وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Apakah rekan-rekan tahu, di Kelurahan tempat tinggal Anda, RT mana saja yang rawan banjir ? jika belum tahu, cobalah jalan-jalan ke kantor kelurahan, dan carilah informasinya disana ..
Jika sudah dapat, ini jadi dapat salah satu bahan perbincangan yg menarik selepas shalat berjamaah di musholla :)
- Redaksi NP
Sekarang ini banjir karena hujan disetiap daerah terutama di Pulau Jawa, menjadi berita utama di setiap Koran. Apakah ini karena pertumbuhan kota ? Harus dimengerti bahwa dengan di Negara Yang Berkembang hal ini akan terjadi. Yang menentukan hanyalah waktu.
Kalau banjir ini disebabkan oleh karena pertumbuhan kota, tentunya jauh-jauh sebelumnya dapat dipikirkan cara-cara menanggulanginya. Kalau pertumbuhan kota ini dengan membangun rumah-rumah maupun gedung kantor-kantor yang tidak teratur menjadi sebabnya, sebetulnya bukan alasan yang kuat untuk menyebabkan banjir karena hujan.
Hujan walaupun bagaimana lebatnya, airnya akan mengalir ketempat yang terendah Tanpa diatur air hujan akan mengalir sendiri. Jadi untuk menanggulangi banjir karena hujan, harus diberikan jalan bagi air hujan untuk mengalir tanpa rintangan dan pada titik terendah disediakan tempat untuk menampung air itu.
Di Jakarta, titik yang terendah adalah permukaan air di Banjir Kanal. Dengan arti kata lain, tempat untuk menampung air hujan dengan titik terendah sudah tersedia. Sekarang bagaimana caranya agar air hujan agar mengalir dengan gampang ke Banjir Kanal ini. Juga dijaga bagaimana agar permukaan air di Banjir Kanal ini tetap rendah.
Untuk menjamin kemampuan Banjir Kanal dalam menampung air hujan, dasar Banjir Kanal harus dikeruk dalam waktu-waktu tertentu secara teratur. Lumpur dari dasar Banjir Kanal ini ditumpuk keatas tanggul. Untuk memperbesar volume penampungan lumpur dari dasar Banjir Kanal ini, dibangun tembok yang tegak lurus dari sisi tanah yang menyentuh air. Karena tanggul yang sekarang ini dibeberapa tempat merupakan seperti huruf "V".
Cara lain, ialah permukaan tanggul ini dibangun seperti teras-teras sawah di Pulau Bali. Dengan cara ini, mencegah longsor, menambah jumlah kemampuan untuk menampung lumpur diatas tanggul. Keuntungan lain, Pemda dapat menyewakan tanggul-tanggul ini kepada perusahaan swasta untuk ditanami sayuran seperti Bayam. Atau dianjurkan anggota RW/RT setempat untuk mengolahnya dengan menanam bayam dengan dibentuk koperasi. Usaha ini akan menyerap tenaga kerja. Kalau lahan ini dikelola oleh swasta diprioritaskan untuk dipekerjakan ialah orang-orang yang bertempat tinggal di RT/RW itu.
Dibeberapa tempat tertentu, lahan yang paling tinggi dari tanggul ini diratakan sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan penduduk setempat sebagai tempat rekreasi.. Pemda membangun "Taman" Bunga serta tanaman hias lainnya dan alat-alat permainan bagi anak-anak. Tanahnya ditembok agar dapat dipakai sebagai tempat bermain bola basket. Dibangun tembok untuk anak-anak bermain bola tenis. Pada malam hari dengan memakai GenSet, sebagai lapangan badminton. Anggota RT/RW dimana Taman itu berada diberikan tanggung jawab dalam mengurus Taman ini. Diundang perusahaan-perusahaan untuk ikut menyumbang dalam pembangunan taman ini.
Sejalan dengan usaha memperdalam Banjir Kanal ini, pembangunan "selokan" dibawah tanah harus dimulai. Pembangunan selokan dibawah tanah selain untuk pembuangan air hujan, juga untuk pembuangan air limbah dari rumah-rumah. Dengan demikian "selokan terbuka" akan lenyap dan kesehatan penduduk akan naik karenanya.
Meperdalam Banjir Kanal, Kali Ancol, Gunung Sahari, Cideng dan kali-kali lainnya. Dalam jarak-jarak tertentu dibangun "Pintu-pintu Air". Ini dperlukan agar permukaan air di antara pintu-pintu air ini tetap dalam ketinggian tertentu. Bila permukaan air naik, pintu air dibuka sampai mencapai permukaan yang dianggap aman.
Di Muara Kali Ancol dibangun waduk, air dari waduk ini dipompa kelaut. Diusahakan agar permukaan air di waduk ini selalu lebih rendah dari permukaan air di Kali Ancol. Dengan demikian air di Banjir Kanal, Kali Ancol dan Kali-kali lainnya akan tetap mengalir menuju Waduk ini.
Air diantara pintu-pintu air ini dipakai untuk usaha-usaha memadamkan kebakaran. Dalam jarak-jarak tertentu dari Banjir Kanal dan kali-kali lainnya ini dibangun "kran-kran" air untuk dihubungkan dengan pompa air di atas truk Pemadam Kebakaran. Dapat juga kran-kran air mengisi truk-truk tanki dimana airnya disemburkan disiang hari untuk membasahi jalanan agar tidak berdebu. Kran-kran dibangun diseberang jalan dari tanggul-tanggul, dengan demikian dapat dipakai sebagai air untuk menyiram tanaman didepan rumah-rumah. Ini merupakan keuntungan lain yang dapat dimanfaatkan dalam usaha penghijauan kota. Karena air yang dipakai untuk menyirami tanaman ini adalah air kali, pendudukpun tak akan segan-segan menyirami tanaman atau pohon-pohonnya.
Dibangun tabung air yang kedap udara di dalam tanah yang disambungkan kekran-kran ini. Secara bertahap tabung air Pemadam Kebakaran disambung-sambung sampai masuk kedalam permukiman penduduk. Karena masuk gang, kemungkinan besar truck pompa air dari Pemadam Kebakaran, tidak dapat masuk kedalam gang ini. Portable Gasoline Engine Pump dibawa masuk dan ditarik oleh Para Anggota Pemadam Kebakaran, dan dipasang di kran-kran yang ada sepanjang gang itu. Untuk mendapat tekanan air yang lebih besar, truck diperlengkapi dengan pompa bertenaga besar, menyedot air dari Banjir Kanal kemudian mengisi tabung-tabung kedap udara dalam tanah yang dipasang di gang-gang itu. Ini dperlukan kalau rumah yang terbakar itu letaknya agak jauh dari gang.