وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ 

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).


You are viewing 1 post with the tag pltu

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

    • PLTP Sarulla

Deputi Direktur Pengelolaan IPP PLN Nasri Sebayang di Jakarta, kira-kira 3 tahun yang lalu, mengatakan, proyek-proyek yang berlokasi di luar Jawa tersebut akan memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat dalam beberapa tahun ke depan. "Sebagian besar proyek itu dikelola pengembang lokal," katanya. Namun, Nasri melanjutkan, meski dikelola pengembang lokal, sebagian besar peralatan seperti turbin dan generator berasal dari China.

Kesembilan proyek itu adalah

1. PLTU Kaltim 2x60 MW dengan pengembang PT Indonesia Power dan PT Ridlatama Energy;

2. PLTA Poso 160 MW dengan pengembang PT Poso Energy;

3. PLTU Molotabu, Gorontalo 2x10 dengan PTB Energy Gorontalo;

4. PLTU Nunukan, Kaltim 2x10 MW dengan PT Indonesia Power,

5. PLTU Palu 2x10 MW dengan PT Indonesia Power.

6. PLTP Sarulla, Sumut 3x110 MW dengan konsorsium PT Medco Energy 37,5 %, Kyushu Electric Power Company Inc (Jepang) 25 %, Itochu Corporation (Jepang) 25 %, dan Ormat International Inc (AS) 12,5 %.

7.PLTU Minahasa 2x50 MW dengan PT Minahasa Power dan WTL dari Malaysia;

8.PLTU Baturaja, Sumsel 2x100 MW

9.PLTU Simpang Blimbing, Sumsel 2x113 MW dengan konsorsium PT Energy Musi Makmur dan Gou Hua (China).



Memakai Tenaga Uap untuk menghasilan listrik adalah suatu keputusan yang paling baik. Menghemat BBM dan ramah lingkungan. Menghemat BBM, karena untuk menghasilkan uap akan diperlukan batubara. Batubara didalam bumi Ibu Pertiwi akan tetap tersedia untuk masa yang lama sekali dibandingkan dengan minyak bumi. Ramah lingkungan, kemungkinan akan mencermarkan lingkungan dipertipis. Lain halnya dengan minyak bumi (Diesel). Minyak Diesel harus hati-hati dalam pengangkutannya. Apalagi kalau harus lewat permukiman penduduk. Dengan tangki kereta api, kalau kereta barang itu anjlok, selain ada kemungkinan untuk meledak dan terbakar, akan sangat memakan kerugian yang besar. Kalau diangkut dengan truck tangki, juga kalau tidak hati-hati, tabrakan dengan kendaraan lain atau masuk jurang juga kemungkinan besar truk tangki akan meledak dan terbakar.

Lain halnya dengan batubara, apalagi kalau batubara sebagai bahan bakar PLTU ini sudah diolah dari bongkah-bongkah batubara menjadi "pellets" seperti kerikil. Dengan demikian akan lebih gampang dalam pengangkutannya. Keuntungan lainnya dengan memakai bahan bakar batubara ialah akan timbul industri lainnya dengan memakai pembuangan uap dari PLTU ini. Uap ini dapat disalurkan untuk menjadi bahan penggerak mesin-mesin dipabrik-pabrik. Kemungkinan tumbuh industri berat dapat saja terjadi dengan memakai pellets batubara sebagai pemanas dalam melebur besi, serta memakai tenaga uap untuk menjalankan mesin penempa "besi coran". Juga dengan tersedianya batubara berupa pellets, membuka jalan bagi industri rakyat (industri pandai besi) untuk dijadikan alat-alat seperti pacul, sekup, parang, pisau dsbnya.

Dengan memakai batubara sebagai bahan bakar untuk menghasilkan uap dimana uap ini menjalankan turbine generator listrik tidak akan mengakibatkan kebisingan seperti mesin diesel. Dengan demikian PLTU ini dapat dibangun didekat kota. Menghemat ongkos-ongkos pemasangan kabel-kabel tegangan tinggi beserta menara-menaranya. Pembuangan uap setelah dipakai untuk memutarkan turbine penggerak generator listrik dapat disalurkan melalui pipa-pipa didalam tanah ke pabrik-pabrik sekitar PLTU untuk dipakai sebagai tenaga penggerak mesin-mesin. Atau sebagai pemanas ruangan dimana kelapa dapat dikeringkan menjadi kopra. Pengeringan kelapa dapat diteruskan walaupun matahari sudah terbenam. Usaha pengeringan kelapa dapat dijalankan selama 24 jam.

