وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Dari pengalaman yang sudah-sudah, malapetaka yang menimpa Negara kita ini adalah malapetaka bencana alam berupa meletusnya Gunung Berapi, Tsunami, Banjir karena hujan, Tanah longsor, Kebakaran hutan. Ditahun 2004, terjadi Tsunami di Aceh. Kita belajar banyak dari musibah itu. Tahun 2010 terjadi musibah tsumani di Kepulauan Mentawai. Ternyata apa yang kita pelajari dari Tsunami Aceh itu tidak dapat diterapkan sepenuhnya dalam penanganan Tsunami di Mentawai.
Keadaan alam dipantai-pantai di beberapa Pulau di Kep. Mentawai ini sangat berbeda dengan keadaan pantai di Aceh. Ditambah dengan keadaan cuaca buruk berhari-hari tidak membantu sama sekali dalam kelancaran pengamanan penduduk setempat. Angin kencang yang meniup menyebabkan gelombang yang besar. Gelombang yang besar menghambat dalam usaha pertolongan dari laut. Angin yang meniup kencang, juga menyebabkan kesusahan dalam pengiriman bantuan melalui udara. Tidak ada jalan darat untuk mencapai lokasi pantai Barat dari pantai-pantai lainnya, menyebabkan usaha pertolongan mengalami kesulitan besar.
Dalam usaha "cetak biru" Penanganan Bencana Alam Tsunami, keadaan fisik dari permukiman penduduk di Pantai Barat Sumatra, Pantai Barat Pulau-pulau sepanjang Pantai Barat Sumatra, sepanjang pantai selatan Pulau Jawa harus dipelajari dan dicatat secara mendetail. Pembangunan jalan-jalan ke permukiman penduduk di pantai Barat Sumatra dan Pulau-pulau itu adalah merupakan satu-satunya jalan keluar untuk mencapai permukiman itu, apabila usaha dari laut dan dari udara tidak dapat dilaksanakan dengan semestinya. Jalan-jalan itu menghubungkan permukiman di pantai Barat dengan pantai-pantai lainnya dimana dianggap aman dari gangguan cuaca buruk sepanjang tahun. Dipantai yang aman ini dibangun pelabuhan darurat. Pelabuhan-pelabuhan ini merupakan pelabuhan bongkar kapal-kapal yang memuat barang-barang pertolongan bagi para korban bencana alam tsunami.
Di Pantai Barat Sumatra yang berdekatan dengan Pulau-pulau sepanjang Pantai Barat Sumatra, dipilih sebagai pelabuhan penumpukan barang-barang pertolongan. Yang mana barang-barang pertolongan ini datang dari pelabuhan-pelabuhan lainnya. Juga harus ada jalan darat yang menghubungkan pelabuhan penumpukan barang ini dengan kota-kota lainnya dipedalaman Pantai Barat Sumatra.
Tidak jauh dari permukiman penduduk di pantai Barat Pulau-pulau itu dan di pantai Barat Sumatra dibangun permukiman darurat ditempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu yang dianggap aman dari ombak besar.
Pemasangan monitor mengenai ketinggian permukaan laut merupakan usaha pengamanan pertama. Bila permukaan naik melampaui ketinggian tertentu,monitor mengirim aba-aba ke alat penerima didarat, Alat-alat didarat berupa tiang-tiang pengeras suara yang secara electronik dinyalakan oleh aba-aba yang diterima dari alat monitor dipermukaan laut. Sirene mendengung memberikan aba-aba agar penduduk siap-siap untuk mengungsi ke daratan yang lebih tinggi.
Setiap permukiman penduduk ditepi pantai, selain dipasang monitor di tengah laut dan tiang-tiang pengeras suara, juga diberikan sepasang kambing untuk dipelihara didalam kandang tidak jauh dari rumah. Kambing-kambing dipasang lonceng dilehernya. Naluri binatang, bila musibah akan datang, mereka akan gelisah dan berlari-lari mencari jalan keluar. Keributan ini diantara mengembik dan bunyi lonceng dapat memberikan tanda bahwa akan datang ombak besar. Kandang kambing dibuka, penduduk setempat mengikuti jejak kambing dalam mencari tanah yang aman yang tak akan dicapai oleh ombak besar. Bila kambing-kambing itu tidak kelihatan panik dan kembali memakan rerumputan, dapat dikatakan bahwa tempat itu aman akan ancaman ombak besar.
