cetak biru Pelayaran Nasional perlu dikaji lebih lanjut serta mendetail, Pelayaran Nasional dengan Armada kapal baru yang cepat dan cocok dengan keadaan alamnya,merupakan tulang punggung dalam mensukseskan MP3EI.
MangSi 042212
Beberapa tautan eksternal dibawah ini insyaAllah dapat lebih membuka cakrawala sahabat terkait tema tulisan diatas :
1. Menggugat Deklarasi Djuanda 57, http://indomaritimeinstitute.org/?p=546
2. Deklarasi Djuanda, http://id.wikipedia.org/wiki/Deklarasi_Djuanda
3. Deklarasi Djuanda dan Implikasinya Terhadap Kewilayahan Indonesia, http://www.budpar.go.id/userfiles/file/4547_1355-djuanda.pdf
4. Buku Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2023 MP3EI Edisi 1, http://docs.openthinklabs.com/home/mp3ei
Pembangunan Pangkalan TNI AL dan TNI AU di pulau-pulau kecil adalah dalam rangka membangun ketahanan Nasional. Serta pengamanan lautan Nusantara dari kapal-kapal berbendera asing yang melakukan usaha penangkapan ikan di lautan Nusantara. Pembangunan pangkalan TNI AL dan TNI AU di pulau-pulau kecil, juga akan menjadi tonggak utama dalam perkembangan ekonomi setempat, dan pendidikan penduduk setempat.
Di pulau-pulau kecil dimana ada Pangkalan TNI AL dan TNI AU, rakyat setempat dapat diikutssertakan dalam usaha "perawatan" pangkalan-pangkalan itu. Penduduk setempat diberikan pendidikan dalam usaha bercocok tanaman. Tentunya dengan bimbingan dari para Insinyur Pertanian. Insinyur Pertanian ini di-"wamil"-kan untuk masa waktu tertentu dan ditempatkan untuk bertugas di pangkalan-pangkalan ini.
Penduduk diberikan pendidikan dalam menanam sayur mayur, buah-buahan dan juga pembuatan pupuk kompos. Hasil dari bercocok tanaman ini dijual ke pangkalan AL dan AU. Juga kepada kapal-kapal patroli TNI AL yang berpatroli didaerah itu dimana pelabuhan di pulau itu merupakan Induk Pelabuhan kapal-kapal tersebut.
Penduduk setempat diberikan juga pendidikan dalam penanaman pohon jarak. Biji jarak dijual ke koperasi untuk diolah menjadi minyak jarak. Dan minyak jarak ini dijual ke Pangkalan Al dan AU sebagai campuran untuk minyak diesel. Juga minyak jarak ini dipakai untuk campuran minyak diesel kapal-kapal patroli TNI AL. Minyak jarak dipakai oleh TNI AU untuk campuran minyak diesel pembangkit tenaga listrik darurat dan juga sebagai bbm truck-truck dan kendaraan bermesin diesel lainnya.
Minyak jarak dijual ke PLN sebagai campuran minyak diesel untuk menjalankan mesin diesel penggerak Gnenerator Listrik. Dengan tersedianya aliran listrik ini, akan timbul usaha-usaha baru. Pengolahan kopra menjadi minyak kelapa. Juga Pemerintah memberikan izin untuk pembuatan garam secara modern dengan peralatan-peralatan modern. Garam yang dihasilkan dibeli oleh Koperasi untuk pembuatan ikan asin. Dengan demikian para nelayan dapat menangkapn ikan sebanyaknya dan ikan itu diproses lebih lanjut untuk dijadikan ikan asin. Ikan asin sebagai bahan untuk dijula ke Pangkalan, Kapal-kapal TNI AL serta penduduk dipulau itu atau dipulau lainnya.
Juga dijajagi penanaman pohon sagu di Mauluku ala Perkebunan Karet/Kelapa Sawit di Sumatara dalam skala yang kecil. Juga dijajagi kemungkinannya untuk menanam padi curah hujan.
Dikarenakan sudah ada listrik, kemungkinan besar usaha penyulingan air laut menjadi air minum dapat dilaksanakan. Air minum dijual ke Pangkalan AL dan AU serta kapal-kapal patroli AL. Tentunya juga penduduk dengan harga yang cukup murah.
====Mangsi 04/17/12====1. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut
2. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
3. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara
4. Sky Scanner Drone 'Garuda' Vs Drone Rp 4,5 Triliun Jokowi
5. Pakar UAV Dunia Tawarkan Drone “Garuda”
Menurut berita Kantor Berita Antara, 14 Aug. 2009, ongkos pembangunan JSS akan memakan ongkos sejumlah Rp.100 Trilyun. Atau sama dengan sekitar 10 Billions USD.
