وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Berdasarkan data statistik, jumlah KK (Kepala Keluarga) di Kecamatan Pasar Rebo adalah 32.030 KK. Jika masing-masing KK memiliki rumah dan septic tank nya masing-masing, dengan asumsi ukuran septic tank nya 2x1x1.5m, maka terdapat sesuatu yang sebenarnya menjadi 'rahmat' bagi kita semua sebanyak 96.090 m3
Mengapa Rahmat .. ? Karena 96.090 m3 itu dapat diolah menjadi sumber energi terbarukan ataupun pakan Ikan Mas ... :) (bayangkan pacilingan diatas balong yang penuh dengan Ikan Mas dengan sirkulasi yang lancar.
Bagaimana upaya menaikkan 'nilai' 96.090 m3 dapat terwujud ? Ya tentu saja, dengan Ilmu! [1]
Semoga sepetik surat cinta dari Sang Maha Pemilik Ilmu berikut, dapat memecut semangat kita dalam menuntut ilmu :
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujadilah: 11)
Redaksi NP
Apapun namanya, toilet, W.C., kakus,jamban, pangisingan, sebahagian besar dari kita-kita ini, terutama di kota-kota besar, menganggap W.C., itu sudah merupakan hal yang lumrah. Tetapi banyak tempat di bumi ini, dimana tidak tersedianya pembuangan kotoran manusia bukan saja merepotkan (menggali lubang kemudian ditutup dengan tanah galian) juga merupakan sarang penyakit penyebab sakit yang mematikan. Apabila kotoran manusia itu tidak dibuang dengan semestinya atau masuk selokan yang mampet atau kali yang penuh dengan sampah-sampah lainya sehingga kotoran itu tidak mencair, merupakan penyebab utama dari berbagai penyakit. Penyakit seperti, hepatitis, disentri, trachoma, tipes dan kolera. Menurut "World Health Organization" (WHO), Badan Kesehatan PBB, sejumlah 5 juta manusia terjangkit penyakit kolera.
W.C., apakah itu W.C., duduk atau jongkok, untuk membuang kotoran manusia itu sangat mahal, memerlukan air untuk membuangnya dari toilet, memerlukan air yang mengalir didalam riool didalam tanah, memerlukan tempat pembuanganya serta tempat pengolahannya. Juga usaha-usaha pengolahan kotoran manusia ini menjadi pupuk, tidak murah. Ini adalah penyebab utama bahwa dibagian dunia berkembang pembuangan kotoran manusia ini merupakan persoalan yang rumit.
Mr. Marc Deshusses, Insinyur dari Duke Iniversity bagian Pemeliharan Lingkungan, berhasil menciptakan peralatan yang sederhana dalam usaha pembuangan kotoran manusia dengan memakai bahan-bahan yang tersedia sehari-hari. Usaha ini adalah sebagai jalan keluar Negara Dunia Ketiga untuk menangani persoalan pembuangan kotoran manusia.
Menurut Deshusses, dengan ongkos kurang dari $100 USD, dan hanya memakan waktu sehari dalam pembuatannya, alat yang dirancangnya dapat mengolah kotoran manusia, tanpa tenaga listrik atau tenaga lainnya dapat memusnahkan bakteria yang ganas yang disebut "pathogens", penyebab cacat badaniah bayi yang baru dilahirkan.
Caranya adalah kotoran manusia dibuang dalam tabung tertutup. Kemudian dibuat sedemikian rupa didalam tabung itu tidak ada "oxygen", dengan demikian bakteria dapat memakan kotoran -kotoran itu. Sebagai hasil tambahan dari proses bakteria memakan kotoran itu, gas "methane" dihasilkan. Agar supaya gas "methane" itu tidak lepas ke udara, dibakar ditempat dan panas api itu mematikan bakteria-bakteria dan juga virus dari berbagai penyakit.
Mr. Deshusses juga menyarankan agar sampah-sampah lainnya juga dimasukkan dalam tabung kedap itu, terutama sampah-sampah makanan atau kotoran binatang untuk menambah jumlah kotoran untuk dimakan oleh bakteria dengan demikian menambah lebih banyak gas "methane" yang dihasilkan. Membakar gas "methane" yang banyak menjamin akan kemushnahan bakteria dan virus itu.
Sistim ini menurut Deshusses adalah sama dengan "septic tank" yang sangat lumrah dan banyak dipakai di kota-kota kecil. Namun, Deshusses melanjutkan bahwa sistim "Septic tank" dengan sengaja membuang gas "methane" ini keudara. Sebagaimana diketahui gas "methane" adalah termasuk gas yang menyebabkan "green house effects". Malah gas "methane" mempunyai kadar 25 kali lebih besar dibandingkan dengan gas carbon dioxide.