Pendidikan penduduk setempat disertai dengan pemasangan alat pengamanan akan memudahkan dalam pemberian pertolongan bila terjadi musibah bencana alam tsunami. Disetiap permukiman penduduk, kepala Desa diberikan alat komunikasi melalui satelit langsung ke Badan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan bencana alam. Alat komukkasi ini juga diperlengkapi dengan GPS. Sehingga keberadaan mereka selama menghindari musibah dapat diketahui dengan cepat dan tepat. Dengan demikian pengiriman barang-barang makanan dan obat-obatan dapat dilakukan dengan segera.
Dalam penanganan musibah Gunung Berapi, juga sebagai usaha pengamanan pertama adalah menempatkan alat-alat monitor sepanjang lereng gunung. Mulai dari puncak dekat kawah sampai ke daerah yang aman. Alat-alat pengamanan ini memancarkan aba-aba dalam waktu tertentu. alat-alat monitor ini dilengkapi dengan batterai, dimana batterai ini diisi dengan solar panel dan atau dikombinasikan dengan kincir tenaga angin. Bila abu atau awan tebal menutupi daerah ini, diharapkan hembusan angin masih dapat mengisi batre tsb.
Bila alat monitor ini berhenti memancarkan aba-aba, berarti monitor ini rusak karena awan panas atau karena lahar panas. Kecepatan turunnya awan panas dan lahar panas dapat ditentukan dengan memperhitungan "matinya" monitor yang satu dan yang berikutnya Tiang-tiang pengaman di desa-desa dinyalakan dari tempat-tempat pengintaian keadaan Gunung. Demikian juga alat-alat monitor lainnya di markas badan pengelola bencana alam gunung berapi. Dengan demikian tempat maupun fasilitas untuk pengungsi sudah disiapkan terlebih dahulu sebelum para pengungsi datang. Juga persediaan kendaraan bus untuk menampung pengungsi yang akan ditempatkan diberbagai lokasi dikota-kota tertentu.
Persiapan-persiapan ini dilokasi, dimana akan menampung pengungsi, terutama dalam mendirikan tenda-tenda untuk tidur. Penyediaan kamar rmandi, penyediaan dapur umum. Juga dilokasi lainnya disediakan tempat-tempat untuk penampungan bala bantuan berupa bahan makanan, pakaian dan keperluan sehari-hari (sabun, sikat gigi, dllnya) yang diterima dari masyarakat, swasta atu Pemerintah.
Tidak ada suatu organisasi yang berdisplin kuat, jelas akan tanggung jawab serta "chain of command" yang jelas serta terperinci, selain TNI. Dan dalam menanggulangi bencana alam diperlukan suatu badan yang berdisiplin serta jelas akan susunan organisasinya dengan demikian dapat menghindari kesimpangsiuran, kekeliuran dalam pembahagian tugas. Harap diingat dalam keadaan musibah alam terjadi kepanikan dimasyarakat dimana suatu ketika akan menjalar kepada para petugas. Sering terjadi bahwa suasana kepanikan, suasa ketakutan serta tidak mampu berbuat sesuatu adalah gejala dari yang disebut "disoriented". Yang mana gejala ini banyak hubungannya dengan penghambatan pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan. Hanya ketekunan,dedikasi,serta disiplin yang kuat dalam melakukan perintah yang dapat melawan gejala tersebut.
Dalam musibah alam seperti gempa, tsunami dan letusan gunung berapi diperlukan penanggulangan dari darat laut dan udara. Dan koordinasi dari ketiga unsur penanggulangan ini hanya dapat dilaksanakan dengan baik oleh badan organisasi yang rapih dan berdisiplin kuat. Tentunya personel dan peralatan yang memadai dan canggih akan lebih sempuirna dalam penanggulangan musibah seperti ini. Peralatan seperti kapal pengangkut, Landing Crafts Transport, Amphibious Crafts, pesawat pengangkut, helikopter, pesawat ringan sebagai pelapor keadaan di lapangan dan alangkah idealnya pemotretan dari angkasa luar dengan satelit.
