وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Alhamdulillah, setelah posting tentang kesempatan untuk berbagi dengan cara menjadi orang tua asuh ke 3 milis, milis IGI, BizInov, dan Biotek, akhirnya anak-anak yang terancam putus sekolah sudah mendapatkan orang tua asuhnya.
Tempat tinggal anak-anak asuh ini, mayoritas berada di Desa Ciderum, berikut adalah sebaran lokasinya :
insyaAllah, kedepan kita akan coba mengembangkan sistem informasi untuk Program Orang Tua Asuh ini [3], agar sinergi antara orang tua asuh, anak asuh, dan fasilitator nya, dapat maksimal.
Assalamu'alaikum Wr.Wb,
Sahabat,
Di sekolah tempat kita biasa berbagi ilmu, sebuah MTs di Ciderum [1][2]. Pada kelulusan tahun ajaran ini, hampir 50% siswa/siswi kelas 9, tidak dapat melanjutkan ke jenjang SMA/SMK, karena keterbatasan ekonomi.
Pihak sekolah sudah berupaya mencari orang tua asuk untuk siswa/siswi yang kurang beruntung ini, dan alhamdulillah, sekarang tinggal 4 anak lagi yang belum mendapatkan orang tua asuh...
Detail biaya yang diperlukan :
1. Uang masuk Rp. 1.275.000 dapat dicicil 3x
2. SPP Rp.60.000/bulan.
Waktu sudah agak mendesak, awal juni sudah harus mendapatkan kepastian yang ingin menjadi orang tua asuh, kalau tidak, terancam putus sekolah ...
Kalau ada rekan-rekan yang tertarik untuk menjadi orang tua asuh, bisa menghubungi kami di email
Tidak harus 100%, kalau terlalu berat , agar terasa lebih ringan bisa menjadi orang tua asuh dengan cara gotong royong, 1 anak bisa 2, 3 atau bahkan lebih orang tua asuh ...
insyaAllah kita akan tetap membimbing anak-anak, karena kita juga sedang belajar mengembangkan hidroponik, aquaponik, program nol sampah dan mungkin rintisan pembelajar energi baru dan terbarukan kedepan di sekolah ini, dan anak-anak yg mendapat 'program orang tua asuh' ini akan tetap ikut belajar, insyaAllah, kita akan coba konsisten.
Belajar, hidroponik, aquaponik, program nol sampah, bersama anak asuh anda sendiri ? :), sepertinya, indah ya ...
Mungkin itu saja dulu. Mohon maaf sebelumnya, dan semoga berkenan.
Salam'alaina,
Pelangi Pekayon, Pasar Rebo
1. MTs Sirojul Wildan di NP Edupedia, http://negeripelangi.org/edupedia.php/en/school/mts-sirojul-wildan/caringin/7237/smp
2. Catatan di Lapangan Ketika Berbagi Ilmu di MTs Sirojul Wildan, http://negeripelangi.org/en/berita?tag=mts+sirojul+wildan
3. Program Orang Tua Asuh yang Mendukung Program Desa Membangun, https://github.com/OpenThink-Labs/Aqabah/issues/16
Dari pengalaman yang sudah-sudah, malapetaka yang menimpa Negara kita ini adalah malapetaka bencana alam berupa meletusnya Gunung Berapi, Tsunami, Banjir karena hujan, Tanah longsor, Kebakaran hutan. Ditahun 2004, terjadi Tsunami di Aceh. Kita belajar banyak dari musibah itu. Tahun 2010 terjadi musibah tsumani di Kepulauan Mentawai. Ternyata apa yang kita pelajari dari Tsunami Aceh itu tidak dapat diterapkan sepenuhnya dalam penanganan Tsunami di Mentawai.
Keadaan alam dipantai-pantai di beberapa Pulau di Kep. Mentawai ini sangat berbeda dengan keadaan pantai di Aceh. Ditambah dengan keadaan cuaca buruk berhari-hari tidak membantu sama sekali dalam kelancaran pengamanan penduduk setempat. Angin kencang yang meniup menyebabkan gelombang yang besar. Gelombang yang besar menghambat dalam usaha pertolongan dari laut. Angin yang meniup kencang, juga menyebabkan kesusahan dalam pengiriman bantuan melalui udara. Tidak ada jalan darat untuk mencapai lokasi pantai Barat dari pantai-pantai lainnya, menyebabkan usaha pertolongan mengalami kesulitan besar.