Menurut berita yang sama, pembangunan JSS diperlukan mengingat sekarang ini tercatat 3500 kendaraan, 35.000 orang, 20 juta ton batubara yang melewati kedua pelabuhan. Pelabuhan Merak di Banten dan Pelabuhan Bakauheni di Lampung. Kalau ada ganguan di laut, antrian kendaraan dapat mencapai 10 kilometer.
Antara memberitakan bahwa 60 persen ekspor nasional berasal dari Sumatra. 40 % gula berasal dari Lampung, dan kalau ditambah dengan Jambi dan Palembang sudah mencapai 50 persen. Demikian Antara memberitakan.
Menurutnya, masih diperlukan studi lebih dalam lagi untuk menentukan struktur terbaik dari jembatan terpanjang di dunia karena kalau kalau jadi dibangun memiliki panjang lebih dari 30 km. Dalam studi lebih lanjut masih harus dilihat gempa di kawasan itu, harus dipertimbangkan adanya patahan yang memang ada kemudian juga Gunung Krakatau yang masih aktif. Potensi gempa itu nantinya untuk melihat kekuatan struktur yang akan dibangun. Semuanya sebenarnya dapat diukur sebelum ditawarkan kepada investor yang berminat mengerjakannya.
Kalau kita kesampingkan "kebanggaan" mempunyai Jembatan Gantung yang terpanjang didunia dan juga "keinginan" nama dicantumkan dalam sejarah bangsa kita, mari kita lihat bila dana sejumlah Rp. 100 trilyun atau $ 10. billions itu kalau dimanfaatkan ke sektor pembangunan lain. Satu sektor pembangunan yang tak akan tercatat sebagai yang "Ter……" di dunia dan nama pencetus idea tak akan tercatat dalam sejarah bangsa.
Kita mulai dengan mengoperasikan Kapal Ferry dengan kecepatan tinggi (30 knots), yang menghubungkan kedua pelabuhan ini.
Kapal Ferry dengan ukuran : L = 331 feet; Beam = 87 Ft; Draft 14 ft; dispalacement 2110 tons; range = 1240 nautical miles on 33 knots speed; Engine 4 x Caterpillar each 7200 KW at1050 rpm. passenger satu batalyon Marinir ( 976 prajurit) plus perlengkapannya serta 100 Humvees dan 20 LAV (Landing Assault Vehicles). tangki bbm : 160.000 liter atau tangki bbm jarak jauh: 240.000 liter. Kapal Ferry jenis ini dipakai oleh Marinir Amerika Serikat dari Okinawa ke Thailand.
Dengan kecepatan rata-rata 25 knot saja, perjalanan Merak-Bauheni dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam. Tempat duduk dengan kursi seperti di pesawat dapat dipasang sampai 1200 kursi. Lounge dan cafeteria ditiadakan.
3500 kendaraan dapat diangkut dalam waktu 30 jam. Kalau dua Ferry diperasikan dalam waktu satu hari dapat terangkut semua.
Demikian juga penumpang yang sejumlah 35.000 orang dapat diseberangkan dalam waktu satu hari oleh dua kapal Ferry dengan kecepatan 25 knots perjam. Satu Kapal Ferry jenis ini harganya antara $60 sampai $75 Juta USD. Jadi dua kapal Ferry hanya dengan harga kurang lebih 150 Juta USD. Taruhlah 100 Juta USD untuk perluasan serta pembangunan dermaga Ferry di kedua pelabuhan ini. Atau membangun pelabuhan kedua selain Merak di Banten dan pelabuhan selain Bakauheni di Lampung.
Baru berjumlah 250 Juta USD. Kita keluarkan 100 Juta USD lain untuk pembanguan pelabuhan barang-barang ekspor. Dengan dermaga dan kedalaman yang cukup dalam untuk kapal-kapal "Ocean Going vessels" merapat, dengan tonnage diatas 15.000 tons bobot mati. Kapal-kapal break bulk atau kapal peti kemas feeders, mengapalkan muatan ekspor.
Dana sejumlah 50 juta USD untuk pembangunan pelabuhan batubara curah. 20 Juta USD untuk pembelian kapal bulk carrier pengangkut batubara curah dengan umur 5 tahun, dapat membeli kira-kira 10 kapal dari 1000- 1500 tons. Sejumlah 20 juta tons batubara kalau diangkut dengan truk melewati JSS, suatu hal yang sama sekali tidak realistis.
Total 420 Juta USD, dibulatkan menjadi 450 Juta USD. Dari 10 Billions USD baru terpakai 450 Juta USD, masih banyak sisa.