Dengan kata lain, penanggulangan bencana alam nasional sewajarnya dikoordinir oleh Panglima TNI.
Pembangunan Pangkalan TNI AL dan TNI AU di pulau-pulau kecil adalah dalam rangka membangun ketahanan Nasional. Serta pengamanan lautan Nusantara dari kapal-kapal berbendera asing yang melakukan usaha penangkapan ikan di lautan Nusantara. Pembangunan pangkalan TNI AL dan TNI AU di pulau-pulau kecil, juga akan menjadi tonggak utama dalam perkembangan ekonomi setempat, dan pendidikan penduduk setempat.
Di pulau-pulau kecil dimana ada Pangkalan TNI AL dan TNI AU, rakyat setempat dapat diikutssertakan dalam usaha "perawatan" pangkalan-pangkalan itu. Penduduk setempat diberikan pendidikan dalam usaha bercocok tanaman. Tentunya dengan bimbingan dari para Insinyur Pertanian. Insinyur Pertanian ini di-"wamil"-kan untuk masa waktu tertentu dan ditempatkan untuk bertugas di pangkalan-pangkalan ini.
Penduduk diberikan pendidikan dalam menanam sayur mayur, buah-buahan dan juga pembuatan pupuk kompos. Hasil dari bercocok tanaman ini dijual ke pangkalan AL dan AU. Juga kepada kapal-kapal patroli TNI AL yang berpatroli didaerah itu dimana pelabuhan di pulau itu merupakan Induk Pelabuhan kapal-kapal tersebut.
Penduduk setempat diberikan juga pendidikan dalam penanaman pohon jarak. Biji jarak dijual ke koperasi untuk diolah menjadi minyak jarak. Dan minyak jarak ini dijual ke Pangkalan Al dan AU sebagai campuran untuk minyak diesel. Juga minyak jarak ini dipakai untuk campuran minyak diesel kapal-kapal patroli TNI AL. Minyak jarak dipakai oleh TNI AU untuk campuran minyak diesel pembangkit tenaga listrik darurat dan juga sebagai bbm truck-truck dan kendaraan bermesin diesel lainnya.
Minyak jarak dijual ke PLN sebagai campuran minyak diesel untuk menjalankan mesin diesel penggerak Gnenerator Listrik. Dengan tersedianya aliran listrik ini, akan timbul usaha-usaha baru. Pengolahan kopra menjadi minyak kelapa. Juga Pemerintah memberikan izin untuk pembuatan garam secara modern dengan peralatan-peralatan modern. Garam yang dihasilkan dibeli oleh Koperasi untuk pembuatan ikan asin. Dengan demikian para nelayan dapat menangkapn ikan sebanyaknya dan ikan itu diproses lebih lanjut untuk dijadikan ikan asin. Ikan asin sebagai bahan untuk dijula ke Pangkalan, Kapal-kapal TNI AL serta penduduk dipulau itu atau dipulau lainnya.
Juga dijajagi penanaman pohon sagu di Mauluku ala Perkebunan Karet/Kelapa Sawit di Sumatara dalam skala yang kecil. Juga dijajagi kemungkinannya untuk menanam padi curah hujan.
Dikarenakan sudah ada listrik, kemungkinan besar usaha penyulingan air laut menjadi air minum dapat dilaksanakan. Air minum dijual ke Pangkalan AL dan AU serta kapal-kapal patroli AL. Tentunya juga penduduk dengan harga yang cukup murah.
====Mangsi 04/17/12====
1. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut
2. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
3. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara
4. Sky Scanner Drone 'Garuda' Vs Drone Rp 4,5 Triliun Jokowi
5. Pakar UAV Dunia Tawarkan Drone “Garuda”
Menurut berita Kantor Berita Antara, 14 Aug. 2009, ongkos pembangunan JSS akan memakan ongkos sejumlah Rp.100 Trilyun. Atau sama dengan sekitar 10 Billions USD.
