وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ 

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).


You are viewing 4 posts with the tag cikapundung by the author MangSi Pelangi New York City

Angkutan Penumpang Dalam Kota

    • bus listrik lipi

Sebagai kota besar dan Ibu Kota Propinsi, dengan penduduk 4 juta lebih, dimana boleh dikatakan tidak ada pelebaran jalan atau sulit untuk melakukannya, ditambah dengan bermacam-macam kendaraan yang memakai jalanan umum, adalah wajar sekali untuk memikirkan jalan keluar dalam hal pengangkutan penumpang didalam kota Bandung.

PT Haji Kalla, menyarankan untuk membangun "Mono Rail" sebagai jalan keluar dalam usaha pengangkutan penumpang dalam kota dimana penumpang dengan jumlah besar dapat diangkut sekali jalan. Ini apa yang disebut sebagai "Mass Transit". Biaya pembangunan "Mono Rail" di Bandung ini diperkirakan sekitar Rp. 4 Trilyun.

Pembangunan "Mono Rail" itu sangatlah mahal. Monorail di Kualalumpur memakan ongkos USD 36 juta per kilometer. Ongkos pembangunan "Mono Rail" di Mumbai, India memakan ongkos USD 27,25 juta per kilometer. Kota Seattle di Negara Bagian Washington, USA pada bulan November 2005, penduduknya memberikan suaranya untuk tidak membangun "Mono Rail". Ongkos pembangunan "Mono Rail" di kota Seattle ini diperhitungkan akan memakan biaya USD 100 juta per mile. Setelah diperhitungkan kembali, biayanya turun menjadi USD 87 juta per mile.

Di kota Las Vegas, di negara bagian Nevada,USA, dibangun "Mono Rail" serta 7 stasiunnya memakan ongkos USD 650 juta. "Mono Rail" di Las Vegas ini hanya sebagai daya penarik turis dengan memberikan angkutan dari satu Casino ke Casino lainnya.

"Mono Rail" di Bandung dengan jarak 30 km itu diperkirakan akan memakan biaya USD 470 juta, atau USD 19 juta per kilometernya. Jarak ini adalah dari Utara ke Selatan dan mengelilingi kota Bandung. Diberitakan harga karcisnya adalah Rp.7000 sekali jalan.

Pertama-tama harus diingat dan dimengerti bahwa usaha pengangkutan penumpang dalam kota dimanapun didunia adalah usaha yang tidak mengejar keuntungan. Tersedianya pengangkutan penumpang dalam kota adalah sebagai imbalan balik dari Pemerintah dalam usaha kesejahteraan penduduknya. Dengan arti kata lain subsidi Pemeritah, apakah Pemda, Pemkot dan Pusat sangat diperlukan. Jadi biaya pembangunan "Mono Rail" di Bandung sejumlah Rp. 4 Trilyun harus ditambahkan biaya pengoperasiannya.

Dalam usaha Pemerintah untuk membangun suatu proyek dengan biaya yang sedemikian besarnya, harus dipikirkan akan "keuntungan" lainnya yang dapat dirasakan oleh penduduk setempat. Dengan demikian biaya yang besar itu mempunyai dampak positip akan kesejahteraan penduduk. Umpamanya, pembangunan "Mono Rail" di Bandung ini, harus dikaitkan dengan usaha-usaha lainnya. Apakah itu usaha penanggulangan banjir, atau usaha pembuangan air limbah dari rumah-rumah. Atau usaha-usaha lainnya seperti tersedia air dengan mudah untuk dipakai Pemadam Kebakaran, penyemprotan jalanan terutama di musim kemarau, dan penyiraman pohon-pohon atau taman bunga sepanjang jalan.

Mengingat biaya yang sangat besar dalam pembangunan "Mono Rail" ini apakah kiranya dapat dipikirkan cara lain yang lebih murah dalam pembangunan awal dan juga murah dalam pengoperasiannya. Kalau kita membaca "Mono Rail" memberikan kesan yang dimaksud adalah Sistim "Maglev", dimana induksi magnet memutarkan roda-roda gerbongnya. Bagaimana kalau apa yang disebut "Mono Rail" ini adalah berupa "Jalan Layang Bis Dua Jalur".

Dengan pemikiran dasar "Jalan Layang Bus Dua Jalur", berarti tidak perlu rel-rel besibaja, roda-rodanya bukan roda besibaja seperti kereta api, karena badannya berupa badan Bis, gerbong-gerbong penumpang itu dibuat dari bahan seperti Bis antar kota. Berati berat badan Bis ini lebih ringan daripada gerbong penumpang kereta api. Karena badan Bis yang ringan, alat penggeraknya dapat dipakai mesin-mesin diesel atau mesin diesel electric atau motor listrik yang tidak memerlukan tegangan listrik yang tinggi , sebagai alat penggeraknya. Tidak memerlukan "sub station" pada jarak-jarak tertentu untuk menurunkan listrik tegangan tinggi, juga tidak memerlukan peralatan untuk menukar arus AC menjadi arus DC. Mesin-mesin penggerak ini jauh lebih murah dari motor induksi sistim "Maglev". Memungkinkan motor listrik sebagai penggerak Bis ini dapat diproduksi di dalam negeri. Bila dipakai Bis-Bis sebagai "gerbong" penumpang yang ringan, dua atau tiga badan Bis bergandengan, mungkin dapat mengirit dalam pembangunan "Jalan Layang"-nya. Menghemat dalam pemakaian semen dan besi beton.