Dalam usaha "cetak biru" Penanganan Bencana Alam Tsunami, keadaan fisik dari permukiman penduduk di Pantai Barat Sumatra, Pantai Barat Pulau-pulau sepanjang Pantai Barat Sumatra, sepanjang pantai selatan Pulau Jawa harus dipelajari dan dicatat secara mendetail. Pembangunan jalan-jalan ke permukiman penduduk di pantai Barat Sumatra dan Pulau-pulau itu adalah merupakan satu-satunya jalan keluar untuk mencapai permukiman itu, apabila usaha dari laut dan dari udara tidak dapat dilaksanakan dengan semestinya. Jalan-jalan itu menghubungkan permukiman di pantai Barat dengan pantai-pantai lainnya dimana dianggap aman dari gangguan cuaca buruk sepanjang tahun. Dipantai yang aman ini dibangun pelabuhan darurat. Pelabuhan-pelabuhan ini merupakan pelabuhan bongkar kapal-kapal yang memuat barang-barang pertolongan bagi para korban bencana alam tsunami.
Di Pantai Barat Sumatra yang berdekatan dengan Pulau-pulau sepanjang Pantai Barat Sumatra, dipilih sebagai pelabuhan penumpukan barang-barang pertolongan. Yang mana barang-barang pertolongan ini datang dari pelabuhan-pelabuhan lainnya. Juga harus ada jalan darat yang menghubungkan pelabuhan penumpukan barang ini dengan kota-kota lainnya dipedalaman Pantai Barat Sumatra.
Tidak jauh dari permukiman penduduk di pantai Barat Pulau-pulau itu dan di pantai Barat Sumatra dibangun permukiman darurat ditempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu yang dianggap aman dari ombak besar.
Pemasangan monitor mengenai ketinggian permukaan laut merupakan usaha pengamanan pertama. Bila permukaan naik melampaui ketinggian tertentu,monitor mengirim aba-aba ke alat penerima didarat, Alat-alat didarat berupa tiang-tiang pengeras suara yang secara electronik dinyalakan oleh aba-aba yang diterima dari alat monitor dipermukaan laut. Sirene mendengung memberikan aba-aba agar penduduk siap-siap untuk mengungsi ke daratan yang lebih tinggi.
Setiap permukiman penduduk ditepi pantai, selain dipasang monitor di tengah laut dan tiang-tiang pengeras suara, juga diberikan sepasang kambing untuk dipelihara didalam kandang tidak jauh dari rumah. Kambing-kambing dipasang lonceng dilehernya. Naluri binatang, bila musibah akan datang, mereka akan gelisah dan berlari-lari mencari jalan keluar. Keributan ini diantara mengembik dan bunyi lonceng dapat memberikan tanda bahwa akan datang ombak besar. Kandang kambing dibuka, penduduk setempat mengikuti jejak kambing dalam mencari tanah yang aman yang tak akan dicapai oleh ombak besar. Bila kambing-kambing itu tidak kelihatan panik dan kembali memakan rerumputan, dapat dikatakan bahwa tempat itu aman akan ancaman ombak besar.
Pendidikan penduduk setempat disertai dengan pemasangan alat pengamanan akan memudahkan dalam pemberian pertolongan bila terjadi musibah bencana alam tsunami. Disetiap permukiman penduduk, kepala Desa diberikan alat komunikasi melalui satelit langsung ke Badan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan bencana alam. Alat komukkasi ini juga diperlengkapi dengan GPS. Sehingga keberadaan mereka selama menghindari musibah dapat diketahui dengan cepat dan tepat. Dengan demikian pengiriman barang-barang makanan dan obat-obatan dapat dilakukan dengan segera.
Dalam penanganan musibah Gunung Berapi, juga sebagai usaha pengamanan pertama adalah menempatkan alat-alat monitor sepanjang lereng gunung. Mulai dari puncak dekat kawah sampai ke daerah yang aman. Alat-alat pengamanan ini memancarkan aba-aba dalam waktu tertentu. alat-alat monitor ini dilengkapi dengan batterai, dimana batterai ini diisi dengan solar panel dan atau dikombinasikan dengan kincir tenaga angin. Bila abu atau awan tebal menutupi daerah ini, diharapkan hembusan angin masih dapat mengisi batre tsb.