Menurut berita yang sama, pembangunan JSS diperlukan mengingat sekarang ini tercatat 3500 kendaraan, 35.000 orang, 20 juta ton batubara yang melewati kedua pelabuhan. Pelabuhan Merak di Banten dan Pelabuhan Bakauheni di Lampung. Kalau ada ganguan di laut, antrian kendaraan dapat mencapai 10 kilometer.
Antara memberitakan bahwa 60 persen ekspor nasional berasal dari Sumatra. 40 % gula berasal dari Lampung, dan kalau ditambah dengan Jambi dan Palembang sudah mencapai 50 persen. Demikian Antara memberitakan.
Menurutnya, masih diperlukan studi lebih dalam lagi untuk menentukan struktur terbaik dari jembatan terpanjang di dunia karena kalau kalau jadi dibangun memiliki panjang lebih dari 30 km. Dalam studi lebih lanjut masih harus dilihat gempa di kawasan itu, harus dipertimbangkan adanya patahan yang memang ada kemudian juga Gunung Krakatau yang masih aktif. Potensi gempa itu nantinya untuk melihat kekuatan struktur yang akan dibangun. Semuanya sebenarnya dapat diukur sebelum ditawarkan kepada investor yang berminat mengerjakannya.
Kalau kita kesampingkan "kebanggaan" mempunyai Jembatan Gantung yang terpanjang didunia dan juga "keinginan" nama dicantumkan dalam sejarah bangsa kita, mari kita lihat bila dana sejumlah Rp. 100 trilyun atau $ 10. billions itu kalau dimanfaatkan ke sektor pembangunan lain. Satu sektor pembangunan yang tak akan tercatat sebagai yang "Ter……" di dunia dan nama pencetus idea tak akan tercatat dalam sejarah bangsa.
Kita mulai dengan mengoperasikan Kapal Ferry dengan kecepatan tinggi (30 knots), yang menghubungkan kedua pelabuhan ini.
Kapal Ferry dengan ukuran : L = 331 feet; Beam = 87 Ft; Draft 14 ft; dispalacement 2110 tons; range = 1240 nautical miles on 33 knots speed; Engine 4 x Caterpillar each 7200 KW at1050 rpm. passenger satu batalyon Marinir ( 976 prajurit) plus perlengkapannya serta 100 Humvees dan 20 LAV (Landing Assault Vehicles). tangki bbm : 160.000 liter atau tangki bbm jarak jauh: 240.000 liter. Kapal Ferry jenis ini dipakai oleh Marinir Amerika Serikat dari Okinawa ke Thailand.
Dengan kecepatan rata-rata 25 knot saja, perjalanan Merak-Bauheni dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam. Tempat duduk dengan kursi seperti di pesawat dapat dipasang sampai 1200 kursi. Lounge dan cafeteria ditiadakan.
3500 kendaraan dapat diangkut dalam waktu 30 jam. Kalau dua Ferry diperasikan dalam waktu satu hari dapat terangkut semua.
Demikian juga penumpang yang sejumlah 35.000 orang dapat diseberangkan dalam waktu satu hari oleh dua kapal Ferry dengan kecepatan 25 knots perjam. Satu Kapal Ferry jenis ini harganya antara $60 sampai $75 Juta USD. Jadi dua kapal Ferry hanya dengan harga kurang lebih 150 Juta USD. Taruhlah 100 Juta USD untuk perluasan serta pembangunan dermaga Ferry di kedua pelabuhan ini. Atau membangun pelabuhan kedua selain Merak di Banten dan pelabuhan selain Bakauheni di Lampung.
Baru berjumlah 250 Juta USD. Kita keluarkan 100 Juta USD lain untuk pembanguan pelabuhan barang-barang ekspor. Dengan dermaga dan kedalaman yang cukup dalam untuk kapal-kapal "Ocean Going vessels" merapat, dengan tonnage diatas 15.000 tons bobot mati. Kapal-kapal break bulk atau kapal peti kemas feeders, mengapalkan muatan ekspor.