Ditengah-tengah jalur, dibangun "rel" dari besi beton, kegunaan rel ini hanya sebagai "pengarah" agar Bis berjalan dijalurnya. Roda dengan ban ( seperti ban Forklift) dipasang horisontal dikedua sisi "rel" ini. Ban-ban lainnya berjalan di permukaan jalur ini sebagai penyanggah badan Bis dan sebagai penggerak Bis. Mengingat berat badan Bis yang ringan, dan dioperasikan diatas tanah, memungkinkan akan pemakaian "Diesel Electric" dengan mesin diesel ukuran kecil. Atau mesin penggerak "Hybrid", juga memungkinkan memakai motor listrik dimana listrriknya diambil dari seperangkat batre. Atap Bis dipasang "Solar Panel" untuk mengisi batre, listrik dari batre memutarkan motor listrik sebagai alat penggeraknya. Bila sistim "Solar Panel" dipakai, mengingat jalanan yang menurun dan mendaki, ada keuntungan lain. Keuntungannya tenaga penggerak Bis ini dapat dirubah dari motor listrik menjadi generator listrik hanya dengan memijit tombol. Jalanan mendaki mesin penggeraknya sebagai "motor listrik", sewaktu berjalan menurun, motor listrik ini berubah menjadi generator listrik mengisi batre dan juga sebagai "rem".

Dengan pemikiran dasar bahwa proyek dengan biaya yang besar ini harus mempunyai keuntungan sampingan dimana keuntungan sampingan ini akan membuka pintu menuju ke sejahteraan penduduk. Umpanya,

1.menanggulangi banjir

2.menanggulangi penyaluran air limbah rumah,

3.usaha "Sewage Treatment Plant"

4.membangun sarana rekreasi penduduk

5.mungkin juga keuntungan sampingan ini dapat diusahakan sebagai salah satu pemasukan kas Pemkot.

6.melestarikan lingkungan

7.membuka usaha sebagai penghasilan tambahan bagi penduduk setempat.
 

Rute Utara - Selatan

Bagaimana kalau "Jalur Layang Bis Dua Arah" ini dibangun sepanjang Cikapundung, mulai dari Babakan Siliwangi sampai ke Pasirmalang atau lebih jauh lagi sampai batas Kota. Di tempat-tempat tertentu, jalan arus Cikapundung disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dinding-dinding beton di kedua sisinya.

1.Dinding besi beton dibangun dikedua sisi Cikapundung. Dinding beton ini sebagai landasan "Jalur Layang Bis Dua Arah".

2.Dalam jarak tertentu dibangun "Pintu-pintu Air" untuk mengatur arus Cikapundung di musim hujan. Jarak dari pintu air yang satu dan lainnya berupa "kolam" dipakai dalam menampung air hujan dan juga menampung air limbah rumah.

3.Dalam kolam ini ditanami "eceng gondok" dalam usaha awal membersihkan air Cikapundung. Di kolam -kolam ini dipelihara ikan mas dan lele.

4.Adanya "pintu air" ini dapat dimanfaatkan usaha Hydro-mini. Dalam jarak tertentu dibangun Taman Rekreasi, listrik dari Hydro-mini sebagai sumber listrik untuk penerangannya. Dengan adanya Ikan Mas dan Lele, dapat merupakan Taman Rekreasi untuk memancing ikan bagi penduduk setempat, terutama anak-anak. Pemkot dapat saja mengkontrakan usaha rekreasi ini kepada pihak swasta.

5.Dasar Cikapundung dalam waktu-waktu tertentu dikeruk. Usaha dalam pencegahan bajir dan lumpur yang dikumpulkan dikeringkan dan dibuat "pellets" untuk dijual sebagai pupuk organik.

6.Dengan dibangun dinding di kedua sisi Cikapundung, mengurangi pembuangan sampah penduduk yang bermukim sepanjang Cikapundung. Membuka jalan dalam usaha pembersihan Cikapundung dari polusi sampah.

7. Membuka jalan bagi penduduk yang bermukim dekat stasiun-stasiun untuk membuka penitipan motor atau mobil. Merupaka penghasilan tambahan.

Keuntungan "sampingan " mudah-mudahan dapat ditrapkan di berbagai Kota Besar di seluruh Nusantara, dimana kondisi kota-kota itu hampir sama dengan Kota Bandung dengan Cikapundung-nya.