Dari daftar PLTU yang akan dibangun itu, kita tidak melihat PLTU yang akan dibangun di Maluku dan di Papua. Dikedua daerah ini pembangunan PLTU akan besar dampaknya kepada perekonomian setempat. Namun kalau dilihat dari kebutuhannya apalagi kalau dilihat dari segi kacamata swasta, pembangunan Pembangkit Listrik di kedua daerah ini tidak akan menghasilkan keuntungan yang setimpal dengan besarnya modal yang ditanam. Tidak ada jalan lain, kecuali yang menanam modal adalah Pemerintah. Apakah Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah atau gabungan keduanya dengan mengundang modal dari Negara lain berupa "grant" atau pinjaman lunak jangka panjang. Dengan arti kata lain usaha bersama G to G.

Yang diharapkan dari kerja sama G to G ini, bukan melulu pengadaan listrik saja, tetapi banyak sekali kaitannya dengan timbulnya industri-industri lainnya yang disokong oleh keberadaan PLTU didaerah ini. Namun prosesnya akan berjalan lambat, ini yang menjadi penghalang utama datangnya investasi swasta, asing maupun nasional.

Marilah kita mencoba untuk "membayangkan" apabila dibangun satu PLTU di Maluku. Dimana PLTU ini akan menyokong tumbuhnya perekonomian lokal namun pertumbuhannya akan berkembang secara bertahap. Kita pilih Pulau Halmahera bagian selatan dipantai Barat dimana pantai ini dilindungi pulau-pulau dan salah-satunya adalah Pulau Bacan. Tidak ada kota besar, namun keadaan alamnya yang indah dan mempunyai potensi yang besar untuk berkembang.

Pertama harus dibangun dermaga besi beton untuk kapal-kapal diatas 15.000 ton. Pelabuhan ini dipakai untuk keperluan membongkar muatan peralatan untuk membangun PLTU. Juga untuk mempersiapkan nantinya bila disinggahi Kapal-kapal mengangkut bongkah-bongkah batubara dari Kal-Tim.

Di pelabuhan itu dibangun pabrik pengolahan bongkah-bongkah batubara untuk dijadikan "pellets" dan "briquettes". Pellets ini diangkut dengan kereta api ke PLTU yang berdekatan dengan kota atau kota-kota. Karena yang menjalankan generator listriknya dipakai uap tidak akan menyebabkan kebisingan.

Briquettes dijual kepada masyarakat untuk keperluan didapur, dibakar didalam tungku sebagai bahan bakar, pengganti kayu bakar. Dengan demikian penduduk setempat terutama ibu rumah tangga dan anak-anak tidak perlu mencari kayu bakar ke hutan-hutan. Disamping melestarikan hutan, juga untuk memberi kesempatan bagi anak-anak untuk lebih mempergunakan waktu untuk keperluan belajar menambah ilmu, disekolah maupun dirumah.

Jalan kereta api ini perlu untuk mengangkut peralatan-peralatan dalam pembangunan awal PLTU dalam mengangkut peralatan yang berat-berat. Dikemudian hari, untuk mengangkut pellets dari pelabuhan atau pabrik pellets ke PLTU. Mengingat dengan dibangunnya PLTU akan tumbuh industri-industri di kota itu atau dikota-kota itu. Hasil dari industri ini, barang jadinya diangkut oleh kereta api ke pelabuhan untuk dikapalkan. Kereta apinya adalah kereta api listrik ataukereta api tenaga uap dan dipakai juga untuk mengangkut para pekerja pelabuhan atau ke pabrik-pabrik sekitar pelabuhan.

Mengingat didaerah ini banyak pohon kelapa, diusahakan untuk membangun pabrik minyak kelapa, disekitar pelabuhan atau disekitar kota. Pabrik minyak kelapa ini sebagai tenaga penggerak mesin-mesinnya dapat berupa listrik, dengan adanya PLTU, atau dengan tenaga uap, dengan tersedianya batubara bongkah atau pellets. Atau memanfaatkan limbah uap dari PLTU.

Dengan adanya pabrik minyak kelapa, membuka jalan bagi penduduk dipulau-pulau sekitarnya untuk mengolah kelapa menjadi kopra. Penduduk dianjurkan untuk bergabung dalam usaha pengadaan kopra dengan membangun "koperasi". Akan tumbuh usaha-usaha pengangkutan laut lokal berupa kapal layar atau kapal kayu bermotor untuk mengangkut kopra dari pulau-pulau ke pabrik minyak kelapa. Minyak kelapa diangkut dari pelabuhan dengan peti kemas khusus untuk muatan cair atau kalau jumlahnya cukup banyak dikapalkan dengan kapal tanker untuk diekspor.