Dana sejumlah 50 juta USD untuk pembangunan pelabuhan batubara curah. 20 Juta USD untuk pembelian kapal bulk carrier pengangkut batubara curah dengan umur 5 tahun, dapat membeli kira-kira 10 kapal dari 1000- 1500 tons. Sejumlah 20 juta tons batubara kalau diangkut dengan truk melewati JSS, suatu hal yang sama sekali tidak realistis.
Total 420 Juta USD, dibulatkan menjadi 450 Juta USD. Dari 10 Billions USD baru terpakai 450 Juta USD, masih banyak sisa.
Mumpung ada dananya, kita beli 3 kapal HSF (Ferry Berkecepatan Tinggi) dengan kecepatan 35 knots, dengan kapasitas mengangkut penumpang 1000 orang per Ferry dan kendaraan trailers melayari "jalur Pemerataan Ekonomi Nasional”, yaitu : Belawan- Bangka/Belitung - Tg.Priok- Tg.Perak- Makassar – Ambon – Jayapura. dan Ambon - Merauke p.p. Dengan jadwal tetap, seminggu dua kali pelayaran. 3 kapal Ferry @ 75 Juta USD sama dengan 225 Juta USD.
Kemudian kita kucurkan dana sejumlah 40 Juta USD untuk meng-"Up-grade" dermaga Ferry dipelabuhan-pelabuhan tersebut diatas. Belum juga mencapai angka satu billion. 300 Juta untuk membeli Kapal Ferry ukuran kecil dan kapal break bulk umur 4 – 5 tahun ukuran 500 tons dan 1000 tons ( kapal jenis break bulk ini dapat dibeli dengan harga dibawah satu juta satu kapal), dengan kecepatan 15 – 18 knots dengan kedalaman kurang dari 3 meter (dengan muatan sarat) untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan kecil dan pelabuhan-pelabuhan di sungai-sungai.
Dengan investasi 1 billion USD, dunia pelayaran Nasional akan menjadi kebanggaan Bangsa. Dan rakyat dipulau-pulau kecil akan ikut mencicipi "kebanggaan" ini dengan naiknya taraf hidup mereka. Paling tidak sembako tersedia.
Kalau pemimpin kita mendalami arti dari Negara Kepulauan, yang dibangun bukan proyek mercu suar seperti JSS ini, bangunlah mercu-mercu suar di pulau-pulau terpencil, terutama dipulau-pulau pinggiran wilayah NKRI. Disamping sebagai pandu kapal-kapal yang berlayar, juga sebagai "mata" dalam usaha pertahanan Nasional. Setiap Mercu Suar dilengkapi dengan teropong elektronik serta komunikasi via satelit. Ini dapat terlaksana karena masih ada dana sisa dari "impian" JSS sebesar 9 Billions USD.
Dari keterangan diatas masih ada sisa dari dana JSS ini sejumlah 9 Billions US. Galangan Kapal Austal(USA) di Mobile, Alabama pada tahun 2007 meluncurkan kapal Ferry Ro-Ro pesanan SuperFerry dari Honolulu, Hawaii. Kapal Ferry Ro-Ro ini dinamai Alakai. Dipakai dalam trayek pelayaran dari Pulau Oahu ke Maui. Ongkos pembuatan kapal ini adlah $88 Juta. Ongkos akan lebih murah kalau pembuatan kapal sejenis ini dibuat digalangan kapal diluar Amerika Serikat. Diberitakan bahwa Austal telah menanam modal dan membangun Galangan Kapal di Phillipine.
Dibawah ini adalah keterangan mengenai Kapal Ferry Ro-Ro Alakai.