Dengan membangun "Jalur Layang Bis Dua Arah" sepanjang Cikapundung, kemungkinan bahwa ketinggian jalur ini dapat diatur sedemikian rupa dengan suatu sudut tertentu sehingga perjalanan dalam jalur ini dari Utara ke Selatan merupakan jalanan yang menurun. Dengan demikian perjalanan Bis dalam jaluir Utara-Selatan sebanyak mungkin memakai tarikan bumi (gravity). Jalanan yang boleh dikatakan rata memberi keuntungan dalam pengoperasian Bis di jalur layang ini. Tidak perlu mesin penggerak yang besar, murah dalam pengoperasian sehari-hari. Mengirit dalam biaya pembangunan awal dengan seminim mungkin untuk "menggusur" rumah penduduk.

Rute Timur - Barat

"Jalur Bis Dua Jalur Dalam Tanah" dibangun dibawah Jalan Asia-Afrika, Kiaracondong ke Andir. Pengangkutan selanjutnya ke arah Timur, jalanan Kereta Api yang ada dimanfaatkan sampai ke Cicalengka. Arah Barat ke Cimahi dengan Bis Listrik. Dibangun stasiun dibawah tanah dimana jalur Utara-Selatan dan jalur Timur-Barat berpotongan. Pindah dari Bis Utara-Selatan ke Bis Timur-Barat tidak dikenakan biaya tambahan. Terowongan dalam tanah ini dibangun sedemikian rupa, dua terowongan yang ditumpuk dua. Terowongn bagian atas dipakai untuk "Jalur Bis Dua Arah", terowongan dibawahnya dibagi dua. Yang satu sebagai penadah air hujan, dan yang lainnya sebagai penadah air limbah dari rumah. Sebahagian besar dari terowongan ini dipakai sebagai Penadah air hujan sebagai "reservoir" airnya dipakai untuk keperluan Pemadam Kebakaran dan penyemprotan jalanan dimusim kemarau serta menyirami pohon-pohon dan tanaman lain dipinggir jalan. Bila air hujan melebihi daya tampung, air hujan dibuang ke Cikapundung. Air limbah rumah langsung dibuang ke Cikapundung. Dengan kemajuan teknologi, dapat saja terowongan penampungan air hujan dan air limbah rumah dibuat dari re-enforced plastik, ferro cement atau bahan plastik lainnya. Dikemudian hari, air hujan yang ditampung dapat diolah untuk air minum. Kembali ke "pemikiran dasar" bahwa proyek dengan biaya besar harus ada dampaknya yang positip kepada penduduk. Selokan-selokan terbuka akan lenyap, mengingat ada jalan keluarnya dengan menyalurkan air selokan-selokan ini ke terowongan penampungan didalam tanah melalui sistim riool.

Mengingat terowongan ini untuk dipakai sebagai jalur Bis, dikarenakan berat Bis yang jauh lebih ringan dibandingkan dengan kereta api, pengiritan dalam pembangunan awal dapat dicapai dengan menghemat semen dan besi beton. Dengan sendirinya waktu yang diperlukan dalam membangun terwongan ini dapat dipersingkat.

Rute-rute lainnya menuju ke/dari stasiun-stasiun Jalur Utara-Selatan dan Jalur Timur-Barat dipakai Bis Mini dengan motor listrik.

Landasan berpikir dalam usaha Pengangkutan Penumpang dalam kota adalah sebagai berikut:
Pengangkutan Penumpang Dalam Kota, bukan saja mengangkut penumpang dalam jumlah besar dalam sekali angkut (Mass Transit), tetapi pengangkutan penumpang dimana alat pengangkutnya tiba dan berangkat dari satu stasiun tepat dengan jadwalnya dan frekuensi kedatangan disetiap stasiun itu lebih sering.

Jikalau kemampuan pengangkutan umum itu untuk mengangkut penumpang tidak banyak, namun kedatangan dan keberangkatan alat pengangkutan lebih sering, bagi penumpang tidak akan menjadi persoalan besar. Dengan arti kata lain, alat pengangkutan penumpang itu tidak perlu mampu mengangkut penumpang dalam jumlah besar dalam sekali jalan. Jalan lain untuk mengurangi kepadatan penumpang didalam gerbong, jam-jam buka kantor diatur sedemikian rupa sebahagian buka lebih cepat dan sebahagian lainnya buka kantornya lebih lambat.

Kita jangan mencoba untuk memperbandingkan Pengangkutan Penumpang Dalam Kota dengan di Kota-kota lain di dunia untuk diterapkan di dalam negeri. Pertama daya beli rakyat kita jauh dibawah daya beli masyarakt di kota lain di dunia. Berarti harga karcis harus murah. Di New York City, USA, dimana jaringan pengangkutan penumpangnya dalam kota adalah yang terbaik didunia, dilihat dari segi luas daya jangkauannya. Dengan mengoperasikan kombinasi Kereta Api Dalam Tanah, Kereta Api jalan layang dan Bis-bis kotanya, pemasukkan dari harga karcis hanya mencapai 47% dari ongkos-ongkos pengoperasiannya. Ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya, seperti Paris, London dan Mexico City.