Mumpung ada dananya, kita beli 3 kapal HSF (Ferry Berkecepatan Tinggi) dengan kecepatan 35 knots, dengan kapasitas mengangkut penumpang 1000 orang per Ferry dan kendaraan trailers melayari "jalur Pemerataan Ekonomi Nasional”, yaitu : Belawan- Bangka/Belitung - Tg.Priok- Tg.Perak- Makassar – Ambon – Jayapura. dan Ambon - Merauke p.p. Dengan jadwal tetap, seminggu dua kali pelayaran. 3 kapal Ferry @ 75 Juta USD sama dengan 225 Juta USD.
Kemudian kita kucurkan dana sejumlah 40 Juta USD untuk meng-"Up-grade" dermaga Ferry dipelabuhan-pelabuhan tersebut diatas. Belum juga mencapai angka satu billion. 300 Juta untuk membeli Kapal Ferry ukuran kecil dan kapal break bulk umur 4 – 5 tahun ukuran 500 tons dan 1000 tons ( kapal jenis break bulk ini dapat dibeli dengan harga dibawah satu juta satu kapal), dengan kecepatan 15 – 18 knots dengan kedalaman kurang dari 3 meter (dengan muatan sarat) untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan kecil dan pelabuhan-pelabuhan di sungai-sungai.
Dengan investasi 1 billion USD, dunia pelayaran Nasional akan menjadi kebanggaan Bangsa. Dan rakyat dipulau-pulau kecil akan ikut mencicipi "kebanggaan" ini dengan naiknya taraf hidup mereka. Paling tidak sembako tersedia.
Kalau pemimpin kita mendalami arti dari Negara Kepulauan, yang dibangun bukan proyek mercu suar seperti JSS ini, bangunlah mercu-mercu suar di pulau-pulau terpencil, terutama dipulau-pulau pinggiran wilayah NKRI. Disamping sebagai pandu kapal-kapal yang berlayar, juga sebagai "mata" dalam usaha pertahanan Nasional. Setiap Mercu Suar dilengkapi dengan teropong elektronik serta komunikasi via satelit. Ini dapat terlaksana karena masih ada dana sisa dari "impian" JSS sebesar 9 Billions USD.
Dari keterangan diatas masih ada sisa dari dana JSS ini sejumlah 9 Billions US. Galangan Kapal Austal(USA) di Mobile, Alabama pada tahun 2007 meluncurkan kapal Ferry Ro-Ro pesanan SuperFerry dari Honolulu, Hawaii. Kapal Ferry Ro-Ro ini dinamai Alakai. Dipakai dalam trayek pelayaran dari Pulau Oahu ke Maui. Ongkos pembuatan kapal ini adlah $88 Juta. Ongkos akan lebih murah kalau pembuatan kapal sejenis ini dibuat digalangan kapal diluar Amerika Serikat. Diberitakan bahwa Austal telah menanam modal dan membangun Galangan Kapal di Phillipine.
Dibawah ini adalah keterangan mengenai Kapal Ferry Ro-Ro Alakai.
General characteristics
Type: Ferry
Displacement: 1646 Tons
Length: 349 ft (106 m)
Beam: 78 ft (24 m)
Draft: 12 ft (3.7 m)
Decks: 4
Deck clearance: 14 ft (4.3 m)
Ramps NO
Ice class: NO
Installed power: 4 x MTU-8000 diesel engines
Propulsion: 4 x Rolls-Royce KaMeWa 125MkII waterjets
Speed: 35 kn (65 km/h; 40 mph)
Capacity: 866 passengers, 282
Bila Austal, Galangan kapal Ferry Ro-Ro di Australia dan mendapat pesanan untuk membangun 100 kapal Ferry sejenis Alakai, pendanaanya dapat diusahakan melalui G to G dengan pemerintah Australia. Mungkin berupa "soft loan" sehingga dengan demikian tak perlu mengundang investor asing. Kapal menjadi milik Indonesia, apakah itu Perusahaan Pelayaran Nasional Swasta atau BUMN dan mungkin juga dimiliki oleh Komando Angkutan Laut Militer (Koalmil). Dimana kapal milik Koalmil ini di charterkan kepada Perusahaan Pelayaran Nasional Swasta, tetapi bila diperlukan kapal beserta abk-nya di- "Wajib Militer"-kan untuk keperluan Pertahan Nasional.
Ruangan yang diperuntukkan memuat mobil dapat dirubah dalam waktu singkat untuk dipakai oleh 90 mobil penumpang dan 20 truk berat.