General characteristics
Type: Ferry
Displacement: 1646 Tons
Length: 349 ft (106 m)
Beam: 78 ft (24 m)
Draft: 12 ft (3.7 m)
Decks: 4
Deck clearance: 14 ft (4.3 m)
Ramps NO
Ice class: NO
Installed power: 4 x MTU-8000 diesel engines
Propulsion: 4 x Rolls-Royce KaMeWa 125MkII waterjets
Speed: 35 kn (65 km/h; 40 mph)
Capacity: 866 passengers, 282
Bila Austal, Galangan kapal Ferry Ro-Ro di Australia dan mendapat pesanan untuk membangun 100 kapal Ferry sejenis Alakai, pendanaanya dapat diusahakan melalui G to G dengan pemerintah Australia. Mungkin berupa "soft loan" sehingga dengan demikian tak perlu mengundang investor asing. Kapal menjadi milik Indonesia, apakah itu Perusahaan Pelayaran Nasional Swasta atau BUMN dan mungkin juga dimiliki oleh Komando Angkutan Laut Militer (Koalmil). Dimana kapal milik Koalmil ini di charterkan kepada Perusahaan Pelayaran Nasional Swasta, tetapi bila diperlukan kapal beserta abk-nya di- "Wajib Militer"-kan untuk keperluan Pertahan Nasional.
Ruangan yang diperuntukkan memuat mobil dapat dirubah dalam waktu singkat untuk dipakai oleh 90 mobil penumpang dan 20 truk berat.
Kalau saja ongkos pembuatan kapal baru sejenis kapal Alakai dibangun di luar Amerika Serikat (Australia, Phillipine, Vietnam, India dan Bangladesh) atau mengadakan perjanjian dengan Austal untuk dibangun di Indonesia. Tentunya harganya akan jauh lebih murah. Sebagai contoh, umpamanya harga pembangunan kapal itu $ 70.Juta diluar Amerika verus $88 Juta di Galangan kapal di Amerika. Sisa dana JSS dapat mengongkosi sejumlah 100 kapal. Masih ada dana tersisa sejumlah 2 Billions USD.
Jumlah sisa 2 Billion USD dapat dipergunakan untuk membangun pelabuhan dengan dermaga besi beton, atau untuk memperbaiki pelabuhan-pelabuhan lainnya, membuat "modern" Kapal Layar Phinisi, juga Kapal Kayu Bermesin dan Kapal Layar Lokal.
Dengan adanya Armada Kapal Nasional Berkecepatan Tinggi, ini merupakan penunjang utama dalam Pertahanan Nasional. Personel ABRI dapat dikirimkan ke seluruh pelosok tanah air dalam waktu singkat. Dalam contoh diatas satu batalyon berserta perlengakapannya dapat dikirim kemana saja di Nusantara dengan satu kapal.
JSS disatu pihak atau 100 kapal jenis Ferry Ro-Ro kelas Alakai, pelabuhan baru, memodernkan Kapal Layar Phinisi dan Kapal Kayu Bemesin serta Kapal Layar Lokal, plus Pertahanan Nasional. Yang mana kiranya yang lebih bermanfaat bagi Negara dan Bangsa?
MangSi.041012
Pernah mengikuti Wamil Angkatan Laut sewaktu membebaskan Irian Barat 1961 - 1963, dan sebelumnya pernah menjadi ABK di kapal Pelni.
Siapa tahu dari "khayalan" ini akan menjadi bahan pemikiran orang lain untuk mewujudkanya. Dengan demikian, mudah-mudahan "tulisan khayalan" ini akan menggelitik imajinasi seseorang. . Siapa tahu salah satu khayalan yang kebetulan tidak ngawang terlalu tinggi dapat menjadi kenyataan. Dalam hidup ini kadang kala hal yang kecil atau hal yang sepele dapat menggegerkan.
Dibawah ini saya sampaikan :"khayalan” saya.
Dalam usaha mengurangi pengangguran lulusan PT, seyogianya Pemerintah mengusahakan suatu usaha wujud dalam memberikan jalan keluar untuk memberikan pekerjaan kepada para lulusan PT itu.
Para lulusan PT yang menganggur ini diwajibkan untuk menyumbang tenaga dan pikiran kepada Bangsa dan Negara. Lulusan PT ini diwajibkan untuk masuk “WaMil” selama sekian tahun. Para WaMil dididik menjadi prajurit Kopassus. Karena apa Kopassus? Kesatu sebagai daya tarik yang ampuh agar para lulusan PT untuk mendaftarkan diri sebagai "WaMil". Tetapi selama menjalankan waktu WaMil-nya para lulusan PT ini adalah prajurit tamtama dan naik pangkatnya berdasarkan prestasi di lapangan. Setelah selesai menjalankan tugas WaMil, mereka diangkat menjadi Perwira. Apakah mereka akan meneruskan kariernya sebagai Perwira atau kembali ke Sipil tidak menjadi persoalan. Namun "dicetak" menjadi seorang Kopassus akan melekat dipikiran seumur hidup. Dan apa yang mereka terima dan belajar selama pendidikan dasar menjadi prajurit Kopassus akan dipraktekkan selama hidupnya. Juga bahwa telah ikut serta "mengabdi" kepada Ibu Pertiwi akan merupakan modal besar dalam kehidupan selanjutnya dalam menuju hidup berbangsa dan bertanah air Indonesia.