Harga karcis di NYC adalah $ 2.25, minimum upah kerja adalah $7.15 perjamnya. Satu hari bekerja selama 8 jam setelah dipotong pajak penghasilan menghasilkan $ 48. Ongkos angkutan ke dan dari tempat bekerja adalah $ 4.50 per hari. Kotapraja rugi dalam pengoperasian pengangkutan penumpang dalam kota, namun memberikan kelonggaran untuk warganya mencari nafkah dengan memberikan harga karcis yang murah, sehingga jarak dari rumah ketempat bekerja tidak menjadi persoalan. Tetapi dengan lebih banyak warganya bekerja berarti lebih banyak pemasukkan Kotapraja dari pajak penghasilan, pajak penjualan.

Kebiasaan dan kebutuhan penduduk setempat berbeda-beda. Sebagai contoh untuk memenuhi kebutuhan penduduk dalam berdagang keliling, umpamanya, Bis-Bis pengangkutan penumpang dalam kota dapat saja dipasangkan gandengan gerbong terbuka atau gerbong-gerbongnya dimana kursi-kursinya dapat dilipat, dalam waktu-waktu tertentu. Gerbong ini diperuntukkan bagi para pedagang keliling membawa barang dagangannya beserta perlengkapan alat-alat jualannya. Mungkin ini adalah salah satu usaha mengurangi kepadatan kendaran speda motor di jalanan. Melihat akan adanya "perlakuan istimewa" ini akan merangsang para warga lainnya untuk ikut berusaha dengan berjualan keliling. Kembali ke pemikiran "proyek dengan biaya besar" harus ada dampak positip kepada penduduk setempat.

Semua Bis-bis apakah yang menjalani trayek diatas tanah, dibawah tanah dan dijalan diusahakan dari jenis yang sama. Terutama mesin-mesin penggeraknya serta suku cadangnya. Ini adalah perlu dalam usaha menekan ongkos pengoperasiannya sehari-hari dan menekan seminim mungkin jumlah Bis-bis yang tidak jalan karena perlu perbaikan.

Alat penggerak gerbong-gerbong berupa Bis ini adalah motor listrik. Listrik yang dipakai untuk memutarkan motor listrik ini diambil dari seperangkat batre yang disimpan didalam badan Bis. Setiap gerbong Bis dilengkapi dengan dua perangkat batre. Perangkat yang satu untuk memutarkan motor listrik, perangkat yang kedua diisi batrenya dengan listrik yang diambil dari generator di setiap stasiun melaui kawat yang dipasang diatas langit-langit terowongan. Dengan demikian setiap gerbong Bis selalu mempunyai sumber listrik dari batre yang diisi penuh.


MangSi nyc 11/21/12


Global Warming, Sebuah Anekdot

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan kepada seluruh negara-negara anggotanya agar lebih memperhatikan dengan seksama akan tanda-tanda bahwa di Planet yang kita huni ini makin lama makin terasa panas (Global Warming) disebabkan oleh berbagai-bagai akibat dari kemajuan industri. Peringatan ini khususnya adalah mengenai sungai-sungai besar maupun kecil di dunia ini, untuk memelihara "Hulu Sungai" atau "mata air" di pegunungan agar tetap mengalirkan air untuk keperluan hidup manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan di Planet ini dimasa yang akan datang. Diusahakan agar penanaman pepohonan di hutan-hutan maupun dikota-kota di galakkan. Terutama hutan-hutan dimana ada mata-airnya untuk dilindungi jangan sampai dijarah penduduk.

Pikiran saya melayang-layang membayangkan bagaimana kalau "mata air" sungai-sungai itu berhenti mengalirkan air. Saya membayangkan bagaiman kalau "Cikapundung" di kota Bandung itu kering sama sekali. Barangkali 20 - 30 tahun yang akan datang, saya akan bingung melihat Cikapundung mulai dari Babakan Siliwangi sampai ke Pasirmalang, ternyata sekarang diatasnya dipakai untuk jalurlayang Bus Kota Bertenaga Listrik serta dibawahnya sepanjangnya ternyata sudah, menjadi "Mall". Malah dikatakan bahwa Mall diatas bekas Cikapundung ini merupakan Mall yang terpanjang sedunia. Segala macam barang dijual dengan harga miring, merupakan tempat berbelanja para turis, turis lokal maupun dari Luar Negeri. Diantara toko-toko terselip warteg, restoran dari berbagai makanan se-Nusantara malah ditemukan juga restoran menjual makanan orang bule seperti Pizza, Pasta, steak dan berbagai macam sandwiches.

Dalam perjalanan dari Bandara ke rumah Paman saya, saya bertanya kepada supir taksi, yang mana kendaraanya mobil hybrid rakitan dalam negeri:" Mang, apa Cikapundung saja yang mengering "

Jawab supir taksi: " Ooh, tidak Pak, hampir semua sungai di Jabar sudah ganti nama, kata "Ci"-nya sudah menghilang". Kata "Ci" dalam bahasa Sunda artinya "air". Kemudian saya meneruskan pembicaraan:" Kalau begitu Cibatu tinggal batunya saja sekarang ini'

Jawab supir:" Oh iya Pak, batunya banyak sekali bertebaran sepanjang jalan, diselokan, dikebon dan disawah-sawah. Saking banyak susah kalau berjalan kaki, harus bawa linggis untuk menyingkirkan agar dapat melangkah"