Kalau saja ongkos pembuatan kapal baru sejenis kapal Alakai dibangun di luar Amerika Serikat (Australia, Phillipine, Vietnam, India dan Bangladesh) atau mengadakan perjanjian dengan Austal untuk dibangun di Indonesia. Tentunya harganya akan jauh lebih murah. Sebagai contoh, umpamanya harga pembangunan kapal itu $ 70.Juta diluar Amerika verus $88 Juta di Galangan kapal di Amerika. Sisa dana JSS dapat mengongkosi sejumlah 100 kapal. Masih ada dana tersisa sejumlah 2 Billions USD.
Jumlah sisa 2 Billion USD dapat dipergunakan untuk membangun pelabuhan dengan dermaga besi beton, atau untuk memperbaiki pelabuhan-pelabuhan lainnya, membuat "modern" Kapal Layar Phinisi, juga Kapal Kayu Bermesin dan Kapal Layar Lokal.
Dengan adanya Armada Kapal Nasional Berkecepatan Tinggi, ini merupakan penunjang utama dalam Pertahanan Nasional. Personel ABRI dapat dikirimkan ke seluruh pelosok tanah air dalam waktu singkat. Dalam contoh diatas satu batalyon berserta perlengakapannya dapat dikirim kemana saja di Nusantara dengan satu kapal.
JSS disatu pihak atau 100 kapal jenis Ferry Ro-Ro kelas Alakai, pelabuhan baru, memodernkan Kapal Layar Phinisi dan Kapal Kayu Bemesin serta Kapal Layar Lokal, plus Pertahanan Nasional. Yang mana kiranya yang lebih bermanfaat bagi Negara dan Bangsa?
MangSi.041012
Pernah mengikuti Wamil Angkatan Laut sewaktu membebaskan Irian Barat 1961 - 1963, dan sebelumnya pernah menjadi ABK di kapal Pelni.
Untuk menjadi pemain tetap dalam usaha pengangkutan Peti Kemas Internasional, kita sebetulnya mempunyai kelebihan dibandingkan dengan negara tetangga (Singapore dan Malaysia). Mengingat wilayah yang membentang hampir 3000 miles yang menjadi wilayah antara Pasific dan Australia dan New Zealand, Juga dilewati jalur pelayaran Amerika Pantai Timur; Eropah ke Cina, Jepang, Korea,Taiwan p.p.. Jalur pelayaran ini merupakan jalur yang terpenting dalam perdagangan internasional. Lebih dari satu tempat dalam jalur perdagangan yang terpenting didunia itu dapat menjadi tempat untuk dibangun sebagai pelabuhan transit. Kapal-kapal peti kemas raksasa menyinggahi Pelabuhan Transit ini, membongkar peti kemas untuk dikapalkan ke pelabuhan di kawasan Asia Tenggara dan kesebelah timur ke Papua Nugini, Australia, New Zealamd dan Pacific Selatan.
Dalam jalur perdagangan terpenting ini, peti kemas yang diangkut jumlahnya sangat besar. Sedemikian banyaknya jumlah peti kemas yang diangkut, salah satu perusahaan pelayaran peti kemas yang sekarang ini mengoperasikan 10 kapal peti kemas raksasa dengan kesanggupan mengangkut 18000 peti kemas ukuran 20 ft per kapal, merencanakan untuk membangun 30 kapal baru dengan kemampuan angkut yang lebih besar lagi..
Kita tidak perlu menjadi operator kapal-kapal peti kemas samudera.. Dengan modal yang tidak terlalu besar perusahaan pelayaran nasional dapat ikut serta dengan aktif. Kita harus sanggup menjual "jasa" dalam pengangkutan Peti Kemas Internasional ini. Adapun jasa yang dimaksud adalah, pertama sebagai "Depot" atau "Distribution Center" dimana tugas utama adalah dalam mengurus "lalu-lintas" peti kemas ini agar sampai di pelabuhan tujuan dengan cepat dan aman. Service dalam persediaan peti-peti kemas kosong. Perbaikan peti-peti kemas yang rusak dalam transit, serta memuat kembali muatannya ke peti kemas yang layak pakai. Peti-peti kemas kosong ditampung di pelabuhan transit ini, dan dikapalkan ke pelabuhan-pelabuhan muat dengan kapal khusus peti kemas dengan DWT kecil berbendera Merah Putih.
Pembangunan pelabuhan Transit ini, jangan diartikan bahwa kita akan bersaing dengan Singapore dan Malaysia, tetapi membangun Pelabuhan Transit Peti Kemas ini adalah dalam usaha menunjang kelancaran lalu-lintas peti kemas berisi muatan maupun peti kemas kosong dari dan ke dua negara tetangga ini. Peti-peti kemas yang berasal dari Pantai Timur Amerika dan Eropa dan yang berasal dari Cina, Jepang, Korea dan Taiwan.