Bila alat monitor ini berhenti memancarkan aba-aba, berarti monitor ini rusak karena awan panas atau karena lahar panas. Kecepatan turunnya awan panas dan lahar panas dapat ditentukan dengan memperhitungan "matinya" monitor yang satu dan yang berikutnya Tiang-tiang pengaman di desa-desa dinyalakan dari tempat-tempat pengintaian keadaan Gunung. Demikian juga alat-alat monitor lainnya di markas badan pengelola bencana alam gunung berapi. Dengan demikian tempat maupun fasilitas untuk pengungsi sudah disiapkan terlebih dahulu sebelum para pengungsi datang. Juga persediaan kendaraan bus untuk menampung pengungsi yang akan ditempatkan diberbagai lokasi dikota-kota tertentu.
Persiapan-persiapan ini dilokasi, dimana akan menampung pengungsi, terutama dalam mendirikan tenda-tenda untuk tidur. Penyediaan kamar rmandi, penyediaan dapur umum. Juga dilokasi lainnya disediakan tempat-tempat untuk penampungan bala bantuan berupa bahan makanan, pakaian dan keperluan sehari-hari (sabun, sikat gigi, dllnya) yang diterima dari masyarakat, swasta atu Pemerintah.
Tidak ada suatu organisasi yang berdisplin kuat, jelas akan tanggung jawab serta "chain of command" yang jelas serta terperinci, selain TNI. Dan dalam menanggulangi bencana alam diperlukan suatu badan yang berdisiplin serta jelas akan susunan organisasinya dengan demikian dapat menghindari kesimpangsiuran, kekeliuran dalam pembahagian tugas. Harap diingat dalam keadaan musibah alam terjadi kepanikan dimasyarakat dimana suatu ketika akan menjalar kepada para petugas. Sering terjadi bahwa suasana kepanikan, suasa ketakutan serta tidak mampu berbuat sesuatu adalah gejala dari yang disebut "disoriented". Yang mana gejala ini banyak hubungannya dengan penghambatan pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan. Hanya ketekunan,dedikasi,serta disiplin yang kuat dalam melakukan perintah yang dapat melawan gejala tersebut.
Dalam musibah alam seperti gempa, tsunami dan letusan gunung berapi diperlukan penanggulangan dari darat laut dan udara. Dan koordinasi dari ketiga unsur penanggulangan ini hanya dapat dilaksanakan dengan baik oleh badan organisasi yang rapih dan berdisiplin kuat. Tentunya personel dan peralatan yang memadai dan canggih akan lebih sempuirna dalam penanggulangan musibah seperti ini. Peralatan seperti kapal pengangkut, Landing Crafts Transport, Amphibious Crafts, pesawat pengangkut, helikopter, pesawat ringan sebagai pelapor keadaan di lapangan dan alangkah idealnya pemotretan dari angkasa luar dengan satelit.
Dengan kata lain, penanggulangan bencana alam nasional sewajarnya dikoordinir oleh Panglima TNI.
Ya Allah, aku mau bertanya. Kenapa Allah memberikan kekayaan dan kekuasaan kepada orang Muslim di Indonesia? Aku tidak mengerti. Pada saat aku datang ke pesantren anak yatim dan ketemu anak yatim dan dhuafa yang tangan, lengan, kaki, pantat dan hampir seluruh tubuhnya penuh dengan luka dari parasit skabies (kudis), yang kulitnya terinfeksi, penuh dengan bisul dan nanah, yang aku pikirkan adalah orang Muslim yang kaya di sini. Kenapa mereka bisa membiarkan anak yatim menderita berbulan-bulan? Apa karena tidak tahu? Atau karena “tidak mau tahu”? Ada begitu banyak banyak Muslim yang kaya di sini, tapi hanya sedikit yang peduli. Kalau dikasih gunung emas, mereka akan kejar gunung emas yang kedua. Kenapa Allah memberikan kekayaan dan kekuasaan kepada orang Muslim di sini? Aku tidak mengerti.
Dalam ceramah, banyak ustadz membicarakan “orang kafir” yang tidak beriman kepada Allah. Tapi di semua negara maju, pengusaha, pemimpin, dan pejabat adalah “orang kafir” itu. Mereka tidak beriman, tapi negara mereka bersih, sejahtera, teratur dan tidak ada anak yatim dan dhuafa yang jatuh sakit berbulan-bulan, tanpa ada yang peduli. Tapi di sini, keahlian para pengurus negara dan pengusaha kaya tidak digunakan untuk memajukan seluruh masyarakatnya, tapi digunakan di “bidang korupsi” saja. Dana pendidikan dikorupsi, dana sosial dikorupsi, pajak negara dikorupsi, dana Haji dikorupsi, dan percetakan Al Qur’anpun dikorupsi. Apa yang tidak dijadikan “kesempatan korupsi” oleh orang Muslim di negara ini? Kok “orang kafir” tidak begitu? Kok “orang beriman” bisa? Kenapa Allah memberikan kekayaan dan kekuasaan kepada orang Muslim di sini? Aku tidak mengerti.