Saya menjawab:" Wah membuat banyak orang susah hidup kalau begitu"

Jawab supir:" Tidak semuanya Pak, malah ada yang makmur"

Supir melanjutkan pembicaraanya:" Di Desa Cibangkong, malah penduduk disana kaya-kaya, Bangkongnya (Katak) banyak sekali dimana-mana sampai di atap rumah, sekarang diekspor ke Hongkong dan Taiwan"

Saya menjawab:" Wah hebat juga yah"

Supir meneruskan ceritanya:" Itu belum apa-apa Pak, di Ciranjang, wah.... ranjang dimana-mana Pak, kolam ikan penuh dengan ranjang, dibelakang rumah banyak ranjang, pantesan di Desa itu KB tak berjalan dengan baik"

Saya bertanya:" Kalau di Ciamis bagaimana"

Supir menjawab:" Ci-nya hilang tinggal amisnya(manisnya) doang Pak, wah mojang-mojang disana manis-manis Pak kalau ketawa atau mesem"

Si Supir meneruskan:" Yang repot di Desa Cibiru, Pak, penduduk disana pada babak belur Pak, sepertinya dipukulin sama bambu. Badanya biru-biru semua" Saya bertanya lagi:" Kalau di Cihideung (Hitam) bagaimana "

Supir menjawab:" Wah tak usah kesana Pak, penduduknya sekarang imigran dari Afrika Pak". Saya menjawab:" ooh begitu"

Supir kembali bertanya :" Bapak asal dari mana Pak,"

Saya menjawab:" Asal dari Desa Cibubur, sudah 50 tahun lebih tidak pulang"

Supir menjawab setelah menoleh kepada saya :" Wah cocok sekali Pak, Ci-nya sudah hilang sekarang tinggal buburnya doang. sekarang tempat tinggal pensiunan dan kakek/nenek jompo. Mereka makannya, pagi bubur kacang ijo, siang bubur ayam, malem bubur ketan" Saya termenung, apa sudah kelihatan begitu tua saya ini ?

Supir bertanya: " Dimana berhentinya di Jalan Cimanuknya Pak"

Saya menjawab:" Itu nomer sepuluh".

Masih juga sang supir berkomentar:" Untung Bapak tinggal di "Jalan" Cimanuk bukannya di desa Cimanuk. Engga ada Ci-nya tapi manuknya yaah banyaknya luar biasa. Malah suka bertengger di pundak. Kalau kebetulan bertengger di kepala, orang pada ketawa...Si Bapak manuknya di kepala!!"

Tersentak dari lamunan, lantas melangkah ke dapur meyeduh kopi. Sambil duduk menikmati kopi, bulu kuduk berdiri, ingat kalau kejadian semua sungai di Jabar hilang "Ci"-nya. Cijantung tak ada Ci-nya, tinggal jantung bergelantungan, Cilandak tak ada "Ci"-nya, penuh dengan landak. Minum kopi tak ada "Ci"nya, menyeruput bubuk kopi namanya. Ayo kita galakkan menanam sejuta pohon !

===mangSi102211==


Mass Transit Bandung

Rp. 4 trilyun untuk Monorail di Bandung.

Sebagai kota besar dengan penduduk 4 juta serta jalan-jalan yang tidak pernah mengalami perlebaran serta jumlah bermacam-macam kendaraaan yang berada dijalanan, adalah wajar untuk memperkenalkan suatu sistim pengangkutan umum yang cepat, dapat mengangkut penumpang dengan jumlah besar, murah dan nyaman.

Pertama-tama harus di-ingat dan dimengerti bahwa pengangkutan umum dikota-kota besar di dunia dimana saja tidak sekali lagi tidak untuk mengejar keuntungan. Tersedianya pengangkutan umum ini adalah lain tidak untuk kesejahteraan penduduk kota itu sebagai imbalan balik dari Pemerintah setempat. Dengan arti kata lain subsidi pemerintah sangat diperlukan. Apakah subsidi itu sewaktru pembangunan awal ataupun subsidi dalam pengoperasiannya.

Kemudian pertanyaan berikutnya, jenis pengangkutan umum apa kiranya yang cocok untuk di bangun. Apakah pengangkutan umum didalam tanah atau dipermukaan. Kalau ditentukan suatu sistim pengangkutan didalam tanah, apakah itu berupa kereta api ? Memang bila dipakai kereta api dengan beberapa gerbong, dapat mengangkut jumlah penumpang yang banyak dalam sekali jalan. Kenyataannya bahwa dengan memakai kereta api listrik umpamanya, ongkosnya sangat mahal. Kereta api listrik memerlukan rel besibaja, kemudian balok-balok kayu sebagai bantalan rel, rel "ketiga" untuk menyalurkan listrik tegangan tinggi sebagai sumber tenaga penggerak kereta api. Karena listrik yang diperlukan adalah listrik tegangan tinggi, diperlukan "sub-station listrik" untuk menurunkan tegangan tinggi itu agar dapat dipakai sebagai tenaga penggerak kereta api. Diperlukan "sub-station-listrik" dalam jarak-jarak tertentu. Dan tentunya diperlukan Pembangkit Tenaga Listrik untuk keperluan Tegangan Tinggi yang diperlukan oleh Kereta Api ini. Untuk mendapatkan tenaga dorong awal bagi kereta api listrik ini, saat maju dari berhenti di stasiun untuk meluncur maju, diperlukan motor listrik bertenaga besar dan motor llistrik yang memakai aliran listrik DC. Karena dalam menyalurkan listrik DC, kehilangan tegangan dari PTL sampai ke pemakaian di "rel ketiga" kereta api sangat besar, oleh karena itu diperlukan listrik dengan Tegangan Tinggi.