Hal lainnya dengan pendidikan dasar Kopassus, mereka dapat mengabdi kepada Ibu Pertiwi didesa-desa terpencil diseluruh tanah air. Penghidupan didaerah terpencil tidak akan menghambat akan tugas mereka, berkat pendidikan Kopassus ini mereka dapat mempraktekan dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk mencapai ke daerah terpencil, juga karena pendidikan dasar Kopassus, mereka dapat diterjunkan dari udara, dimana saja diseluruh pelosok tanah air. Dalam penugasannya berpindah-pindah dari satu desa atau dari satu daerah ke daerah lainnya tidak merupakan persoalan besar, nmengingat bahwa mereka itu sudah mendapat cukup latihan sebagai anggota Kopassus. Dan apabila tugas sudah selesai dan mereka kembali ke kota-kota, juga berkat pendidikan dasar Kopassus mereka harus dapat pulang sendiri tanpa menunggu angkutan khusus.
Lulusan Dokter Umum terjun ke lapangan sebagai anggota Korps Kesehatan. Tugas utama adalah memberi pengarahan kepada penduduk mengenai kesehatan secara umum. Memberikan pengarahan dalam usaha memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan. Pemakaian obat-obatan serta cara-cara menangani luka-luka, misalnya atau kecelakaan kecil lainnya. Juga pengarahan dalam usaha-usaha 'pencegahan' menjadi sakit, penerangan mengenai cara-cara menjauhi penyakit apakah itu penyakit menular atau tidak. Kebersihan dirumah atau tempat bekerja. Mengenal tanaman yang dapat menyebabkan sakit atau keracunan. Dan mengajar di sekolah SD dibidang kesehatan. Membuka dan menjalankan klinik berjalan dengan mengunjungi rumah-rumah penduduk.
Para lulusan Universitas Pertanian memberikan pelajaran dalam bercocok tanam yang modern, pembuatan pupuk, serta pengetahuan lainnya mengenai apa yang seyogianya harus ditanam yang dapat menambah penghasilan penduduk setempat. Seperti menanam bambu,diharuskan disetiap desa. Juga pohon "kawung" sebagai bahan untuk membuat gula merah juga pohon kelapa. Atau menanam pohon jarak serta mengolah biji jarak menjadi minyak jarak. Dimana minyak jarak dapat menjadi BBM untuk GenSet. Atau dicampur dengan minyak lainnya sebagai minyak untuk penerangan, obor. Atau minyak jarak yang dicampur minyak lain dapat dijadikan sebagai bahan bakar tungku didapur. Dibuat sedemikian rupa dengan memakai alat sederhana minyaknya dapat disemburkan dengan tekanan dan dibakar. Dengan demikian mengalihkan pemakaian kayu sebagai bahan bakar tungku didapur., usaha dalam melestarikan hutan .
Para lulusan Universitas Teknik, memberikan pelajaran dalam pembuatan Tenaga Listrik seperti Hydro-mini, Tenaga Listrik dari kincir angin, pembuatan jembatan serta konstruksinya dengan memakai bahan-bahan yang tersedia di desa-desa itu. Dengan memakai cara dan teknik yang modern. Mengajar memanfaatkan arus sungai untuk keperluan penggilingan (kincir air), atau penggilingan memakai tenaga hewan (kuda, sapi, kerbau). Mengajar memanfaatkan kincir angin untuk menimba air dari sumur-sumur yang dalam.