Deshusses melanjutkan bahwa dimana banyak negara-negara didunia ini yang tidak mempunyai cara-cara pembuangan limbah rumah-rumah, terutama kotoran manusia yang cukup memadai. Malah banyak di permukiman-permukiman manusia yang tidak mempunyainya sama sekali, dia merasa yakin bahwa cara-cara pembuangan dan pengolahan kotoran manusia dengan cara-cara yang dia sarankan itu akan mengurangi persoalan yang berkaitan dengan kesehatan penduduk. Dan dia percaya bahwa cara-cara pengolahan kotoran manusia dengan caranya itu akan membawa perubahan besar dalam usaha-usaha perlindungan lingkungan dan tentunya dalam usaha-usaha menaikkan kesehatan penduduk di negara-negara dunia ketiga.
Duke University mempunyai program kerja dan aktip diseluruh dunia terutama di Negara-negara Dunia Ketiga melalui organisasi yang menamakan dirinya "Engineers Without Border" (EWB), kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesai kira-kiranya.."Para Insinyur Tanpa ada Batas "
The Bill and Melinda Gates Foundation, Yayasan milik Bill Gates pencipta software komputer itu, bertujuan untuk membantu agar perorangan dapat diarahkan menuju hidup yang sehat serta hidup untuk menghasilkan sesuatu yang berguna untuknya dirinya.
Yayasan Bill dan Melinda Gates telah menyumbangkan dana sejumlah $ 100,000.- untuk penelitian lebih lanjut dan perkembangan selanjutnya dari usaha-usaha Deshusses ini dalam menanggulangi pembuangan kotoran manusia agar tidak membahayakan lingkungan dan sekali gus menaikkan kesehatan penduduk.
Menurut Deshusses, dia bersama kelompok para peneliti dari Universitas Duke, akan memakai dana sumbangan Biil and Melinda Gates Foundation ini untuk pengetesan secara intensif di laboratorium sebelum memproduksi "prototype" yang mana diperkirakan akan rampung 18 bulan dari sekarang. Apabila proyek ini berhasil, Debushess mengharap akan mengadakan coba uji di 5 negara di Negara Dunia Ketiga dengan pengarahan dari Gates Foundation.
Bill and Melinda Foundation dalam programnya "Grand Challenge Explorations" telah memberikan sumbangan dana sebanyak 110 kali kepada berbagai pihak pada tanggal 7 Nopember 2011. Dan salah satu tujuan utama adalah untuk "memikirkan, merancang dan membuat" W.C., Toilet, Kakus, Jamban, Pangisingan yang baru.
Dalam video-nya, semboyan yang dipakai oleh Gates Foundation, secata berkelakar "Reinventing the toilet--let get our sh*t together and do it"....Yes lets!" diterjemhakan secara bebas, kurang lebih adalah sbb...." Ciptakan kakus baru, ayo kita kumpulkan itu tahi-tahi yang keras, yang kuning, yang mencret .... Ayo!"...aje gile tai dikumpulin !
Alangkah baiknya kalau Pemerintah meminta Engineers Without Borders dari Duke University untuk Indonesia menjadi salah satu tempat "Uji coba" kakus ciptaan Deshusses. Dengan memberi dana kepada Univesitas dalam negeri untuk bergabung dengan EWB serta ikut berpartisipasi secara menyeluruh dalam usaha ini. Dengan begitu kita dapat mengambil manfaatnya serta menerapkan dikemudian hari di seluruh Nusantara.
Mudah-mudahan ini dapat menjadi Proyek bersama antara Pemeritah Pusat dan Pemda dalam waktu dekat. Kalau Anda membaca tulisan ini, harap untuk menyebar luaskan kepada kawan-kawan lainnya. Dan juga menulis surat kepada anggota DPRD maupun DPR untuk menyarankan agar dijadikan Proyek Nasional.
DPR adalah "Dewan Pelayan Rakyat", mari bersama-sama kita kembalikan posisi lembaga yang hormat ini ke jalurnya .., yaitu menjadi Pelayan Rakyat yang tulus, salah satunya adalah dengan menegur dengan bijaksana atau bahkan dengan memberi contoh kepada mereka..
Mari mulai dari diri sendiri.., jika sudah ajak teman, ajak tetangga, kemudian teman-teman dan tetangga-tetangga anda melakukan hal yang sama, nisca gelombang perubahan ke arah yang lebih baik akan bergema dengan keras di Bumi Pertiwi ini ...