Mahalnya pembangunan Mass Rapid Transit memakai kereta api listrik, apakah didalam tanah atau dipermukaan adalah banyak peralatan yang diperlukan dalam pengoperasiannya. Seperti Pembangkit Tenaga Listrik Tegangan Tinggi, penyaluran listrik tenaga tinggi ini, menurunkan Listrik Tegangan Tinggi ini dalam jarak-jarak tertentu sepanjang route Kereta Api Listrik itu, tentu relnya yang terbuat dari besi-baja serta bantalan-bantalannya. Dan tentunya gerbong-gerbongnya dimana setiap gerbong paling sedikit diperlukan dua motor listrik sebagai penggerak gerbong itu.

Bagaiman kalau sebagai landasan berpikir dalam Pengangkutan Umum di Kota ini kita pakai sebagai berikut: "Pengangkutan umum bukan saja mengangkut penumpang dalam jumlah besar dalam sekali angkut tetapi suatu pengangkutan penumpang dimana alat pengangkutnya itu tiba dan berangkat dari satu stasion tepat dengan jadwal dan frekwensi kedatanganya disetiap setasiun itu lebih sering"

Jikalau kemampuan pengangkutan umum itu untuk mengangkut penumpang tidak banyak, namun kedatangan pengangkutan umum berikutnya tidak lama, bagi penumpang tidak akan menjadi persoalan besar, asal ada yang mengangkut dan dapat berdiri atau duduk dengan nyaman. Dengan arti kata lain, alat pengangkutan umum itu tidak perlu mampu mengangkut penumpang dalam jumlah besar. Sekali berangkat mengangkut seribu penumpang, tetapi menunggu kedatangan alat pengangkut berikutnya setengah jam, apakah lebih baik dengan alat pengangkutan yang daya angkutnya lebih kecil tetapi kedatangan alat pengangkut berikutnya setiap 5 menit, umpamanya. Jadi pengangkutan umum (Mass Rapid Transit) itu tidak perlu kereta api listrik bergerbong-gerbong. Kalau tidak perlu kereta api listrik, berarti tidak perlu rel-rel, tidak perlu bantalan-bantalannya, tak perlu rel ketiga sebagai penyalur tegangan listrik, tidak perlu sub-station-listrik dalam jumlah banyak, tidak perlu Pembangkut Tenaga Listrik. Berarti mengurangi ongkos pembangunan awal. Mungkin dari Rp.4 milyar ongkos pembangunan Monorail itu dapat diturunkan dengan drastis.

Timbul pemikiran akan suatu sistim pengangkutan umum selain kereta api listrik, kalaupun tenaga penggeraknya listrik, tetapi tidak memerlukan Listrik Tegangan Tinggi serta Pembangkit Tenaga Listriknya, dan tentunya peralatan lainnya. Apakah itu sistim pengangkutan umum dibawah tanah atau diatas tanah berupa monorail.

Pengangkutan umum di Kota Bandung dapat berupa kombinasi antara Pengangkutan Umum di bawah tanah, diatas tanah berupa monorail dan bus-bus kota yang ukurannya disesuaikan denagn keadaan fisik jalanan. Keperluan bus-bus ini adalah dalam pengangkutan penumpang ke/dari stasiun Pengangkutan Umum di bawah tanah atau monorail.

Pengangkutan umum dibawah tanah dapat dibangun sepanjang jalan Raya yang membelah kota Bandung dari Barat sampai ke timur (Cimahi= Rancaekek). Dengan membuat terowongan dari besi beton bertingkat. Terowongan beton yang dibawah dipakai sebagai penampung limbah dari rumah-rumah dan air hujan. Kemudian dibuang ke Cikapundung. Bagian atas adalah terowongan untuk Pengangkutan Umum. Terowongan ini merupakan jalan dua arah bagi alat pengangkutan umum. Dikedua jalur ini dibangun "alat pengarah" dari beton seperrti monorail.

Dengan kemajuan teknologi dapat saja dipikirkan membangun Bus dengan badan dari bahan yang ringan berupa fiberglass, re-enforced plastics, ferro-cement atau bahan plastik lainnya. Dikarenakan berat Bus yang ringan memungkinkan dipasang tenaga penggerak ukuran kecil dan murah. Berarti dapat dipasang motor listrik yang tidak mahal. Tenaga listrik untuk memutarkan motor listrik ini dapat dipakai seperangkat batre. Batre-batre diisi dengan memakai Tenaga Surya. Setiap setasiun, atapnya dipasang Solar Panel untuk mengisi perangkat batre, listrik dari batre ini disalurkan melalui kawat dilangit-langit terowongan, melalui kabel listrik seperti Tram listrik memutarkan motor listrik untuk menggerakkan Bus listrik.