Para Insinyur Sipil, mengajar dan memberikan pengarahan dalam pembangunan rumah cara lama dengan bahan-bahan dan teknik yang baru. Pembangunan lumbung untuk penyimpanan padi,jagung, kacang-kacangan dan palawija.-Pembangunan toilet, serta memanfaatkan tinja untuk dijadikan pupuk. Pembangunan "Sewer System" didesa-desa serta pembangunan "sewage treatment plant".
SewageTreatment Plant dibangun dan dipelihara secara lokal......dengan kata lain. Sewage Treatment Plant lain tidak adalah Empang yang diisi dengan ikan Mas, Gurame dan Ikan Lele, jangan lupa empangnya ditanami Eceng Gondok!
Para lulusan Universitas Ekonomi, mengajar dan memberikan pengarahan dalam pembentukan Koperasi. Penanaman hasil bumi yang disesuaikan dengan kebutuhan pasaran.. Cara-cara untuk mengawetkan ikan (ikan asin, bandeng). Pengolahan jagung, ketan atau beras menjadi tepung. Gampang mengangkut ke pasar dalam usaha menaikkan harga penjualan. Pembuatan tepung dengan adanya penggilingan kincir arus sungai atau penggilingan dengan tenaga hewan. Cara pengemasan untuk dipasarkan dan pengawetan bahan pengemas daun pisang. Pemakaian tabung untuk pengemasan cairan dengan memakai bahan alam seperti bambu, tempurung kelapa, atau kulit buah yang dikeringkan, buah semacam semangka.
Lulusan lainnya dapat dijadikan sebagai pengumpul data kependudukan (sensus) serta mencatat secara rinci keadaan fisik desa-desa dimana mereka bertugas. Misalnya jumlah rumah, sekolah, tempat ibadah, luas areal persawahan, areal perkebunan palawija, serta pepehonan lainnya dan jalan-jalan umum.
Lulusan IAIN.....membangun pesantren ???
Bila mereka ini kembali kemasyarakat, disamping "Wing Terjun" juga ada "Wing Mengabdi kepada Ibu Pertiwi dipedalaman" dan tentunya Baret Merah akan menjadi kebanggaan seumur hidup dan memberikan contoh kepada adik-adiknya bahwa mengabdi kepada Ibu Pertiwi adalah Tugas Mulia.
Program WaMil Kopassus, bukan saja memberi "pekerjaan" kepada lulusan PT yang menganggur, tetapi juga memberikan semangat kepada para mahasiswa untuk terus belajar dan menamatkan pendidikannya. Dengan pengharapan, selesai pendidikan ada "kesempatan" untuk meneruskan "pendidikan" dilapangan dan menerima gaji. Pekerjaan yang "prestige" dimana tidak semua orang dapat mendapatkannya. Mempunyai kesempatan untuk digodog ..."to seperate between men and boys"
Juga dengan terjun ke ABRI, membuka jalan bagi mereka untuk "membuktikan" dirinya sebagai calon pemimpin yang berdisipilin kuat. Dan sebagai Kopassus, mereka "ditantang" untuk menggali jiwa kepemimpinan, semangat untuk terus maju pantang mundur, juga berusaha keras untuk menyingkirkan halangan-halangan yang dihadapi dalam menuju ke tujuan, dengan segala jalan dan upaya namun tetap dalam jalur kedisplinan dan patuh kepada aturan main. Karena mereka mempunyai dan dididik untuk mempunyai kesadaran bahwa umpamanya dalam suatu operasi mereka menjalankannya sa-enak perutnya akhirnya akan mati konyol (hal yang tentu haru dihindari. red NP). Tetapi kalau menurut aturan-aturan yang mereka belajar selama dalam pendidikan dasar kemungkinan untuk selamat akan lebih besar.
Kopassus bukan saja sebagai tempat menggodog "fighting machines", tapi juga tempat menggodog karakter pemuda dan pemudi harapan bangsa, yang mengerti betul bahwa keberadaan mereka dibumi Ibu Pertiwi ini adalah untuk mengabdi kepada Bangsa dan Negara.
MangSi NYC 011111
1. Diskusi di Komunitas Indotechnopreneur, http://asia.groups.yahoo.com/group/indotechnopreneur/message/971