Pelabuhan Transit Peti Kemas ini juga menyediakan keperluan makanan, air dan BBM bagi kapal-kapal peti kemas raksasa, mempunyai fasilitas perbaikan-perbaikan peti kemas, dan perbaikan kecil/darurat pada mesin-mesin kapal peti kemas raksasa itu. Juga sebagai tempat gudang penyimpanan suku cadang mesin-mesin kapal. Pelabuhan Transit ini menjadi tempat kantor-kantor perwakilan dari Perusahaan Pelayaran Internasional, kantor perwakilan perusahaan pembuat mesin-mesin kapal dan peti kemas. Kantor-kantor Biro Klasifikasi, serta perusahaan-perusahaan lainnya yang banyak berhubungan dengan pengoperasian kapal peti kemas raksasa.
Diperlukan dua Pelabuhan Transit Peti Kemas diwilayah NKRI. Yang pertama dibagian Barat NKRI dalam jalur pelayaran dari Cina, Jepang, Korea dan Taiwan ke Eropah dan Pantai Timur Amerika.Utara p.p. Idealnya Pelabuhan Transit ini harus dekat dengan Selat Sunda. Pulau Bangka pantai Timur merupakan tempat yang cocok. Dari pelabuhan transit ini peti-peti kemas dari Pantai Timur Amerika dan Eropa dikapalkan ke Singapore, Tg.Pelepas, Vietnam, Bangkok, Manila, Brunei,Serawak dan Jayapura p.p. Dan yang satu lagi dibagian Timur NKRI, mungkin di Jayapura untuk mengapalkan peti-peti kemas ke tujuan Papua Nugini, Australia, New Zealand dan Pasific Selatan. Pengangkutan peti-peti kemas dari Pelabuhan Transit Utama ke Jayapura dikapalkan dengan kapal-kapal khusus pengangkut peti kemas berbendera Merah Putih. Tentunya, karena Pelabuhan Transit Utama disinggahi Kapal Peti Kemas Raksasa, alat-alat penyokong didarat sudah tentu harus tersedia. Demikian juga di Jayapura, karena pelabuhan ini disinggahi kapal-kapal peti kemas dari Australia dan New Zealand, peralatan penyokong didarat terutama derek-derek khusus untuk membongkar dan memuat peti kemas harus tersedia. Jadi investasi dalam pembelian dan pengoperasian kapal khusus untuk mengangkut peti kemas berbendera Merah Putih adalah masuk diakal dan wajar. Disamping Kapal Ferry Berkecepatan tinggi juga mengangkut peti-peti kemas dalam jalur pelayarannya.
Karena apa diperlukan cara-cara pengangkutan peti kemas secara bertahap ini? Pertama karena pengoperasian kapal peti kemas raksasa ini sangat mahal per harinya. Untuk menghemat ongkos, pelabuhan yang disinggahi diusahakan seminim mungkin, juga waktu berlayar dilaut diusahakan sesingkat mungkin. Mengingat ongkos BBM yang dari hari ke hari naik terus, ongkos pembelian BBM ini dibag-bagi antara perusahaan pelayaran. Yaitu antara perusahaan kapal peti kemas raksasa dan para operator kapal-kapal dari Pelabuhan Transit ke pelabuhan tujuan. Dengan demikian "freight rate" dapat dipertahankan dengan harga yang sekarang ini untuk masa waktu lebih lama lagi. Jadi dengan pembangunan Pelabuhan Transit ini sebetulnya adalah demi untuk kepentingan para operator Kapal Peti Kemas Raksasa, dengan demikian kalaupun mereka diikut sertakan dalam pembangunan Pelabuhan Transit Peti Kemas di wilayah NKRI tidak ada alasan yang kuat untuk tidak menyambutnya dengan baik. Keterangan diatas merupakan "selling point" untuk mendapat perhatian serta dukungan dari perusahaan-perusahaan pelayaran peti kemas yang mengoperasikan kapal-kapal peti kemas raksasa. Kita perlu akan sokongan mereka dalam gagasan pembangunan dua Pelabuhan Transit di wilayah NKRI.