    • Bus Listrik Batre Satu
    • Bus Listrik  Batre
    • Bus Litrik Batre Dua
  • Previous
  • Next

Untuk pengiritan dalam pengadaan tenaga listrik, setiap stasiun menjadi penyalur tenaga listrik dari perangkat batrenya untuk memutarkan motor listrik yang dipasang disetiap Bus ini hanya untuk jarak tertentu. Dan untuk jarak selanjutnya tenaga listrik dari stasiun berikutnya menjadi penyalur listrik dan penggerak motor listrik dari Bus ini.

Dengan demikian perangkat batre disetiap stasiun tidak perlu besar dan tidak memerlukan ruangan yang luas.

Dengan badan Bus yang ringan, serta kemampuan yang tidak besar dalam menampung penumpang, konstruksi terowongan beton tidak diperlukan dibangun dengan daya tahan yang besar untuk menyanggah berat alat pengangkutan umum beserta penumpangnya. Pengiritan dari besi bertulang dan semen dapat dicapai serta waktu pembangunannya dapat dipercepat. Berarti menurunkan ongkos pembangunan.

Tempat duduk penumpang didalam Bus terdiri dua tingkat. Tingkat atas hanya tempat untuk duduk, bagian bawah kombinasi tempat duduk dan tempat berdiri. Agar selalu tersedia udara segar didalam terowongan, dibangun menara angin untuk menghembuskan udara segar kedalam terowongan. Menara ini berupa pohon kelapa atau pohon pinang buatan. Tangkai dan daun-daunnya adalah keping-keping Solar Cell untuk mengisi batre dimana listriknya memutarkan motor listrik menghembuskan udara segar melalui badan pohon tiruan ini kedalam terowongan.

Jalur pengangkutan umum arah Utara - Selatan berupa bangunan beton diatas tanah sebagai jalur dua arah bus-bus listrik. Ditengah kedua jalur ini dbangun rel tegak lurus dari beton sebagai alat pengarah jalannya Bus, seperti monorail. Karena Bus-Bus ini berjalan diatas tanah, atap dari Bus-Bus ini dipasang keping-keping Solar Cell dari Solar Cell ini listriknya langsung mengisi batre dan batre langsung memutarkan motor listrik sebagai tenaga penggerak. Tidak perlu jaringan kawat penyalur tenaga listrik, tidak perlu ada penyimpanan batre di tiap perhentian Bus ini. Perangkat batre didalam Bus ini berupa satu unit yang dapat dipindahkan dan diganti dengan perangkat batre yang baru diisi dalam waktu singkat pada tempat pemberhentian Bus tertentu sepanjang route Bus ini. Usaha dalam pencegahan Bus mogok ditengah jalan karena batre mati. Umpamanya dalam keadaan hari yang mendung atau hujan.

Semua kendaraan Bus pengangkutan umum ini terdiri dari satu jenis. apakah yang didalam tanah, diatas tanah dengan sistim monorail atau diatas jalanan. Dengan demikian terutama motor listriknya adalah dari ukuran dan kekuatan yang sama serta suku cadang yang sama pula. Demikian pula ukuran ban, remnya dan lain-lainya.

Jalur Pengangkutan Umum diatas tanah sistim monorail dengan Bus lsitrik sebagai alat pengangkutnya, dibangun bangunan besi beton bertulang sepanjang sungai Cikapundung mulai dari Utara sampai ke perbatasan kota Bandung di Selatan. Ada bagian dari Cikapundung yang terbuka, saparuh terbuka dan tertutup sama sekali dimana diatasnya dipakai sebagai jalur monorail Bus Listrik. Dari jalan Dalem Kaum terus keselatan, pinggiran Cikapundung ini dibangun besi beton, mencegah banjir dan mencegah tanah longsor. Dalam waktu-waktu tertentu dasar dari Cikapundung ini dikeruk untuk memperdalam serta menambah kemampuan untuk menampung air terutama di musim hujan.

Dikemudian hari, dari titik paling akhir di Selatan dibangun jalur monorail diatas tanah yang menghubungkan ke Rancaekek dan ke Barat ke Cimahi.

===mangSi 09010/11===


Walungan Cikapundung di Bandung

    • Sungai Cikapundung
Sungai Cikapundung terjepit di antara pemukiman yang padat. Mungkin juga kumuh. Sungai dekat perumahan sering mengalami pendangkalan karena aktivitas membuat sampah, memancing, MCK, dll dari warga setempat. Yang ujung2-nya mendatangkan air bah/ banjir, karena daya tampungnya menjadi berkurang. Apalagi curah hujan akibat pemanasan global makin besar dari hari ke hari. Jika akan dijadikan ikon seperti Venesia, pekerjaan raksasa harus dilakukan oleh para pemangku kepentingan. Mulai dari penertiban di bantaran sungai.

