وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Apa jadinya jika harapanmu tidak kesampaian? Yang dulu kamu inginkan dan harapkan itu, tidak sesuai dengan harapanmu. Yang dulu kamu cita-citakan untuk masa depanmu, ternyata hilang begitu saja. Yang dulu kamu sudah mempersiapkan dan bahkan kamu sudah menggambarkannya untuk menyongsong masa depan.
Siapa sih yang tidak ingin melanjutkan pendidikannya ke universitas favorit dan terkenal, dengan segala fasilitas-fasilitasnya yang mumpuni dan gedung-gedungnya menjulang kelangit?. Semua orang pasti akan mendambakan hal itu, termasuk saya.
Iya, saya yang dulu bercita-cita dan berkeinginan masuk perguruan negeri tapi tidak sesuai dengan kenyataanya.
Bukankah itu semua sangat kecewa? Ya, sangat kecewa sekali bila kita jauh dengan Allah yang Maha Segalanya. Tapi tidak untuk orang-orang yang percaya kepada Allah, mereka tidak sedikitpun kecewa pada-Nya. Saya jadi teringat potongan firman Allah SWT. Q.S Al-Baqarah ayat 216. ....و عس ان تكر هوا شيا و هو خير لكم، و عس ان تحبوا شيا و هو شر لكم. والله يعلم و انتم لا تعلمون... Artinya "Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." Dengan ayat ini hati saya merasa tersentuh dan terasa didekapannya. Begitu luar biasanya ayat ini memberikan sinergi kebaikan kepada saya.
Yah, saya sangat bersyukur dan berterima kasih bisa melanjutkan pendidikan di Kampus STEI SEBI. Kampus yang mungil ini dengan segala kekurangan fasilitasnya dibanding kampus Negeri yang mempunyai segalanya. Mungkin orang-orang juga belum tentu tahu dan terletak dimana kampus STEI SEBI ini. Namun, dengan kampus mungil inilah didalamnya terdapat orang-orang yang luar biasa. Terjalin Ukhuwah Islamiyah yang solid untuk menuju perubahan hidup yang sesungguhnya, yaitu Surganya Allah.
Hingga akhirnya saya tersadar. Bahwa, disinilah tempat seharusnya saya berada dan menimba ilmu. Bahwa disinilah tempat saya sesungguhnya berada. Belum tentu jika saya masuk perguruan lain mungkin, saya tidak bisa seperti ini. Inilah, saya 'tersesat pada jalan yang benar'. Semoga bermanfaat dan bisa ngambil hikmahnya.
Waallahu a'lam bishowab...
Tak bisa dipungkiri bahwa Islam di Indonesia adalah Islam gen dari kedua orangtuanya. Sebagian besar dari kita mendapatkan hidayah Islam tanpa perjuangan. Mayoritas kita terlahir dari seorang ayah muslim dan seorang ibu muslimah juga. Hingga akhirnya secara otomatis kita terlahir sebagai anak muslim.
Terutama tempat tinggal saya disebuah kampung. Mereka enggan mencari-cari apa itu arti Islam dan apa itu arti muslim yang sesungguhnya. Mereka hanya mendapatkan arti sebuah Islam dan Muslim itu melalui pembicaraan yang entah dari mana sumbernya. Mungkin mereka merasa puas apa yang telah didapatnya. Padahal, sejatinya Islam itu sangatlah luas artinya. Islam tidak hanya membahas shalat, hukum tajwid, dan puasa saja tapi didalamnya membahas semua mencakup kehidupan manusia.
Namun, tentu saja ini adalah sebuah taqdir Allah SWT. yang patut kita syukuri. Terkadang manusia itu justru baru bisa merasakan besarnya sebuah nikmat, ketika ia meraihnya dengan penuh perjuangan dan pengorbanan. Kita bisa melirik pada sebagian saudara-saudara kita yang mendapat hidayah Islam di negara-negara kafir. Mereka menunjukkan kesungguhan untuk mempelajari Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan. Karena mereka dapat melihat bagaimana keindahan Islam yang sesungguhnya.
Sebaliknya, banyak diantara kaum muslimin yang lahir dalam keadaan Islam justru tidak merasakan Islam sebagai anugerah besar. Padahal, sejatinya tanpa Islam tak akan ada nilai sedikitpun kebaikan yang kita lakukan di sisi-sisi-Nya. Siapa yang tidak tahu kisah Abu Thalib. Paman nabi SAW. Betapa besar jasanya bagi dakwah Islam. Namun, ketika itu ia mati dalam keadaan kafir, maka hilang semualah pahalanya dan sedikitpun tidak mampu menyelamatkannya dari adzab Allah SWT.
Demikian pula banyak kaum muslimin yang tidak mampu melihat indahnya Islam. Karena mereka semua hanya berpuas diri dan memandang Islam dari kejauhan. Bahkan, tidak sedikit dari mereka merasa takut mempelajari Islam secara mendalam dan menyeluruh. Padahal Allah berfirman Q.S Al-Baqarah 208. يا ايها الزين امنوا اد خلوا في السلم كافةولاتتبعوا خطوات الشطان، انه لكم عدومبين... Artinya " Hai orang-orang yang beriman! Masuklah kamu kedalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (Q.S Al-Baqarah: 208)
Sehingga, Islam adalah agama yang sempurna dan menyeluruh. Islam juga laksana buhul tali yang kuat dan tidak akan putus jika seluruh ajarannya benar-benar diterapkan. Jika seseorang menjalankan Islam secara Kaffah niscaya kita akan merasakan indahnya islam, manisnya iman, dan lezatnya ketaatan. Sehingga kita akan berusaha memegang erat ajaran agama dan tidak rela melepaskannya.
Wa'allahu a'lam bishowab