Pengapalan dengan peti kemas antar pulau harus digalakkan. Dalan usaha untuk menekan waktu di pelabuhan muat/bongkar dan waktu pelayaran kepelabuhan tujuan. Keuntungan lain dengan pengapalan peti kemas Nusantara, ialah peti kemas itu dapat dipergunakan sebagai tambahan ruangan gudang ditempat atau dipabrik-pabrik, sambil menunggu untuk dikapalkan. Dengan demikian produksi pabrik akan berjalan terus dalam memenuhi pesanan pembeli. Peti kemas dengan peralatan pendingin dapat dipakai sebagai tempat gudang sementara untuk sayur mayur atau ikan. Disediakan ditempat, dalam musim memetik sayur atau buah-buahan.. Dengan demikian membangun gudang yang permanen dengan alat pendingin khusus untuk menyimpan sayur mayur tidak diperlukan. Mengingat kebutuhannya hanya musiman saja.
Kombinasi dermaga beton di setiap pelabuhan, peti kemas sebagai wadah mengapalkan muatan serta jadwal pelayaran yang teratur dari Kapal Ferry jenis Ro-Ro, memungkinkan mendirikan pabrik-pabrik apapun, dimanapun di seluruh Nusantara. Tentunya dalam usaha menekan ongkos dengan mendirikan pabrik berdekatan dengan tempat sumber bahan-bahan mentahnya. Pabrik minyak kelapa dapat didirikan dimana saja di Maluku atau Sulawesi Utara. Seluruh pantai pulau-pulau dikedua daerah ini lain tidak hanya pohon kelapa. Dengan adanya pabrik minyak kelapa di satu pulau akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi lokal. Membuka lapangan kerja untuk penduduk setempat. Pembuatan kopra akan meluas. Pengangkutan laut dengan perahu layar atau kapal kayu bermotor akan sibuk berlayar dari satu pulau ke pulau lainnya mengangkut karung-karung kopra. Kapal Ferry Ro-Ro (kapal-kapal feeders) siap mengangkut minyak kelapa apakah dalam kemasan tong-tong plastik atau secara curah kedalam perti kemas tangki dari dermaga pabrik minyak kelapa., untuk dikapalkan ke pasaran.
Merancang membangun pabrik pengolahan botol atau kemasan plastik yang dibuang oleh kapal-kapal dan berserakan dipantai-pantai pulau-pulau. Pabrik diusahakan oleh Pemda. Biarlah penduduk setempat mengumpulkan botol dan kemasan plastik ini untuk "dijual" ke pabrik.Dengan demikian membuka jalan untuk penduduk setempat untuk ikut membersihkan lingkungan dan disamping itu mendapatkan upah. Plastik diolah kembali dan dijadikan barang-barang keperluan Rumah Tangga, tong air untuk menyimpan air bersih untuk diminum, dijadikan tali plastik sebagai tali pengikat. Tali untuk keperluan diperahu, tali jemuran pakaian, tali untuk menangkap ikan, dsbnya.
Dengan arti kata lain, memeratakan perekonomian Nasional keseluruh pelosok tanah air. Membantu Daerah-daerah untuk berdiri sendiri dalam perekonomiannya dan membantu untuk memakmurkan daerah masing-masing. Mengelola kekayaan alam setempat dan "meng-uang-kan" sekali gus, tentunya dengan rasa tanggung jawab untuk tidak mengganggu atau merusak lingkungan. Siapa lagi yang memikirkan dan memelihara lingkungan alam dengan sungguh-sungguh selain penduduk setempat.
Memanfaatkan usaha-usaha pengangkutan barang melalui laut sepenuhnya demi kemajuan Negara dan Bangsa. Pengangkutan laut adalah salah satu usaha untuk mendekatkan silaturahmi penduduk dari berbagai pulau dengan mempermudah perjalanan dari satu pulau ke pulau lainnya. Memupuk apa yang disebut "sense of belonging" sebagai warga negara Indonesia, mulai dari Sabang sampai ke Merauke.
Harap dicatat bahwa seluruh Armada Kapal Ferry Ro-Ro ini adalah kapal kombinasi muatan dan penumpang. Jadwal yang teratur dalam pengoperasian kapal-kapal ini, harga karcis kapal yang tidak memberatkan rakyat, serta suasana yang nyaman dalam perjalanan, disertai hal-hal yang "memudahkan" untuk berpergian dengan kapal laut, akan menimbulkan dampak yang positif terhadap cara berpikir penduduk di pulau-pulau. Salah satunya ialah perasaan terisolir akan terkikis habis, mereka dapat berpikir dan merasa bahwa mereka sekarang ini adalah bagian dari NKRI, serta dapat ikut aktip membanguna negara dan bangsa.
Dengan arti kata lain pengoperasian Kapal Ferry Ro-Ro ini lain tidak adalah usaha untuk memenuhi slogan...".Jaya dilaut, sejahtera didarat".
Ada teori yang menyatakan bahwa untuk mengembangkan suatu daerah, bangun jalan dari suatu permukiman dipantai ke pedalaman. Lambat laun akan tumbuh permukiman sepanjang jalan tersebut. Disusul oleh perkembangan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan para pemukim atau pemakai jalan itu.