(Redaksi NP, Sumber : http://anisavitri.wordpress.com/2010/01/19/rp-500-milyar-biaya-monorel-sungai-cikapundung-akan-direvitalisasi/)


Ayana walungan Cikapundung di Bandung, tangtuna ku nu ngabukbak leuweung jeung ngajadikeun lahan bakal dicicingan ku jelema, geus ningali yen walungan ieu tah penting pisan jang Kota Bandung.

Ayeuna ngan kudu jadi pikiraneun urang kumaha sangkan ayana Walungan Cikapundung ieu teh bener-bener gede kagunaana jang balarea. Nya tangtungna ka Warga Kota Bandung.

Naha dipikiran Cikapundung teh rek dijadikeun "reservoir" jang wadah cihujan sangkan Kota Bandung pangpangan nu di kidul teu kabanjiran. Oge ieu "reservoir" caina bisa dipake mun keur musin halodo. Nya jang naon wae., ngumpulkeun cai jang kaperluan Pemadam Kebakaran atawa caina dipake jang ngabaseuhan jalan-jalan ngarah teu teu panas teuing mun beurang-beurang. Oge mun aya angin ngagelebug, ngurangan kebul. Caina disemprotkeun tina truk.

Atawa mun rek dipake jang "penampungan air limbah penduduk" (sewer system), supaya "kotoran"-na namper kahandap, nya dijieun "pintu-pintu air" ditempat-tempat sapanjang walungan jiga balong. Nya balong-balong ieu dikeruk sataun sakali samemeh musim hujan. Sangkan leuwih jero jadi "kapasitas penampungan"na oge leuwih gede. Meureun ku dikerukna balong-balong ieu meunang disebutkeun "penjegahan banjir". Disisi balong dijieun WC umum, ditutup luhurna.

Kumaha eta miceunan anu "koneng-koneng ngambang" ? Nya eta balong dipelakan lauk emas. Disadiakeun tempat jang nguseup, dikontrakeun ku Pemda ka pausahaan. Aya tempat khusus jang barudak teu kudu mayar. Keun sina anteng nguseup tibatan ulin di jalanan atawa minuhan Mall. Oge teu salah mun eta "balong-balong" dipelakkan eceng gondok. Beukirea eceng gondokna leuwih hade. Nya ngurangan kokotor, boa mun nepi ka Pasirmalang caina geus rada herangan. Atawa leuwih jauh deui, ngarah leuwih rea eceng gondokna. Boa meureun sugan we caina bisa disaring deui jeung dibersihan make obat-obatan, sugan kapake jadi "ciherang". Tapi kudu diinumna mun geus jadi ci asak tiis tina kendi.

Oge "pintu=pintu air" ieu nahan runtah-runtah bangsana plastik kaleng jeung nu laenna. Oge ieu bisa dikontrakeun ka pausahaan, panghasilan anyar jang Pemda.

Oge Cikapundung bisa dijieun "penampungan air hujan". Tangtuna kudu diwangun riool-riool sapanjang jalan. Riool-riool ieu ukuranna kudu gede.sababna dipake jang miceun "air limbah penduduk" jeung cihujan nu dipiceun ka Cikapundnung. Cihujan salain aya jalana jang dipiceun ka Cikapundung, oge ngerok runtah-runtah sesa-sesa "air limbah penduduk" sakalian dipiceun ka Cikapundnung.

Jadi urang ulah nyalahkeun "Alam" ku ayana banjir cihujan. Cihujan teu kudu diatur ku manusa, cihujan kumanehna sorangan neangan lahan nu leuwih handap. Jadi kahiji nyieun jalan sangkan cihujan aya jalana pindah ti nu luhur kanu handap. Mun dibere jalan nu euweuh halangannana caina ngocor gede, sapanjang jalana cihujan moal aya banjir. Mun geus nepi ka tempat nu panghandapna nya ngumpul. Mimiti jadi balong leutik terus ngagedean da caina nambahan tea, jadi leuwih gede terus we jadi banjir. Jadi mun aya wadah nu cukup gede sangkan cihujan teu kaluar tina wadahna tea, moal aya banjir. Boa muereun eta "wadah" teh kudu dijeroan sawaktu-waktu sangkan kapasitasna ngadean. Atawa meureun dibor disabaraha tempat di "wadah" eta atawa balong-balong di "Pintu air" , nyieun jalan jang cihujan balik ka jero taneuh.

Ku ayana ITB jeung Universita teknik laenna di Bandung, Cikapundung oge bisa dijadikeun "laboratorium" atawa paranti nyoba teori-teori "Penanggulangan Banjir" jeung "Penaggulangan Tanah Longsor". Sugan jeung sugan, Menristek ngirim ahli-ahli jeung danana jang usaha ieu.

Sugan wae teori ieu bisa nambahan waktu nu leuwih panjang deui samemeh Cikapundung saat. Ayeuna we pedah aya Cikapundung, cenah mah urang Sunda mah sok gampang pundungan. Komo deui mun caina geus saat, jadi ngan Pundung na nu tinggaleun Urang Sunda beuki teu kaopan nya beuki pundung.

nyc 02/17/08
MangSi