Kapal-kapal layar atau kapal kayu bermotor, kembali ke pulau-pulau mengangkut briquettes, untuk keperluan tungku dapur atau sebagai usaha pandai besi. Dengan adanya PLTU dengan bahan bakar batubara, akan timbul industri pembuatan saringan dari sabut kelapa untuk dipakai sebagai saringan dicerobong-cerobong PLTU atau pabrik lainnya. Dengan demikian pengotoran udara dari cerobong asap PLTU maupun pabrik-pabrik dapat dikurangi dampaknya terhadap lingkungan.

Dengan dsinggahinya pelabuhan ini secara teratur oleh kapal-kapal pengangkut batubara dan kapal-kapal lainnya mengangkut hasil industri, akan tumbuh usaha-usaha pelayanan kapal-kapal. Bahan-bahan makanan atau BBM. Akan tumbuh usaha pertanian berupa sayur mayur untuk memenuhi keperluan kapal-kapal yang singgah. Membuka jalan untuk penanaman pohon jarak pagar dimana biji-biji jarak diolah menjadi minyak jarak untuk dicampur dengan minyak diesel untuk keperluan BBM kapal-kapal yang singgah. Untuk usaha pengolahan biji jarak perlu dibangun pabrik. Berarti membuka lapangan kerja baru. Untuk lebih menggalakkan penanaman jarak pagar ini untuk dipakai sebagai campuran BBM kapal, pelabuhan ini juga dijadikan sebagai Pangkalan TNI AL bagi kapal-kapal patroli berkecepatan tinggi.

Dengan tersedianya listrik dan keadaan pantai yang bersih dengan laut yang tenang karena dilindungi pulau-pulau sangat ideal untuk usaha Resort Area. Limbah uap dari PLTU dapat disalurkan ke Resort-resort ini untuk memanaskan kolam renang air panas atau sauna.

Dalam "cerita" diatas, dapat dilihat bagaimana pentingnya peranan PLN sebagai "pelopor" dalam membangunan perekonomian lokal, mulai dari "nol". Peranan PLN sebagai Perusahaan Negara jangan terlalu mementingkan untuk mengejar keuntungan belaka, namun juga harus menjadi penyumbang dalam pembangunan Negara dan Bangsa dengan mengambil keuntungannya dikemudian hari dengan memberi kesempatan dan "alat" bagi generasi baru untuk ikut membangun Bangsa dan Negara terutama didaerah-daerah terpencil. PLN mempunyai produk yang unik, yaitu listrik, yang mana listrik ini merupakan suatu produk yang dapat mengantar masyarakat dari perekonomian yang terbelakang ke perekonomian yang cerah.

Namun didaerah yang berkembang ini, yang diutamakan bukanlah "listriknya", tetapi lebih penting adalah "proses pengadaan listrik itu" sendiri. kalau yang dipentingkan "listriknya", membangun saja PLTN, dimana dengan sekali isi dapat berjalan sampai 30 tahun lamanya. Rakyat menikmati adanya listrik ini, penerangan rumah, menonton Sinetron dan berita dilayar TV namun tidak mempunyai penghasilan. Tetapi bila yang "dipentingkan" adalah "proses pengadaan listrik-nya serta pengadaan usaha-usaha yang memakai tenaga listrik", akan bermunculan usaha-usaha kecil yang menyerap tenaga kerja serta menaikkan tingkat hidup rakyat setempat. PLTU dengan bahan bakar batubara adalah jalan keluarnya.

Tentu PLN tidak dapat bekerja sendiri, sewajarnya dipikirkan jalan lain untuk membantu pertumbuhan ekonomi setempat ini. Umpamanya Pemerintah membuka jalur pelayaran baru yang menghubungkan daerah baru ini dengan pelabuhan-pelabuhan lainnya. seperti pelabuhan Bitung, Ambon, Makassar dan pelabuhan-pelabuhan lainnya yang lebih jauh. Dengan membuka jalur pelayaran dengan jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal yang teratur sepanjang tahun.

Morotai ada disebelah Utara Pulau Halmahera, pangkalan udara yang dibangun sewaktu perang dunia kedua.. Mungkin dengan memperbaiki serta menaikkan tingkat pelayanannya dapat menjadi Bandara Turis asing maupun turis dalam negeri yang bertujuan untuk mengunjungi Resort Area yang baru ini. Mudah-mudahan suatu waktu akan menjadi terkenal sepert Pulau Bali.

===mangSi100111===

Tags: mp3ei, pltp, pltu