وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ 

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).


You are viewing 1 post for 2020 in the category artikel by the author Deden Mutasari Pelangi Ciderum

UMKM Harus Fokus di Digital Jika Ingin Bertahan di Masa Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 membawa dampak yang sangat besar diberbagai sektor, khususnya Ekonomi. Akan tetapi, dampak virus corona ini ada baik dan buruknya juga. Kita fokus kebaiknya, bahwa virus corona ini bisa menjadi kesempatan bagi kita untuk menciptakan peluang usaha sendiri yang bisa kita awali dimasa yang sulit ini.

Untuk saat ini perilaku belanja masyarakat sekarang lebih mengarah pada sistem daring untuk memenuhi kebutuhan dan transaksi luring. Terbukti dari hasil riset kantar pada bulan Februari 2020 yang menunjukan dengan jelas adanya peningkatan aktivitas belanja daring sebasar 32%, karena perubahan perilaku ini adanya masyarakat yang mengurangi aktivitas diluar ruangan karena takut tertular adanya pandemi covid-19 ini.

Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, UMKM yang mampu bertahan di era pandemi ialah UMKM yang terkoneksi dengan ekosistem digital. Karena hal ini sejalan dengan kondisi saat ini, mau tidak mau UMKM saat ini harus melakukan perubahan-perubahan inovasi. Salah satunya, dengan melakukan inovasi menggunakan sistem digital. Mau tidak mau UMKM harus mengikuti bisnis dengan menggunakan sistem digital terlebih sekarang ini di era adanya pandemi covid-19, maka dengan adanya wabah ini UMKM harus mengalami berbagai adaptasi. Dan kunci untuk mempertahankan agar bisnis di UMKM ini agar tetap eksis di era sekarang ini yaitu harus bisa langsung mengikuti adaptasi-adaptasi yang ada saat ini.

Berikut adalah cara memulai dan mempertahankan/tips Usaha Kecil Menengah (UKM) di Masa Pandemi Cocid-19 ini, seperti diwartakan laman Antara News.

  1. Geser fokus, buat produk yang relevan
    Pebisnis makanan dan minuman yang kehilangan pembeli akibat pembatasan sosial bisa mencari cara lain agar roda perekonomian tetap berputar. Hutami Nadya, Data Analyst startup penyedia layanan kasir digital Moka, mengatakan gerai makanan bisa menyiasatinya dengan tak cuma menjual makanan siap santap, tapi bahan yang siap dimasak. "Sekarang orang jadi hobi masak, mungkin untuk pesan makanan jadi kurang memuaskan. Banyak merchant F&B yang jualan paket yang tinggal dimasak sendiri, atau bahan bakunya," kata Hutami. Strategi ini juga bisa diterapkan untuk bisnis fashion. Coba buat produk yang sedang betul-betul dicari konsumen dengan bahan yang dimiliki. Sebagai contoh, pebisnis pakaian atau kerudung bisa beralih membuat masker-masker kain yang kini wajib dipakai demi mencegah penyebaran virus. Bisnis jasa kecantikan seperti salon pun bisa menyiasati strategi ini dengan mengubah fokus dari jasa menjadi ritel produk kecantikan. Hutami menyarankan, produk yang biasa dipakai untuk pelanggan bisa dikemas dan dijual lewat platform digital. "Atau buat try it at home kit, jadi konsumen bisa memakai produk tersebut sendiri di rumahnya," kata dia.
  2. Promosi
    Untuk bisnis makanan dan minuman, promosi bisa dibuat dengan memberi harga diskon atau paket menu tertentu. Menurut Hutami, promosi yang tepat di tengah kondisi pandemik sebaiknya lebih gencar untuk layanan pesan antar. "Promosi seperti free ongkir (ongkos kirim) bisa lebih bermanfaat," ujar dia. Ini tak lepas dari peningkatan jumlah makanan yang diantar selama periode bekerja dari rumah berdasarkan data Moka. "Delivery order naik 30 persen hingga pekan kedua April." Promosi pada bisnis fashion bisa diterapkan untuk barang-barang terlaris. Sebab, konsumen saat ini cenderung untuk membeli barang-barang yang paling penting. Prioritas untuk membeli pakaian dapat bergeser karena orang kini menghabiskan waktu di rumah. "Bisa juga kasih kupon atau gift card, bisa untuk belanja nanti-nanti pas butuh," Skema ini diharapkan dapat membantu pelaku usaha mendapatkan aliran kas positif untuk membiayai sewa tempat, gaji karyawan, cicilan modal usaha, asuransi, stok bahan baku, dana perbaikan dan pengeluaran lainnya.
  3. Maksimalkan layanan online
    Penjualan daring jadi andalan ketika masyarakat berdiam diri di rumah dan membeli segala kebutuhan melalui internet. Maksimalkan semua layanan daring dan jangan lupa buat aplikasi atau platform yang mudah diakses oleh konsumen. Sebagai alternatif, bergabunglah ke berbagai e-commerce untuk memperluas lapak dagangan di dunia maya.
  4. Empati
    Farid Fatahillah, Associate Consultant Iventure, menyatakan bahwa krisis wabah COVID-19 adalah ajang bagi brand untuk berempati, peduli dan memberikan solusi. "Ini adalah keharusan dan kenormalan baru,” jelasnya. Misalnya, perusahaan kosmetik yang mengalihkan pabriknya untuk membuat hand sanitizer. Brand juga bisa memberikan tanggung jawab agar konsumen tidak was-was. Pemilik restoran atau kafe bisa menyematkan bukti cek suhu tubuh koki atau barista di pesanan pembeli sebagai jaminan kesehatan. Berikan manfaat dan solusi untuk konsumen, seperti memberi kelas online gratis atau akses streaming gratis selama beberapa waktu agar masyarakat tidak bosan. Terakhir, brand akan mendapat sentimen positif bila tak cuma berjualan, tetapi juga berdonasi di tengah situasi sulit.

Waallahu’alam bishowab...

Tags: umkm