Untuk memakmurkan dan menjalankan "Pemerataan Ekonomi di Sumatera", secara gamblangnya bangun jalan yang sanggup menampung lalu lintas truk biasa maupun truk gandengan dari Sabang sampai Lampung.
Untuk memakmurkan dan menjalankan usaha "Pemerataan Ekonomi di Kalimantan", bangun jalan yang sanggup menampung lalu-lintas truk dan truk gandengan dari Samarinda ke Pontianak.
Untuk memakmurkan dan menjalankan usaha "Pemerataan di Sulawesi ", bangun jalan yang sanggup menampung truk dan truk gandengan dari Bitung ke Makassar dan bercabang ke Kendari.
Untuk menampung dan menjalankan usaha " Pemerataan Ekonomi Sumatera-Jawa- Nusa Tenggara", jalanan yang disebut diatas ditambah dengan usaha penyeberangan kapal Ferry dari Lampung ke Banten, Banyuwangi ke Bali, Bali ke Lombok dan seterusnya sampai pulau terakhir di Nusa Tenggara. kapal Ferry yang sanggup menampung penumpang,mobil,sepeda motor dan truk biasa serta truk gandengan.
Pembiayaan jalan raya Trans Sumatera, diundang pabrik mobil dan truk TOYOTA, tawarkan kepada perusahaan Toyota ini, "Tuan-tuan bangun jalan raya dua jalur dua arah dari Sabang sampai ke Teluk Betung.....semua kendaraaan sipil, Pemerintah dan Militer di Sumatra diprioritaskan merk "TOYOTA".
Demikian juga di Sulawesi, undang GMC, di Kalimantan Nissan, Nusa Tenggara perusahaan mobil dan truck dari China, di Papua, Ford,Chrysler, Mercedes Benz, Hino, Fuso,Isuzu.
Undang perusahaan Galangan Kapal Ferry di Negeri Belanda atau dari Australia untuk membangun ferry-ferry dari berbagai ukuran yang sanggup membuat penumpang dengan jumlah banyak juga sanggup mengangkut sepeda motor, mobil penumpang, bis dan truk juga truk gandengan.
Mengingat bahwa NKRI adalah negara kepulauan yang mana di cetuskan oleh Perdana Menteri Djuanda di tahun 1957, sebagai konsekuensi dari pencetusan "Deklarasi Djuanda", sebagai usaha realisasi dari deklarasi itu serta untuk memberikan kesan kepada dunia luar bahwa NKRI adalah negara kepulauan, perlu dibentuk "Jalan Raya dari Sabang sampai ke Merauke"
Dimulai dengan Pemerintah membuka jalan raya ini dengan menghubungkan Sabang ke Belawan dengan jalan darat yang sanggup menampung truk biasa dan truk gandengan dan dari Belawan jalan laut ke - Bangka/Belitung - Tg.Priok- Tg.Perak - Makassar - Ambon, dari Ambon bercabang dua, yang satu ke Jayapura dan yang satu lagi ke Banda, kemudian- Merauke.
Kapal yang dioperasikan adalah kapal Ferry berkecepatan 30 knots jenis Ro-Ro ukuran 3000Ton atau lebih. Dengan jadwal yang teratur dan tepat dengan mengoperasikan 2 kapal Ferry jenis Ro-Ro ini dapat dijadwalkan setiap 10 hari kapal Ferry ini menyinggahi pelabuhan-pelabuhan tersebut.
Dengan investasi sekitar 500 Juta USD. Investasi pembelian 3 kapal Ferry serta pembangunan dermaga untuk kapal Ro-Ro disetiap pelabuhan yang disinggahi. Investasi ini merupakan jauh lebih rendah dari ongkos pembangunan Jembatan Selat Sunda. Ini bukan proyek dua propinsi tetapi merupakan proyek Nasional dalam rangka usaha Pemerataan Ekonomi di seluruh Nusantara. Proyek ini bukan proyek impian atau mercu suar, ini merupakan proyek yang nyata yang dalam jangka waktu tertentu, mungkin sampai 20 tahun, investasi yang dikembalikan.
Kapal Ferry yang sanggup menampung 1000 penumpang, penumpang duduk seperti di pesawat. Sanggup memuat muatan berupa truk, peti kemas beroda, kendaraan mobil dan speda motor. Salah satu keharusan lainnya ialah kapal Ferry ini harus mempunyai kesanggupan untuk memuat peti kemas pendingin beroda. Yang mana peti kemas pendingin beroda ini sewaktu dikapalkan memakai tenaga dari kapal untuk pengeoperasian alat pendinginnya dan alat pendinginnya ini dapat beroperasi sendiri setelah keluar dari kapal.