Ketika mencari klinik dokter untuk ambil obat, aku pakai GPS, koordinasi lewat HP, naik mobil, dapat obat, dan akhirnya bisa melakukan pengobatan. Di komputer, pakai program Excel untuk membuat daftar anak dan dosis obat, lalu diprint dan difotokopi. GPS, HP, mobil, obat, cara pengobatan, komputer, program Excel, printer, mesin fotokopi, listrik, dan semua barang lain yang digunakan untuk mempermudah proses pengobatan itu adalah ciptaan orang kafir. Lalu apa yang diciptakan oleh orang Muslim di negara ini yang menjadi bermanfaat untuk umat manusia di seluruh dunia? Sudah dikasih negara yang luas dan subur, laut dan hutan, bahan dan zat berharga di bawah tanah, dan seterusnya. Tapi yang terjadi adalah semua orang Muslim di semua lapisan melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme agar bisa lebih kaya dan lebih kuat lagi. Dan anak yatim dibiarkan menderita dan tinggal dalam kemiskinan seumur hidup. Keahlian yang paling menonjol dari umat Islam di sini adalah menjadi “ahli korupsi”. Kenapa Allah memberikan kekayaan dan kekuasaan kepada orang Muslim di sini? Aku tidak mengerti.
Orang Muslim yang miskin mengatakan “Saya tidak bisa bantu, uang saya pas-pasan”, sambil isap rokok. Orang “miskin” itu membakar lebih dari 120 triliun rupiah per tahun, dalam bentuk “rokok”. Tapi untuk anak yatim yang sakit dan lapar, orang miskin itu merasa tidak bisa bantu karena “tidak ada uang”. Lalu membakar 120 triliun rupiah. Jadi ternyata orang Muslim yang miskin dan kaya tidak jauh beda. Dikasih uang seberapapun, tidak pernah cukup untuk membuatnya bersyukur kepada Allah sampai merasa bisa membantu anak yatim dan dhuafa. Kecuali sedikit sekali orang Muslim yang selalu siap membantu dan sudah bergerak sendiri. Tetapi yang lain? Kenapa Allah memberikan kekayaan dan kekuasaan kepada orang Muslim di sini? Aku tidak mengerti.
Aku ingin ambil foto tangan anak yang terinfeksi ini, membuat poster sebesar 10m x 10m dan taruh dalam ruang sidang DPR. Jadi setiap kali “wakil rakyat” itu mau bahas rencana “studi banding”, mereka bisa lihat apa yang dialami oleh anak yatim di sini. Dan aku juga mau taruh foto ini di depan meja kerja setiap pejabat negara, dari Presiden sampai ke RT, agar mereka bisa melihat apa yang dialami anak kecil di dalam wilayah kekuasaan mereka. Kenapa Allah memberikan kekayaan dan kekuasaan kepada orang Muslim di sini? Aku tidak mengerti.
Setelah aku minta bantuan kepada lebih dari 10.000 orang Muslim (lewat email dan Facebook), akhirnya terkumpul lebih dari 20 juta rupiah dalam 3 hari. Alhamdulillah. Tapi bukan 10.000 orang Muslim yang menyumbang. Hanya 25 orang. Yang lain diam saja. Mungkin sambil isap rokok, mereka merasa tidak ada uang untuk membantu anak yatim. Atau mungkin mereka memikirkan mobil baru yang mau dibeli pada tahun ini. Kalau Rasulullah SAW bisa hidup sekarang, dan duduk dengan anak yatim yang sakit berbulan-bulan, apa yang akan dia pikirkan? Kalau melihat orang Muslim yang kaya yang sibuk menikmati uangnya, dan melihat orang Muslim yang miskin yang lebih peduli pada rokoknya, apa yang akan dirasakan di dalam hatinya Nabi Muhammad SAW? Apakah bangga (karena masih ada sedikit orang Muslim yang mau membantu)? Atau apakah dia akan merasa MALU karena harus mengakui orang seperti kita sebagai “pengikutnya”? Kenapa Allah memberikan kekayaan dan kekuasaan kepada orang Muslim di sini? Aku tidak mengerti.
Wassalam,
Gene Netto