وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Assalamu'alaikum Wr.Wb,
Apa kabar sobat ...? bagaimana kabar hatimu hari ini ..? Apa amal yang telah sobat lakukan hari ini ..?
Seringkali kita, silau dengan kekayaan dunia.
Kekayaan dalam hal ini, harta, rupiah, dollar, memang harus diakui, mau tidak mau kekayaan dalam bentuk ini menjadi salah satu hal yg kita kejar, karena tanpa uang, kita 'tidak' bisa memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan ..., karena harta dalam bentuk ini adalah alat tukar yang diakui oleh kita bersama.
Tapi saya bermimpi, boleh kan bermimpi ?, suatu saat nanti, alat tukar itu bukanlah uang .., melainkan tolong menolong agar masing-masing kita tetap memegang erat 'Tali Agama Allah' dengan kuat ..., alat tukar yang pasti tidak akan rugi ...
Kebutuhan utama kita apa sih yang utama ?
1. Sandang, Pangan, Papan
2. Beraktualisasi diri, menyelami segala rahasia di alam ini, karena Allah menciptakan sesuatu, pasti ada alasannya, tidak ada yang sia-sia ...
Yang lainnya ... ? itu kebutuhan sekunder .., menurut hemat saya ...
Sedangkan kita diciptakan, tugas kita tidak lain hanya untuk beribadah, baik vertikal maupun horizontal ...
Jadi, ada alat tukar yang lebih ideal, dari Dinar dan Dirham, salah satu cara untuk merealisasikannya adalah belajar dari sejarah, tetapi terlalu dini untuk menceritkannya secara detail, intinya adalah :
Pedesaan = Madinah, Perkotaan = Makkah.
Tapi bagaimana caranya agar hal ini dapat teralisir... ? Ya tentu saja dicoba .., lakukan eksperimen dengan skala mini..., mulai dari diri sendiri dan keluarga.
Mudah-mudahan tidak ada yg melarang saya untuk bermimpi seperti ini ...
Salam'alaina,
Pelangi Pekayon
Tanyakan pada diri Kita masing-masing, apakah "Darimana, Bagaimana, dan untuk Apa" Rizki yang Kita Peroleh, yang tidak lain adalah titipan dari-Nya, sudah sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Al-Qur'an dan Hadits ?
Orang tua sering memberi nasihat, bahwa rezeki itu bukanlah sebuah matematika sederhana, karena kalkulator yang kita memiliki acap kali salah, hanya kalkulator Yang Maha Kaya yang selalu benar, tidak selalu salah .., DIA memberikan rezeki kepada siapa saja yang DIA kehendaki.
Ketika belum menikah, tentu berapapun uang yang ada dikantong Kita tidak jadi masalah, tetapi ketika sesudah menikah, sepertinya prinsip tersebut harus dibuang jauh-jauh dulu ....
Perkiraan pengeluaran, ya.., mungkin ini adalah versi budgeting sederhana di tingkat keluarga, dengan perkiraan ini, kita bisa memperkirakan dengan kasar, minimal.., berapa rupiah yang harus kita bawa pulang tiap bulannya, agar tidak terjadi minus dalam neraca keuangan keluarga ...
Contoh Perkiraan Biaya Pengeluaran yang sederhana adalah sebagai berikut :
No | Nama Pengeluaran | Biaya |
---|---|---|
1 | Belanja Bulanan (Sabun, Susu, dll) | 200.000,- |
2 | Memberi Orang Tua | 400.000,- |
3 | Memberi Mertua | 200.000,- |
4 | Membayar Koneksi Internet | 175.000,- |
5 | Ongkos | 600.000,- |
6 | Menabung | 500.000,- |
7 | Biaya Kontrakan | 500.000,- |
8 | Listrik | 100.000,- |
9 | Dapur | 500.000,- |
10 | Tambahan Biaya Pendidikan untuk Adik | 200.000,- |
Total | 3.375.000,- |
Bagaimana menurut Anda tentang Perkiraan Biaya Pengeluaran diatas ? apakah normal .. ?
Ok, sekarang coba Kita tengok bagaimana kondisi UMR (Upah Minimum Regional) di Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Upah_minimum_regional
Setelah melihat UMR, mungkin Anda akan sedikit kaget ... :), bagaimana ini ?
Ok, mungkin tulisan tentang manajemen Keuangan Keluarga Seri 1 yang super sederhana satu sampai disini dulu, sekarang saya tunggu komentar Sobat, bagaimana jika :
Ditunggu komentar.... , dan diskusinya ...