Kenyamanan dan kelancaran keluar masuk kapal dipelabuhan harus dijaga dengan demikian, arus penumpang akan bertambah karena "mudah" untuk berpergian dengan kapal ini. Kemudahan ini akan memacu keinginan untuk pulang kampung kapan saja. Pulang kampung berarti membelanjakan upah yang diterimanya di tempat-tempat mereka berkerja di kota-kota besar, dan membelanjakannya di kampung halaman. Perekonomian lokal akan berkembang. Apalagi bila disertai usaha Pemerintah Pusat dan Pemda untuk membangun jalan yang bagus dari kota pelabuhan ke pedalaman. Dikarenakan kapal ferry ini dapat memuat sepeda motor, pengangkutan dari kota pelabuhan dapat memakai sepeda motor sendiri. Kemungkinan besar sepeda motor ditinggalkan dikampung halaman untuk dipakai oleh keluarga. Dengan demikian secara tidak langsung "pemerataaan" akan tersebar luas sampai ke desa-desa di perdalaman.
Adalah tanggung jawab Pemda untuk mengusahakan "feeder service" dari pelabuhan-pelabuhan ini ke pelabuhan lainnya di daerahnya.. Diusahakan kapal Ferry jenis Ro-Ro berukuran kecil dengan kecepatan diatas 15 knots, sebagai kapal-kapal "feeders". Atau melalui jalan darat sampai ketempat tujuan.
Dengan demikian tercipta sistem pengapalan muatan "door to door" service. Cara pengapalan seperti ini banyak menghemat perongkosan-perongkosan seperti pembangunan gudang dipelabuhan, peralatan bongkar-muat di pelabuhan. Disamping waktu pengiriman yang cepat juga keselamatan muatan selama dalam perjalanannya dapat dijamin. Dengan kecepatan 30 knots atau lebih , Belawan - Bangka/Belitung - Tg.Priok dapat dicapai dalam waktu 2-1/2 hari. Tg.Priok - Tg. Perak dalam waktu kira-kira 1 hari. Tg.Perak - Makassar dalam waktu 2 hari. Makassar ke Ambon dalam waktu 2 hari. Ambon ke Jayapura 2-1/2 ampai 3 hari. dan Ambon ke Banda/Merauke dalam wakrtu 2 hari.
Dengan mengharuskan memuat peti kemas pendingin beroda, membuka jalan bagi pengapalan ikan-ikan ke daerah lainnya. Apabila jumlah ikan yang akan dikapalkan sudah mencapai jumlah besar, membuka kemungkinan untuk pembangunan gudang pendingin di pelabuhan. Dapat menarik investasi dalam pembangunan pabrik ikan kaleng. Kemungkinan lain, terbuka untuk pengoperasian kapal-kapal khusus dengan peralatan pendingin, sehingga dapat dikapalkan ikan-ikan dengan jumlah besar.
Pemikiran mengenai "Jalur Pemerataan Ekonomi Nasional" ini adalah sejajar dengan usaha pemerintah yang di tuangkan dalam MP3EI.
Pelayaran Nasional Nusantara adalah tulang punggung dalam pemerataan ekonomi nasional, sewajarnya untuk dikaji lebih dalam serta menyertakan kemajuan teknologi dibidang pembangunan kapal-kapal baru. Dicarikan atau dibangun kapal-kapal yang cocok untuk melayari jalur-jalur pelayaran Nusantara. Juga harus diberikan perhatian yang lebih besar akan serta diberikan fasilitas tertentu bagi armada kapal layar Pinisi.
Keistimewaan kapal layar Pinisi ini ialah kapal layar Pinisi dapat menyinggahi pelabuhan-pelabuhan di seluruh Nusantara yang tak dapat disinggahi kapal-kapal Pelayaran Nasional.
Kapal layar Pinnisi warisan nenek moyang ini adalah wajar diberikan perhatian utama serta diberikan perlakuan istimewa dalam usaha-usaha pengoperasiannya. Perlakuan ini berupa kelonggaran dalam perpajakkan, pengerukan secara teratur dipelabuhan-pelabuhan khusus kapal layar Pinisi, serta memakai peralatan modern didarat dalam usaha bongkar muat. Adalah wajar sekali bahwa warisan nenek moyang ini dapat dibimbing oleh Pemerintah dalam usaha pemakaian peralatan-peralatan modern dan canggih diatas kapal, disesuaikan dengan kemajuan dibidang hi-tech.
MangSi 030312.-